RENUNGAN SINODE GPIBK EDISI III

COVER BUKU RENUNGAN EDISI III - READY

Tema      :  Awali  Hari  Dengan  Mengucap  Syukur

Bacaan   :  Lukas  21:34-22:1-2      

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

Umumnya kita sebagai orang tua ketika bangun pagi biasanya langsung   melakukan aktivitas. Khususnya bagi kaum ibu-ibu atau para kaum perempuan muda langsung melaksanakan aktivitas di dapur karena seluruh keluarga setiap pagi membutuhkan  sarapan sebelum pergi beraktivitas, apakah kekebun, kekantor, ke sekolah dan lain-lain. Bahkan ada yang masih pagi-pagi benar (subuh) sudah beraktivitas, apakah di dalam rumah  atau pergi ke kebun.  Kalau pergi ke kebun biasa dengan alasan cuaca masih sejuk dan dingin, belum ada terik matahari yang menyengat. Teringat akan nasihat orang-orangtua  katanya : “Kalau pagi-pagi usahakan jangan ayam yang terlebih dahulu turun dari tempat bertenggernya.  Usahakan harus kita yang lebih dahulu bangun agar rezeki tidak dipatuk ayam, masa kalah dengan ayam.”  (Bahasa Banggai :  “Kalu dodoasio kita komo bangun  loluk.  Nyai manuk komo lolukkio konda bangunan, naaki na ainyo do manuko na tukuke  konda rezeki.” Walaupun pada akhirnya kebiasaan setiap orang ketika bangun pagi berbeda-beda, ada yang masih subuh, atau mungkin ada yang sudah jam 7 atau jam 8. Hal ini  terserah bagaimana setiap orang dapat melakukannya asalkan diawali selalu dengan  pengucap syukur dan siap menjadi pembawa berkat.

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

 

Bacaan kita hari ini di minggu sengsara yang ke-VI mengisahkan tentang pengajaran Yesus bagi murid-muridNya dan orang banyak di Bait Allah.  Pengajaran Yesus  ini di laksanakan menjelang akhir hidupNya di dunia ini.  Karena itu Yesus mengingatkan agar  berjaga-jaga.  Inti pokok dari pengajaran Yesus bagi orang banyak dan muruid-murid pada  waktu itu adalah situasi yang terjadi menjelang akhir zaman dan apa yang harus di perbuat  oleh orang-orang percaya. Hari dan waktu akan kedatangan Anak Manusia tidak seorangpun  manusia yang mengetahuinya. Kerena itubagaimana sikap manusia dalam masa penantian  itu.  Lambat atau cepat peristiwa kedatangan Anak Manusia pasti akan terjadi dan itu hanya  Tuhan sendiri yang tahu akan waktu dan masanya.  Namun dalam masa penantian itu para  murid dan orang banyak yang mendengarkan pengajaran Yesus di ingatkan untuk tidak  terlena dengan kenikmatan dunia yang hanya terjadi  dalam  sesaat  tetapi  tidak  menjamin  kehidupan yang akan datang.  Kenikmatan dunia yang dimaksudkan adalah seperti pesta  pora dan kemabukan, serta kenikmatan duniawi yang sesaat karena Hari Tuhan itu di gambarkan sebagai suatu peristiwa yang dasyat (34). Hari Tuhan atau hari penghakiman  tidak akan pandang bulu tetapi akan menimpa semua penduduk bumi tanpa kecuali (35). Kerena itu para orang percaya diingatkan untuk berjaga-jaga dan berdoa supaya ketika hari  yang dasyat itu tiba, orang percaya dalam keadaan yang siap dan tenang serta kuat berdiri di hadapan Anak Manusia yang datang sebagai Hakim (36). Yesus mengetahui bahwa masa  hidupNya di dunia ini tidak lama lagi.  Karena itu Dia terus melakukan pengajaran dan  memberi penguatan bagi para pengikut-pengikutNya.  Namun Dia dan murid-muridNya butuh  istirahat pada malam hari.  Di Yerusalem, menjelang perayaan Paskah biasanya penuh  dengan para peziarah yang datang untuk merayakan Paskah.  Karena itu Yesus dan murid-muridNya memutuskan untuk bermalam di Bukit Zaitun (37). Pengajaran yang dilakukan oleh  Yesus menarik perhatian orang banyak dan itu di anggap sebagai suatu kebutuhan dalam  hidup mereka yang penting dan harus di prioritaskan.  Banyaknya orang dan kerinduan untuk  mendengarkan pengajaran Yesus secara jelas dan sistimatis, maka mereka datang pagi-pagi  untuk mendengarkan pengajaran Yesus di Bait Allah (38). Namun orang banyak yang  antusias datang untuk mendengarkan pengajaran Yesus, menimbulkan rasa irihati, dengki  dan cemburu kepada para petinggi-petinggi agama Yahudi.  Sehingga mereka mencari cara  untuk membunuh Yesus. (Psl 22:1,2)

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

 

Nas renungan kita hari ini berkata : ”Dan pagi-pagi semua orang banyak  datang kepadaNya di dalam Bait Allah untuk mendengarkan Dia.”  Seperti telah di jelaskan di atas bahwa pengajaran yang Yesus sampaikan ternyata mendapat sambutan dari orang  banyak.  Yesuspun siap untuk melaksanakan pengajaran di pagi hari.  Pagi hari biasanya  cuaca masih sejuk, kondisi tubuh dan pikiran masih segar, hal inilah yang memotivasi orang  banyak untuk mendengarkan pengajaran Yesus secara jelas dan sistimatis.   Bahkan yang  lebih dari pada itu bahwa mereka menganggap bahwa pengajaran yang di sampaikan  menyangkut kehidupan yang mereka jalani saat ini dan kehidupan di masa yang akan datang. Menyangkut janji dan harapan, serta pedoman atau teladan hidup.  Itu menjadi hal baru yang  penting dan utama dalam kehidupan mereka,  sehingga pagi-pagi mereka sudah hadir di Bait  Allah.

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

dari firman Tuhan yang kita baca hari ini ada beberapa hal yang menjadi  perenungan kita :

Pertama  :  Tuhan tidak pernah terlambat dan tidak pernah berhenti menganugerahkan berkat  baru setiap hari khususnya ketika tiap hari kita memulai kehidupan yaitu di pagi hari.

Kedua : Pengajaran yang disampaikan oleh Yesus bagi orang banyak adalah merupakan  bagian dari berkat yang dinyatakanNya, sehingga mereka merespon itu dengan datang ke  Bait Allah untuk mendengarkannya. Karena itu sesuatu yang di butuhkan dalam hidup, datang  dan mohonkanlah itu kepada Yesus sebagai sumber hidup itu.

Ketiga : Hendaklah sebelum memulai segala aktivitas di setiap hari baru yang Tuhan  anugerahkan, ada persekutuan dengan Tuhan dalam doa, pujian dan firman (baca alkitab) sebagai sumber pengajaran yang sempurna.

Keempat : Banyak hal yang di alami dan di tawarkan dalam menjalani hidup di dunia ini. Tetapi seperti orang banyak yang datang dan mendengarkan Dia, maka hendaklah dalam  hidup ini satu-satunya pengajaran yang sempurna yang harus di dengarkan adalah  pengajaran Tuhan.  Sehingga ada komitmen dalam hidup bahwa hanya Dia.. Tuhan yang  didengarkan.

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

 

hari ini kita telah merayakan minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-VI. Kita sebagai orang percaya selalu mengimanai bahwa pengorbanan Kristus adalah  merupakan berkat agung yang membawa keselamatan sejati. Selain itu berkatNya juga  selalu di rasakan mulai dari pagi sampai petang, dari terbit hingga terbenamnya matahari. BerkatNya selalu baru tiap pagi. Hendaklah kita memulai hari baru di pagi hari dengan  memuliakan Tuhan.  Jangan dengan hal-hal yang tidak menyenangkan seperti marah-marah, menceritakan orang lain, merencanakan hal yang jahat, dll.  Pagi-pagi adalah waktu saat  teduh bersama Tuhan.   Waktu untuk selalu mendengarkan pengajaranNya melalui Firman  Tuhan dalam Alkitab. Selama masih ada kesempatan awalilah aktifitas setiap hari baru  dengan membangun komunikasi dengan Tuhan bersama keluarga niscaya apa hendak kita  lalui dalam aktifitas akan selalu lakukan dengan penuh rasa syukur dan mendatangkan berkat  dan sukacita dalam hidup.  Sehingga dalam hidup ini seutuhnya kita hanya memuliakan Allah  yang berkuasa di sorga dan di bumi, juga berkuasa atas kehidupan dan kematian, yang kita  sembah dalam ketritunggalanNya yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus, ketigaNya yang Esa.  Tuhan Yesus memberkati FirmanNya. Amin

 

 

Tema:             Berjalan pada jalan Yesus

Bacaan:          Yohanes 18:1-11

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

Puji syukur kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus sang pemimpin agung yang telah menyertai kita dengan kasihNya sehingga boleh berada di perayaan Minggu Sengsara VII tahun ini.

Semakin mendekati perayaan Jumat Agung, semakin kita memahami betapa kasih Allah luar biasa dinyatakan kepada kita melalui derita dan sengsara Yesus Kristus.

Di ibadah saat ini, melalui pembacaan Alkitab menurut Yohanes 18:1-11, kita bisa melihat bagaimana Yesus menjalani tahapan penderitaanNya yang diawali dengan penangkapanNya oleh penguasa Romawi melalui pengkhianatan Yudas.

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus

Para murid Yesus menjalani kebersamaan dengan Yesus, Guru dan Pemimpin mereka, selama kurang lebih tiga tahun. Para murid itu, seperti juga orang banyak lainnya, berharap dan bermaksud menjadikan Yesus sebagai raja politis.  Menjadi raja yang menguasai dunia, memiliki takhta yang megah, mempunyai kabinet yang bersama dengan Yesus memerintah juga membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi.  Karena itulah mereka merasa bangga menjadi bagian dari murid-murid Yesus, termasuk Yudas tentunya merasa bersyukur dipilih oleh Yesus menjadi salah seorang muridNya.  Diapunya impian menjadi orang yang penting di kerajaan yang Yesus pimpin nantinya.  Dia punya cita-cita menjadi orang yang terhormat jika Yesus menjadi raja.  Akan tetapi harapannya semakin tidak pasti sebab ternyata Yesus tidak bisa mewujudkan harapan itu.  Dan karena itulah, di tengah-tengah kekecewaannya, Iblis merasuki dia.  Dalam keadaan dikuasai oleh Iblis, Yudas kemudian bersekongkol dengan kelompok imam kepala dan orang Farisi lalu mengadakan transaksi dagang.  Bahan dagangannya bukanlah barang tapi manusia yaitu Yesus, Tuhannya.

Mengapa Yudas tega menjadi mata-mata dan kemudian menjual Yesus dengan harga yang murah? Mengapa Yudas mengkhianati Tuhannya dengan bayaran semurah itu? Mungkin Yudas tamak akan uang dan harta dan bisa jadi diapun kecewa dan gelisah karena impiannya untuk menjadi orang terhormat belum dan bahkan terancam untuk tidak terpenuhi.

Yudas melihat bahwa permusuhan dari pemimpin agama Yahudi dan penguasa Romawi termasuk Yesus, semakin sulit memberi peluang cita-citanya terpenuhi.  Apalagi Yudas tahu bahwa para imam kepada dan orang Farisi yang merasa Yesus sebagai faktor yang membahayakan kedudukan mereka, sedang mencari peluang untuk membunuh Yesus.

Jadi, yang mendorong pemimpin agama Yahudi, penguasa Romawi untuk menangkap Yesus dan juga yang mendorong Yudas untuk berkhianat adalah : haus kehormatan, kedudukan dan gengsi.  Itulah faktor kekuatan perusak, itulah Iblis yang merasuk hidup mereka.  Dalam situasi kritis, Yesus tidak bersembunyi, lari atau mengungsi.  Yesus lebih dulu bertindak menyerahkan Diri sambil meminta supaya murid-muridNya dibiarkan pergi.  Para murid Yesus ada disitu pada saat rombongan Yudas mau menangkapNya.  Sebagian besar dari mereka tidak melakukan apa-apa, kecuali Petrus yang bereaksi mengayunkan pedang ke Malkhus, hamba Imam Besar.  Mungkin karena Petrus emosi, marah yang diiringi rasa putus asa, sehingga ia hampir saja membunuh orang, tapi yang kena cuma telinga dan putus.  Tuhan Yesus tidak berkenan dengan cara anarkhis membalas kejahatan dengan jalan kekerasan, sebab kesengsaraan dan kerendahan adalah jalanNya.  Karena itu Yesus memerintahkan Petrus untuk meletakkan kembali pedang itu pada sarungnya.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,

Melalui pembacaan Alkitab saat ini ada beberapa hal yang bisa kita lihat :

  1. Yudas adalah salah seorang murid yang dekat dengan Yesus, tapi punya impian kosong dan tidak hidup di dalam Kristus.  Dan dia, adalah gambaran murid Kristus dimasa kini yang dihantui dengan pikiran kosong, hidup diluar Kristus karena menjadikan Kristus sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya sendiri.  Yudas menjadi murid Kristus yang tidak hidup oleh iman, tapi menggantikan iman kepada Kristus dengan kehormatan (Status) dan kemuliaan diri sendiri.  Dan ketika impian itu mengecewakan, Yudas lalu berputar arah mencari sarana yang dipandang gampang dan bisa memenuhi kepuasannya sendiri.  Yudas akhirnya menjadi pengkhianat tidak setia kepada Tuhannya.  Padahal untuk menjadi murid Yesus, mengikut Tuhan Yesus, beriman kepadaNya dan hidup didalam Dia serta berjalan pada Yesus yang adalah Jalan, menuntut tekad yaitu pengenalan yang benar dan kesetiaan yang sungguh-sungguh.
  2. Petrus adalah gambaran pengikut Kristus yang mudah mengeluarkan tekad dan mengambil keputusan terlalu cepat, orang yang ketika dalam situasi krisis segera tenggelam dalam suasana hati penuh emosi, marah dan putus asa.  Dan akibatnya adalah dapat bertindak anarkis.
  3. Jalan Tuhan Yesus adalah jalan kesengsaraan, jalan penderitaan, via dolorosa.Itulah jalan yang harus dilalui oleh Yesus, jalan yang akan membawa manusia pada penebusan dari dosa dan menerima keselamatan yang kekal.

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

Tipe manusia Yudas bisa nampak pada siapa saja, termasuk warga GPIBK.  Demi gengsi atau haus kehormatan, maka apa saja, siapa saja termasuk iman kepada Yesus Kristus bisa diperdagangkan.  Demikian juga tipe manusia Petrus, bisa nampak pada siapa saja termasuk kita warga GPIBK.  Sering bertindak anarkis karena hati dikuasai oleh emosi, kemarahan dan putus asa.  Bertindak anarkis kepada siapa saja yang dianggap mengancam ketenangan hidupnya.

Di Minggu Sengasara ke tujuh saat ini, kita diingatkan bahwa kitapun dipanggil untuk tidak mengganti iman kepada Tuhan Yesus dengan kehormatan diri sendiri atau gengsi pribadi, keluarga atau apapun juga.  Kepada kitapun diingatkan juga bahwa menjadi pengikut dan murid-murid Kristus menuntut kesanggupan menyangkal diri, disiplin mengeluarkan tekad dan mengambil keputusan setelah tau dan memahami jalan dan kehendak Tuhan.  JalanNya adalah jalan menuju keselamatan.  Jalan Yesus adalah jalan yang meminum cawan dan berakhir di kayu salib.  Kita dipanggil bukan hanya untuk tahu jalan itu, tetapi agar kita mulai, mau dan terus berjalan denganNya sebagai Juruselamat.  karena berjalan pada jalanNya akan membawa kita menerima dan menikmati kehidupan dan keselamatan yang kekal. Amin

 

 

 

 

 

Tema              : TAAT DAN SETIA SAMPAI AKHIR

Bacaan                       : Matius 27 : 32 – 55

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Pada hari ini seluruh umat yang percaya kepada Yesus Kristus merayakan peringatan kematian Yesus Kristus. Peristiwa kematian Yesus Kristus dalam penanggalan hari-hari raya Gerejawi di kenal dengan nama Jumat Agung. Jumat Agung pada tahun ini diperingati pada tanggal 15 April 2022. Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Minggu Paskah, hari penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di bukit Golgota. Bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus, Jumat Agung merupakan hari raya yang sangat penting, sebab ketika perayaan ini dilaksanakan orang percaya akan memaknai bagaimana peristiwa penyaliban Yesus Kristus di bukit Golgota untuk menebus dosa-dosa manusia. Kematian Yesus Kristus di Bukit Golgota merupakan penyataan kasih Allah kepada manusia, inilah karya terbesar Allah untuk menyelamatkan manusia. Peristiwa ini juga merupakan kenyataan sikap Yesus Kristus yang taat dan setia kepada Bapa di Surga sesuai dengan misi-Nya. Oleh karena itu bagi setiap orang yang percaya akan karya penebusan Yesus Kristus akan diselamatkan.

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Pekerjaan Yesus Kristus sejak ditangkap di Taman Getsemani sampai mati di kayu salib, di bukit Golgota menunjukan kesetiaan-Nya pada misi penyelamatan manusia. Oleh karena itu, mari kita lihat bersama bagaimana ketaatan dan kesetiaan Kristus sampai akhir menurut bacaan kita pada hari ini, yakni Matius 27 : 32 – 55. Ketaatan dan kesetiaan Kristus tidak dapat dipisahkan sebab bagaimana dikatakan taat kalau tidak setia. Jadi apabila dikatakan Yesus taat maka berarti Yesus juga setia. Gambaran ketaatan dan kesetiaan Yesus Kristus adalah sebagai berikut :

  1. Yesus rela memikul salib

Setelah Yesus Kristus dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus atas desakan orang-orang Yahudi maka mereka membawa Yesus ke bukit Golgota untuk disalibkan.Yesus dianiaya dan diludahi oleh serdadu-serdadu wali negeri Romawi. Yesus memikul salib-Nya sendiri, tetapi ditengah jalan ada seorang bernama Simon yang dipaksa memikul salib Yesus. Salib adalah lambang dosa manusi yang dipikul oleh Yesus Kristus. Mengapa Yesus rela memikul salib? Sebab semua dosa manusia harus ditanggung oleh Yesus Kristus. Hal ini dilakukan demi menyelamatkan manusia yang sudah berdosa, yang tidak dapat menyelamatkan dirinya dari kuasa dosa. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berbuat dosa, baik kepada sesama manusia maupun kepada Allah sehingga manusia harus datang kepada Yesus Kristus, menyerahkan dosa-dosanya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan yang sudah memikul dosa-dosa kita. Oleh karena itu, saudara-saudara percayalah kepada Yesus Kristus yang sudah rela memikul dosa-dosa saudara demi keselamatan saudara sekalian.

  1. Yesus rela disalibkan

Setelah mereka sampai dibukit Golgota, yakni sebuah tempat yang bernama Tempat Tengkorak maka Yesus disalibkan. Bersama dengan Yesus disalibkan dua orang penyamun, seorang disebelah kanan dan seorang disebelah kiri-Nya. Yesus dihujat, diolok-olok oleh pemuka-pemuka agama Yahudi. Yesus digantung dikayu salib dengan dipaku kedua tangan dan kaki-Nya. Ia mulai digantung disalib sejak pukul sembilan pagi. Pada pukul duabelas siang sampai pukul tiga sore kegelapan melanda daerah itu. Di antara jam tiga sampai enam sore Yesus mati. Ketika Yesus ada di kayu salib Dia mengatakan tujuh perkataan ini :

 

  • Yesus berkata :” Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
  • Kata Yesus kepadanya (salah satu penjahat yang disalib di samping-Nya) “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama denga Aku di dalam Firdaus”
  • Ketika Yesus melihat ibu-Nya(Maria) dan murid yang dikasihi-Nya( Yohanes) disampingnya berkatalah Ia kepada ibu-Nya : “Ibu inilah anakmu!”. Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya”Inilah ibumu!”
  • Pada kira-kira jam tiga siang berserulah Yesus dengan suara nyaring : “Eli,Eli, Lama sabakhtani? Artinya : Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
  • Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam kitab suci- : “Aku haus!”
  • Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia:”Sudah selesai”. Lalu Ia menundukan kepala-Nya.
  • Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya:”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku”.

Ketujuh perkataan Yesus di kayu salib adalah menandakan pernyataan Yesus Kristus yang mulia untuk melaksanakan misi-Nya menyelamatkan manusia. Salib adalah kutuk bagi manusia, tetapi salib menunjukan kemuliaan Allah karena disitulah kemuliaan Allah dalam kasih karunia dinyatakan kepada manusia(bnd.Yoh.12:32).

  1. Yesus rela mati

Setelah Yesus disalib pada pukul sembilan pagi, enam jam kemudian Yesus mati yakni pada pukul tiga siang. Dia mati di kayu salib, di atas bukit Golgota dengan seruan : “Sudah selesai”. Pernyataan ini adalah pernyataan kemenangan. Yesus bagaikan seorang pejuang yang begitu gigih melawan penjajah sekalipun perjuangan begitu susah, harus dihina, diolok-olok atau dicaci-maki tetapi pada akhirnya dia beroleh kemenangan yang luar biasa, sehingga dia berkata “sudah selesai”. Kemudian sesudah Dia berkata : “Sudah selesai”, maka Ia menyerahkan nyawa-Nya : “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku”. Ketika Ia menyerahkan nyawa-Nya menandakan bahwa Yesus telah mati. Yesus rela mati. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa Yesus harus mati? Kematian Yesus Kristus bagi orang percaya adalah :

  • Yesus menyerahkan diri-Nya untuk mati di kayu salib sebagai penebus dosa manusia (bnd.Yoh.12:24).
  • Oleh kematian Yesus Kristus di kayu salib berarti tidak ada tembok pemisah antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi(bnd.Efesus 2:14-16).
  • Oleh kematian Yesus Kristus semua orang percaya diselamatkan(bnd.Yoh.3:14-18).

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus,

Memperingati dan merayakan Jumat Agung atau Hari Kematian Yesus Kristus mengingatkan kepada kita bagaimana pekerjaan Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia yang ada di tengah-tengah dunia ini. Dia taat dan setia sampai akhir hidup-Nya. Dia rela memikul salib, rela disalibkan dan rela mati di atas kayu salib, semua itu Dia lakukan demi keselamatan semua orang yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu saudara-saudara percayalah kepada Yesus Kristus. Yesus berkata : “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Keselamatan menjadi milik orang yang percaya kepada Yesus Kristus. AMIN.

 

 

Tema  : Keselamatan Adalah Anugerah Allah Yang Diterima Melalui Iman

Bacaan           :  Efesus 2:1-10

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,

Kejatuhan Adam dan Hawa  kedalam dosa bukan hanya masalah  ketidaktaatan, tetapi juga masalah  ketidakpercayaan  mereka kepada Allah.  Ketika  memakan buah pohon yang dilarang oleh Allah itu berarti  Adam dan Hawa tidak  lagi percaya  kepada Allah. Adam dan Hawa  merasa didustai oleh Allah. Mereka meragukan Allah,  sehingga mereka lebih memilih percaya kepada iblis daripada Allah.  Seandainya mereka mempercayai Allah ( Firman Allah), maka pasti mereka menaati-NYa dan tentu saja mereka menikmati kehidupan yang indah dan bahagia dalam persekutuan dengan Allah di teman Eden.  Ketidakpercayaan Adam dan Hawa ini menghasilkan ketidaktaatan yang mendatangkan  kematian rohani dan jamani, baik Adam dan Hawa maupun  keturunannya. Dan inilah persoalan utama mnusia setelah kejatuhan kedalam dosa.Setelah jatuh kedalam dosa, Adam dan Hawa kelihatan masih hidup, namun sesungguhnya mereka sudah mati.Kematian  yang dimaksudkan disini memang tidak bisa dilihat secara kasat mata karena kondisi kematiannya dalam aspek spiritual ( secara rohani).

Kita perlu memahami, bahwa tidak ada dosa dan akibat-akibatnya yang akan dialami oleh semua manusia seandainya Adam tidak berdosa. Dosa masuk kedalam kehidupan  semua manusia karena kesalahan Adam( Rom.5). Alkitab menunjukan fakta akibat dari dosa Adam, semua manusia dilahirkan dengan natur yang rusak atau berdosa; dan dengan kesalahan dari dosa Adam yang diperhitungkan kepadanya.Sehingga akibatnya semua manusia mengalami kematian rohani yang ditandai dengan terputusnya/terpisahnya hubungan tubuh dari jiwa/rohnya. Secara khusu jika keadaan manusia yang mati secara rohani ( Yoh.5:24,Rom.5:12-21) sekarang ini berubah dalam diri manusia disepanjang hidupnya, maka kematian kekal atau kematian kedua menyertainya. Kematian kekal dimana manusiaakan dibuang kedalam neraka, yaitu tempat penyiksaan yang akhirnya membawa mereka jauh dari hadirat Allah untuk selama-lamanya.( Mat.10:28,2Tes.1:9).

Namun Allah yang penuh rahmat tidak membiarkan  umat-NYa mati dalam keberdosaannya,  tetapi  Ia bertindak. Ia mengulurkan tangann kasih-Nya kepada manusia yang  tidak mampu menyelamatkan dirinya.

Ada sebuah kisah, ada seekor kera yang sangat terampil melompat dari satu pohon ke pohon yang lain. Dia lebih cepat melompat  dibandingkan dengan kera-kera lainnya. Namun pada suatu hari, cabang yang dipegangnya  patah, sehingga ia terjatuh kedalam  rawa-rawa yang dalam. Kera-kera sahabatnya berusaha menolong, tetapi mereka mampu untuk mengangkatnya. Kera yang malang itu pun berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari dalam rawa-rawa itu, namun semakin ia berusaha dia semakin tenggelam kedalam rawa-rawa. Sehingga yang nampak diatas permukaan rawa-rawa itu  hanyalah kedua tangannya.

Kisah ini mau menggambarkan tentang keadaan manusia setalah jatuh kedalam dosa, ia tidak berdaya menyelamatkan dirinya sendiri dari kuasa dosa kecuali hanya ditolong oleh Allah. Segala upayah perbuatan baik  manusia, ritual-ritual keagamaan, kesalehan dan segala pengorbanan harta kekayaan  sekalipun tidak mampu menolong manusia untuk keluar dari lumpur dosa.  Itulah yang dimaksudkan oleh Rasulpaulus ketika ia berkata : “ Sebab  karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri ( ayat 8-9).

Pernyataan  Rasul Paulus yang tegas dalam ayat 8-9, “ Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: Jangan ada orang yang memgahkan diri”.

Kita tidak mempercayai , bahwa keselamatan kita karena perbuatan-perbuatan baik atau karena iman ditambah perbuatan baik, juga bukan karena kita melakukan disiplin rohani setiap hari,  seperti membaca Alkitab dan berdoa. Kita dibenarkan bukan bukan karena kita merasa benar,  tetapi hanya karena anugerah Allah.  Pembenaran tidak ada hubungannya dengan kelakuan( tingkah laku) kita yang benar. Kita  hanya menjadi orang benar karena anugerah Allah  melalui pengorbanan Yesus  yang menjadikan kita demikian.

Johanes  Calvin menyatakan deklarasi utama dari reformasi adalah sola gratia, yaitu keselamatan manusia hanya oleh anugerah Allah semata-mata ( ayat 5). Dan anugerah Allah ini harus diterima dengan iman.

Pertanyaan yang timbul adalah apakah  ada  peranan manusia dalam keselamatan yang dianugerahkan Allah?  Dimanakah letak tanggung jawab manusia dalam keselamatan yang ia terima dari Allah? Mari kita perhatikan pernyataan Rasul Paulus : “ Sebab adalah kasih karunia kamu  telah diselamatkan melalui iman “. Dalam hal ini berarti kita diselamatkan oleh  tindakan iman kepada Kristus. Dengan kata lain, anugerah  keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan Kristus harus direspon dengan iman. Iman yang bukan hanya nampak dalam ungkapan bibir yang mengaku percaya kepada Yesus, tetapi   harus nyata dalam  kehidupan  sehari-hari ( Yakobus 2:17).

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Peristiwa Paskah mengingat kita, bahwa  kita yang  dahulu sudah mati, tapi dihidupkan kembali i bersama dengan Kristus. Itu adalah khabar baik yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus. Kabar sukacita  ini tidak hanya dialamatkan kepada anggota Jemaat Efesus, tetapi kepada semua orang  yang telah mengalami keselamatan melalui penebusan Yesus Kristus.

Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik  dan  jasa kita, tetapi karena kasih karunia  Allah. Pertanyaan yang timbul adalah apakah  ada  peranan manusia dalam keselamatan yang dianugerahkan Allah?  Dimanakah letak tanggung jawab manusia dalam keselamatan yang ia terima dari Allah? Mari kita perhatikan pernyataan Rasul Paulus : “ Sebab adalah kasih karunia kamu  telah diselamatkan melalui iman “. Dalam hal ini berarti kita diselamatkan oleh  tindakan iman kepada Kristus. Dengan kata lain, anugerah  keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan Kristus harus direspon dengan iman. Iman yang bukan hanya nampak dalam ungkapan bibir yang mengaku percaya kepada Yesus, tetapi   harus nyata dalam  kehidupan  sehari-hari ( Yakobus 2:17).

Tanggung jawab kita  adalah menerima kasih karunia itu dengan penuh rasa syukur kepada Allah.Bagaimana dengan saudara-saudari saat ini? Apakah masih  hidup didalam dosa ataukah kita hidup didalam pengucapan syukur  atas penebusan yang dilakukan oleh Allah? Sudahkah kita menghormati dan menghargai penebusan  Allah yang sangat mulia?

Melalui kebangkitan-Nya yang kita rayakan saat ini, mari kita hidup sebagai orang yang telah menerima kasih karunia   dengan hidup berkenan kepada-Nya, menjauhi dosa dan kejahatan dan  selalu hidup dalam pengucapan syukur kepada-Nya. Amin.

 

 

Tema  : Aku Tahu Penebusku Hidup Dan Menyelamatkan

Bacaan           : Ayub 19:1-29

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Tidak sedikit pengalaman hidup yang indah bila dikenang; sukses menata karir, sukses dalam berbisnis, anak-anak meraih cita-cita dan keluarga yang harmonis.  Sehingga kita dikagumi, disenangi dan dihormati.  Tetapi tidak sedikit juga pengalaman hidup yang pahit; mengalami penyakit yang sulit di sembuhkan, diperhadapkan dengan kematian, masa depan anak dianggap suram dan rumah tangga yang berada diambang kehancuran serta masih banyak lagi lika-liku kehidupan yang terjal kita alami.  Dalam situasi ini pada umumnya orang-orang di sekitar kita membelakangi, menekan, mempersatukan sehingga situasi kita semakin buruk.

Kisah Ayub yakni kehilangan anak dan harta, penyakit yang mengerikan adalah refleksi tentang kehidupan seorang hamba yang sangat dinamis.  Ia mengalami pukulan yang dahsyat menerpa spiritualitas kehambaannya, situasinya semakin buruk sebab sahabat-sahabatnya tidak menghiburnya tetapi mereka menyakiti dan menghina Ayub.  Ayub berkata bahwa Allah tidak berlaku adil, Allah menanggalkan kemuliaan dan merampas mahkota hidupnya.  Bagi Ayub, Allah membiarkan saudara dan temannya menjauh bahkan istri, budak dan anak semangnya tidak menghormati dan melupakannya.  Jadi pada intinya Ayub mengungkapkan kepedihan hati yang begitu dalam sebagai seorang yang hancur tak berdaya, tanpa harapan, tanpa kehormatan dan belas kasihan.  Oleh sebab itu Ayub memohon agar seluruh perkataannya itu ditulis, dicatat dalam kitab, terpahat dengan besi pengukir dan timah pada gunung batu untuk selama-lamanya.  Hal ini dimaksudkan supaya manusia atau keturunan pada masa kemudian mengingat seluruh penderitaan dan kesedihannya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Kemarahan Ayub terhadap situasinya bukanlah suatu kemarahan yang sifatnya menetap dan penderitaan Ayub bukanlah akhir dari segala hidup Ayub karena justru penderitaannya merupakan salah satu pijakan untuk bersaksi.  Kata Yakub: “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.”  Jadi iman Ayub lahir ditengah-tengah situasi ketiadaan iman dan ketiadaan harapan di tengah-tengah situasi penolakan dan perasaan putus asa yang total.  Pengakuan “Penebusku hidup” mau mempersaksikan bahwa iman Ayub tidak ditempatkan pada generasi mendatang tetapi pengakuan imannya ditempatkan pada Allah yang menjadi saksinya.  Di zaman Alkitab, tradisi Israel seorang “Penebus” adalah seorang kerabat atau saudara yang penuh kasih sayang datang untuk melindungi, membela dan menolong pada masa kesulitan (Imamat 25:25; Rut 1:4), dan membenarkan saudaranya yang menderita tersebut.  Artinya ‘menebus’ terkait dengan Allah, dalam kitab Yeremia 50:34 ditulis demikian: “Tetapi Penebus mereka adalah kuat; Tuhan semesta nama-Nya. Tentulah Ia akan memperjuangkan perkara mereka, supaya Ia memberi ketentraman kepada bumi, tetapi kegemparan kepada Babel.”  Karena itu, Ayub menyebut Allah yang membangkitkan dia di atas debu bahkan sekalipun seluruh daging kulit tubuhnya hancur ia tetap melihat Allah.  Ayub tetap beriman jika ia mati ia akan melihat Allah dan menerima tubuh baru dari Tuhan.  Kalimat penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu menunjuk kepada Yesus Sang Penebus yang akan datang untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa dan kutukan, membebaskan umat-Nya dari ketakutan dan memberi hidup kekal.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Penderitaan Ayub merupakan bentuk ujian yang dipakai untuk mendidiknya, karena itu kita perlu meneladani Ayub, dengan kekayaan dan hikmatnya, dalam keterpurukan, dilukai oleh keluarga dan orang-orang disekitarnya tetapi ia tidak berpaling dari imannya kepada Tuhan.  Ditengah keadaan yang terpuruk justru menemukan Allah yang hidup.  Kekuatan imannya memampukan Ayub menata kehidupan dan memaknainya dengan cara yang baru.  Dari firman ini mengajar kita untuk tetap beriman kepada Allah yang hidup di kala kita mengalami kesusahan dan penderitaan, sebab Dialah penebus, pembebas dan penyelamat.  Mengajar juga kita untuk peka terhadap seruan orang-orang yang terluka, menolong mereka yang memohon belas kasihan, tetap menjadi sahabat yang mengasihi setiap waktu seperti kata pengamsal, Amsal 17:17: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.”  Tuhan Yesus memberkati. Amin

 

 

Tema : Pentingnya Pendidikan 

Bacaan : Kejadian 18:16–33

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Kita  bersyukur  karena  saat  ini  kita  telah  memasuki  bulan  Mei  2022. Oleh  Sinode  GPIBK  bulan  Mei  di jadikan  sebagai  bulan  Pendidikan  sehubungan  dengan  hari  Pendidikan  Nasional  yang  jatuh  pada  setiap  tanggal  2  Mei. Topik  khotbah  kita  saat  ini  berhubungan  dengan  pengajaran  atau  Pendidikan.  Kita  semua  mungkin  pernah  mendengar  ungkapan  yang  berkata  :”KECIL TERANJA-ANJA  BESAR  TERBAWA-TAWA.” Arti  dari  pepatah  ini  adalah  seorang  anak,  apa  yang  diajarkan  pada  masa  kecil  pasti  akan  di terbawa  sampai  dia  menjadi  dewasa. Karena  itu  pengajaran  di  masa  kecil  sangat  menentukan   apa  bila  kelak  anak  itu  menjadi  dewasa.  Karena  itu  Pendidikan  seyogianya  di mulai  sejak  anak  masih  usia  dini. Bahkan  menurut  para  ahli    masih  dalam  kandungan, Pendidikan  itu  sudah  di  mulai  tentunya  dengan  cara-cara  yang  di terapkan  oleh  para  ahli, dan  Pendidikan  yang  baik  sebagai  bekal  hidup  apabila  anak  itu  menjadi  dewasa kelak.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Pembacaan  kita  saat  ini  dilatarbelakangi  oleh  kehidupan  penduduk  Sodom  yang  banyak  melakukan  hal-hal  yang  tidak  berkenan  kepada  Allah.  Tentang  hal  itu, Tuhan berkenan    menjumpai  Abraham  bersama  dengan  istrinya  Sara, melalui  tiga  orang  sementara  Abraham  beritirahat  di kemahnya  di dekat  pohon  Tarbantin  di  Mamre  untuk  menyampaikan   berkat  yang  akan  mereka  terima  dengan  mendapatkan  seorang  anak  laki-laki ( psl.18:10 ). Dalam  penampakan  Tuhan  melalui  tiga  orang  tersebut,, Tuhan  menjelaskan  bagaimana  keluh  kesah  orang-orang  tentang  Sodom  dan  Gomora  yang  penduduknya  hidup  jauh  dari  hadapan  Tuhan. (20). Sebelumnya  Tuhan  telah  mengingat  bahwa  Abaraham telah  dipilihNya  dari  awal  supaya setiap   hal-hal  yang  baik yang  telah  disampaikan  kepada  Abraham   disampaikanpula  kepada  anak-anaknya  dan  keturunannya. Supaya  anak-anak  dan  keturunannya  tetap  hidup  menurut  jalan  yang  di tunjukan  Tuhan  dengan  melakukan  kebenaran  dan  keadilan (19). Walaupun  saat  itu  Abraham  belum  mempunyai  anak, tetapi  perihal  tentang  Pendidikan  dan  pengajaran  sudah  di  rancang  oleh  Tuhan  kepada  Abraham  karena  Abraham  bersama  keturunannya  akan  menjadi  suatu  bangsa  yang  besar. Tuhan  merancang  bagaimana  Abraham  akan  berperan  dalam  pengajaran  walaupun  anaknya  itu  belum  lahir. Ini  di masudkan  bahwa  pengajaran  yang  dimaksud  bukan  hanya  untuk  anak  sendiri  tetapi  juga  untuk  orang  lain.  Pemilihan  Abraham bukan  hanya  menjadi  pemimpin  rohani  dalam  rumahnya, tetapi    bertujuan  pula  untuk  pengajaran  dan  Pendidikan  tentang  kebaikan  dan  keadilan    untuk  gererasi  selanjutnya bahkan  atas  semua  penduduk bumi. Atas  otoritas  Allah  yang  memilih  secara  khusus   Abraham  sebagai  orang  pilihannya, maka  atas  doa  syafaat  atau  permohonan  yang  disampaikan  Abraham terkesan  seperti  ada  hal  tawar  menawar  antara  Allah  dan  Abraham. Hal  ini  terjadi  karena  Abraham  sebagai  orang  yang  beriman  yang  di Imani  pula  sebagai  orang  yang  bersahabat  dengan  Allah (Yakobus  2:23). Atas  status  itu  Abraham  berkenan  menaikan  doa  syafaat untuk  keselamatan sebagian  penduduk  Sodom  yang  masih  hidup berkenan  kepada  Allah. Abaraham  juga  menyadari  bahwa  walaupun  dia  ada  dalam  percakapan  dengan  Allah  yang  Maha  Kuasa, dia  tetaplah  manusia  biasa  yang  hanya  terbuat  dari  debu  dan  abu (27). Dia  tidak  boleh  sombong  dan  angkuh. Abraham  juga  adalah  orang  tidak  hanya  mementingkan  dirinya  sendiri  atau  egois. Nyata  dalam  doa  syafaat  yang  di  sampaikan  kepada  Allah  adalah  untuk  keselamatan  orang  lain  yaitu  penduduk  Sodom. Dia  tidak    mementingkan  dirinya  sendiri, keluarganya  bahkan  kelompoknya, tetapi  peduli  dengan  sesamanya agar  diberi  pengampunan  dan  keselamatan  dari  Tuhan.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

 

Dari  Firman  Tuhan  yang  kita  dengarkan  saat  ini  kita  dapat  merenungkan  beberapa  hal  yaitu  :

Pertama    :  Tuhan  memilih  dan  menentukan  Abraham  sebagai dengan  pilihanNya  dengan  tujuan  agar  dia  menjadi  saluran  berkat  bagi  sesama  dan  dunia  pada  umumnya. (18)

Kedua        :  Salah  satu  berkat  yang  harus  disampaikan  oleh  Abraham  adalah  mengajar  dan  memerintahkan  anak-anaknya  dan  keturunannya  untuk  hidup  dalam  kebaikan  dan  keadilan. Ini  menjadi  tanggung jawab  orang  tua  kepada  anak-anaknya dan  di mulai  dalam  keluarga (19)

Ketiga        :  Mendoakan  orang  lain  adalah  menjadi  kewajiban  orang  yang  telah  dipilih  oleh  Tuhan. Karena  kita  sama-sama  mendiami  satu  bumi  yang  diciptakan   Tuhan.  Seperti  yang  telah  dilakukan  oleh  Abraham  yang  mendoakan  penduduk  Sodom  untuk  keselamatan  mereka.

Keempat    : Ketika  menjadi  orang  yang  diberkati, jangan  hanya  mempergunakan  berkat  itu  secara  egois, tetapi  dapat  disalurkan  kepada  orang  lain  termasuk  anak-anak  dan  generasi  berikut  baik  yang  ada  dalam  lingkungan  keluarga  maupun  untuk  orang  lain.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

 

Melalui  firman  Tuhan  hari  ini  mengajak  kita  untuk  menimani  bahwa  melalui  pengorbanan  Kristus  yang  menyelamatkan  kita, itu  adalah  wujud  bahwa  Allah  tidak  mempertahankan  kemuliaanNya  terapi  Dia  rela  menjadi  Manusia  dan  menganugerahkan  keselamatan  yang  sejati baik  ketika  kita  ada  di dunia  maupun  ketika  kita  akan  meninggalkan  dunia  ini.Kita  juga  telah  di pilih  dan  ditentukan  untuk  menjadi  saluran  berkatNya. Hendaklah  itu  kita  laksanakan  dalam  kehidupan  kita  sebagai  orang  tua    melalui  pengajaran-pengajaran  tentang  kebaikan  yang  kita  sampaikan  dalam  lingkungan  keluarga  secara  khusus  kepada  anak-anak kita  atau  kepada  keturunan kita. Perhatian  tentang  Pendidikan  dan  pengajaran  kiranya  jangan  hanya  pada  anak-anak  kita  semata  tetapi  anak-anak  orang  lain  termasuk  termasuk  pengajaran  yang  baik  yang  dinyatakan  dengan  pola  hidup  yang  sopan  dan  santun, bersikap  selalu  yang  memberi  contoh  sehingga  itu  diteladani  oleh  generasi  selanjutnya. Itulah  yang  menjadi  pengajaran  yang  berkesinambungan. Bukan  hanya  pengajaran  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  tetapi  pengajaran  tentang  sikap  dan  karakter  yang  baik.  Pengajaran  ini  hendaknya  dilaksanakan  secara  terus-menerus atau  Pendidikan  seumur  hidup (life long education). Karena  kepada  anak-anak  dan  generasi  muda  yang  baik  dan  terdidik  tersimpan  masa  depan  gereja, bangsa  dan  negara. Dengan  kemajuan  teknologi  yang  bisa  mempengaruhi  pola  hidup  anak-anak  kita  maka  kita  diingatkan  untuk  mengontrol  pergaulan  anak-anak  kita  agar  tidak  mudah  terpengaruh  dengan  perkembangan  dunia  yang  menjerumuskan  pada  hal-hal  yang  tidak  baik. Selain  itu  kita  juga  diingatkan  untuk  mendukung  setiap  program  Pendidikan  yang  dilaksanakan  baik  di lingkunagn  gereja  dan  pemerintah  untuk  perkembangan  anak-anak  kita  ke depan.  Kewajiban  kita  pula  untuk  mendoakan  anak-anak  kita  agar  betumbuh  sesuai  dengan  kehendak  Tuhan, sehingga  mereka  menjadi  dewasa  menjadi  saluran  berkat  kebaikan  untuk  gereja, bangsa  dan  negara. Amin

 

 

Tema  : Generasi yang mengasihi Tuhan Allah

Bacaan           : Ulangan 6:1-25

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Tuhan Allah menciptakan dunia dengan segala isinya secara teratur, dan Diapun menata segenap kehidupan di dalam dunia ciptaanNya dengan berbagai peraturan.  Setiap peraturan yang Tuhan Allah tetapkan bertujuan agar manusia hidup teratur tidak hidup sembarangan dan yang paling utama adalah agar manusia selalu ingat kepada Allah Sang Pencipta.  Dengan selalu mengingat semua yang telah Allah kerjakan bagi manusia, maka manusia seharusnya mengasihi Tuhan Allah dengan seluruh keberadaan hidupnya.

Umat Israel di zaman Nabi Musa bahkan di sepanjang zaman dari waktu ke waktu terus menikmati kasih dan pemeliharaan Tuhan Allah.  Ketika mereka dibebaskan dari tempat perbudakan di Mesir dengan cara yang ajaib oleh kemahakuasaan Tuhan Allah, maka dengan keajaiban kuasaNya itu jugalah Tuhan Allah menuntun mereka dalam perjalanan panjang di padang gurun menuju tanah perjanjian.  Perjalanan panjang itu adalah masa dimana umat Israel dipersiapkan untuk memasuki dan menduduki tanah Kanaan, tanah yang telah Tuhan Allah janjikan kepada nenek moyang mereka.

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

Puluhan tahun berkelana di padang gurun yang tentunya tidak nyaman membuat umat Israel begitu bersemangat ketika Musa menyampaikan bahwa di tanah yang dijanjikan itu mereka butuhkan akan terpenuhi baik itu kota-kota yang besar yang tidak mereka bangun, rumah-rumah yang lengkap dengan segala perabotan yang tidak mereka beli, sumur-sumur yang berlimpah airnya yang tidak mereka gali, maupun kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak mereka tanam.  Mereka akan menikmati itu semua secara gratis, semuanya sudah tersedia tinggal dinikmati saja.

Akan tetapi, untuk bisa menikmati semua kelimpahan berkat itu, mereka harus hidup menurut aturan yang Tuhan Allah tetapkan lewat pengajaran yang Musa sampaikan kepada mereka.  Melalui nabi Musa, Allah menyampaikan kehendakNya kepada umatNya.  Ada banyak peraturan dan perintah Allah untuk ditaati oleh umat Israel, dan perintah itu terpusat pada satu perintah utama, yaitu “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (ay. 5).  Perintah utama ini disampaikan sesudah ungkapan pengakuan yang diperdengarkan oleh Musa kepada mereka, “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!” (ay. 4).

Musa menegaskan kepada umat Israel untuk mengasihi Tuhan yang adalah Allah, Allah yang mengatasi segala allah yang kemahakuasaanNya mengatasi langit, bumi dan segala isinya.  Tidak ada allah selain Tuhan Allah yang membebaskan mereka dari perbudakan.  Tidak ada tuhan yang lain yang harus mereka sembah selain Tuhan Allah yang diimani oleh nenek moyang mereka Abraham, Ishak dan Yakub.  Bangsa-bangsa disekitar mereka menyembah allah, illah, tuhan, dewa.  Agar mereka tidak terpengaruh terhadap penyembahan-penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsa-bangsa kafir, maka kepada mereka diingatkan/diperdengarkan lagi oleh Musa : “Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!”.

Kepada Tuhan Allah yang esa itulah kasih mereka harus dinyatakan dengan sungguh-sungguh. Hanya kepada Tuhan Allah-lah seluruh kasih mereka terarah, bukan kepada para allah, ilah, dewa atau siapapun diluar Tuhan Allah.  Dengan demikian maka hidup dan kehidupan mereka benar-benar terpusat hanya kepada Allah.  Amanat itu harus mereka ajarkan kepada semua generasi muda (anak-anak) mereka secara turun temurun, karena selalu ada pergantian generasi.  Ada generasi baru yang muncul dan akan terus muncul sesudah generasi yang keluar dari tanah Mesir.  Generasi yang muncul kemudian, tidak mengalami secara langsung bagaimana Tuhan Allah dengan kasihNya yang luar biasa menyatakan keajaiban kuasaNya ketika umat Israel ditindas di Mesir, dimerdekakan, dibawa ke padang gurun, dan disertai ketika memasuki dan menduduki tanah Kanaan.

Kesaksian tentang kasih Allah sekaligus juga semua bentuk pengajaran dari Allah, hukum-hukumNya, ketetapan-ketetapanNya, haruslah diajarkan kepada anak-anak mereka secara berulang-ulang disegala waktu.  Dengan demikian, generasi Israel dari waktu ke waktu akan menjadi generasi yang mengasihi Tuhan Allah, tidak melupakan Tuhan Allah dan tetap hidup sesuai dengan kehendakNya.  Ketaatan pada aturan dan ketetapan dari Tuhan Allah akan membuat mereka semakin menyenangkan hati Tuhan, karena ada sikap iman yang mau takut akan Allah, mengasihiNya dan hidup dalam keselamatan dari padaNya.

Itulah yang diingatkan oleh Musa kepada umat Israel, untuk lebih mengutamakan kasih kepada Allah, karena dengan mengasihi Tuhan Allah mereka juga sekaligus akan dituntun untuk mengasihi sesama.  Mengasihi sesama akan membawa mereka pada kemampuan untuk membangun sebuah keluarga Allah yang sungguh-sungguh saling memberkati, melayani dan menopang.

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

Tugas berat yang diemban setiap orang tua dalam keluarga umat Israel, adalah mengajarkan setiap ketetapan dan perintah/aturan Allah kepada anak-anak mereka secara berulang-ulang, membicarakannya apabila sedang duduk dirumah, dalam perjalanan, berbaring, bangun, dengan kata lain dalam segala situasi dan kondisi.  Bukan cuma mengajarkannya berulang-ulang disetiap kesempatan dan dalam segala keadaan, tetapi juga mengikatkan itu sebagai tanda pada tangannya juga pada dahinya.  Para orang tua Israel harus menuliskan ayat-ayat hukum Taurat, menaruhnya di dalam kantong-kantong kulit yang kecil dan kantong-kantong tersebut diikatkan pada lengan dan dahi.  Artinya, hukum Tuhan tidak bisa terlepas dari kehidupan generasi muda Israel; hukum Tuhan harus erat melekat dalam diri dan hidup mereka.  Bahkan hukum Tuhan juga ditulis pada tiang pintu rumah dan pada pintu gerbang.  Hal itu dimaksudkan agar seluruh keluarga dan seluruh umat itu tetap hidup sesuai kehendak Allah, benar-benar mengasihi  Tuhan Allah serta menjadi kuat dalam iman.

Tuhan Allah memperlengkapi umatNya karena mereka akan menjadi saksi bagi bangsa lain tentang Tuhan Allah dan kemahakuasaanNya.  Dengan mengasihi Tuhan Allah, umat Israel mampu menguatkan iman mereka sekaligus juga iman keturunan mereka sehingga keturunan demi keturunan hidup dalam pengenalan yang benar tentang Allah dan mampu mempraktekkan hidup yang mengasihi Allah.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Mengajarkan tentang kasih kepada Tuhan Allah bukan hanya tugas para orang tua bangsa Israel, tapi juga bagi kita.  Bukan Cuma ada di masa lampau, tapi juga dimasa kini bahkan disepanjang masa.  Kasih kepada Allah jangan pernah diabaikan.  Pengajaran kepada anak-anak tentang hal itu, jangan pernah diabaikan.  Anak-anak kita perlu diajar dan belajar tentang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, tapi jangan sampai mengabaikan ajaran tentang iman kepada Yesus Kristus dan kasih kepada Tuhan Allah.  Dan tugas itu adalah tugas utama para orang tua dalam keluarga, orang-orang yang dituakan, Gereja, Pemerintah, Keluarga.  Tugas itu adalah juga amanat Yesus Kristus kepada murid-muridNya, umatNya, GerejaNya yaitu, “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu” (Matius 28:20b).  apa perintah Yesus kepada kita? Itulah segala ketetapan dan peraturanNya, itulah segenap hukum-hukumNya.  Dan karena itu, tugas kita semua sekarang adalah mengajarkan kasih kepada Allah kepada anak-anak kita, agar mereka menjadi generasi yang mengasihi Tuhan Allah.  Ajarkanlah itu disetiap waktu dan dalam segala situasi. Amin

 

 

Tema              : Jadilah Orang Berhikmat

Bacaan                       : Amsal 9 : 1 – 18

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Pada hari ini kita berada di Minggu  Paskah V. Minggu ini kita diajak untuk menjadi orang yang berhikmat,

sebagaimana firman Allah berkata : “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian”(Amsal 9:10). Kita diajak untuk mawas diri. Banyak hal terjadi di tengah-tengah dunia ini, seperti penyakit, penipuan berkedok pinjaman online, peperangan, dan berbagai hal yang menguras tenaga, materi, pikiran, dan perasaan. Oleh karena itu marilah belajar dengan berhikmat supaya kita bisa membedakan manakah kehendak Allah dan mana yang bukan kehendak Allah. Dengan kata lain kita diajak, “jadilah orang berhikmat”. Hikmat adalah suatu pengertian, dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi dan penilaian sesuai pengertian tersebut. Menurut Raja Salomo, dalam 1 Raja-raja 3:16-28, hikmat  adalah kemampuan untuk memahami dan mengatasi masalah kehidupan sehari-hari, moral yang benar dalam cara hidup dan pola pikir yang sejalan dengan kehendak Allah.

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Nah, Jadilah orang berhikmat. Bagaimana menjadi orang berhikmat? Bagaimana untuk memiliki kemampuan untuk memahami dan mengatasi masalah kehidupan sehari-hari ?

  1. Mengenal Tuhan

“…mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian”. Langkah pertama untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sesuai dengan kehendak Tuhan adalah mengenal Tuhan yang kita sembah dan yang kita percaya. Orang Kristen adalah orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat manusia. Tuhan Yesus Kristus adalah :

  1. Tuhan Mahapencipta

“karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan yang yang tidak kelihatan ….”Kolose 1 : 16. Jadi Tuhan Yesus adalah pencipta segala sesuatu.

  1. Tuhan Mahakuasa

Tuhan berkuasa atas kehidupan manusia bahkan rencana manusia tetap ada dalam kehendak kuasa-Nya.

  1. Tuhan Mahakudus

Tuhan sebagai pribadi yang kudus menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang sama sekali tanpa dosa dan benar sama sekali (Im.11:44-45).

  1. Tuhan Mahahadir

Tuhan ada di mana-mana sekalipun manusia berada di tempat tersembunyi, Allah tetap ada dan menguasai kehidupannya (Ams. 15:3).

  1. Tuhan Mahatahu.

Kemahatahuan Tuhan berarti bahwa sama sekali tidak ada sesuatu pun yang tidak diketahui oleh Tuhan Yesus Kristus.

Itulah Tuhan kita Yesus Kristus yang harus diketahui oleh semua orang yang percaya kepada-Nya             agar kita tahu siapa sebenarnya Tuhan kita. Terpujilah nama Tuhan.

  1. Takut kepada Tuhan

Ketika saudara melihat uang Rp 50.000,- jatuh di jalan, apa yang saudara lakukan? Ada orang yang pura-pura berhenti lalu mengambil uang itu dan terus berjalan. Padahal dia tahu walaupun orang tidak melihat, namun ada Tuhan yang melihat.  Tuhan juga berfirman : “Jangan mencuri” tetapi toh tetap mencuri. Kapankah orang takut pada Tuhan, ya saat ada orang yang melihat. Artinya orang akan takut pada Tuhan kalau ada orang yang melihat.

  Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus           

            Kata takut bahasa Ibrani : Yara memiliki tiga pengertian :

  • Takut dan gemetar, seperti orang yang takut ketika berhadapan dengan musuh yang jauh lebih besar dan kuat.
  • Hormat disertai kekaguman, seperti rasa takut rakyat kepada rajanya yang baik danbijaksana.
  • Takut dalam arti mengasihi dan menghormati.

Kata takut yang paling tepat dalam ayat ini adalah mengasihi dan memiliki rasa hormat kepada Tuhan.

Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan, keadilan dan kebenaran-Nya sebagai pasangan terhadap kasih dan pengampunan-Nya, yaitu mengenal Dia dan memahami sepenuhnya siapakah Dia             (Amsal 2:5). Takut akan Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan menghormatinya             sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan dan kuasa-Nya yang besar (Filipi 2:12).             Adapun manfaat takut akan Tuhan adalah :

  • Memperoleh hikmat (Amsal 9 : 10)
  • Memperoleh pengetahuan (Amsal 1 : 7)
  • Memperpanjang umur (Amsal 10 : 27)
  • Sumber kehidupan (Amsal 14 : 27)

Apabila seseorang mulai hidup takut akan Tuhan maka ia akan belajar mengenal Tuhan, membenci kejahatan, dan mulai terbuka akan didikan yang mendatangkan hikmat (Amsal 15:33).

  1. Taat Melakukan Firman Tuhan

Tanpa ketaatan pada Firman Tuhan kita tidak akan pernah mengalami perubahan hidup. Yesus berkata bahwa orang yang hanya sekedar tahu tetapi tidak taat pada Firman Tuhan adalah orang yang bodoh. Dan orang yang melakukan Firman Tuhan adalah orang yang bijaksana.

Dalam Matius 7:24, Yesus berkata : “Orang yang mendengar dan melakukan perkataan-Nya sama dengan orang yang bijaksana, sebaliknya orang yang mendengar tetapi tidak melakukannya sama dengan orang yang bodoh”.

Mengenal semua isi Alkitab tetapi tidak melakukannya hanya akan membuat kita sama seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Dari luar kita mungkin terlihat bijaksana tetapi saat kita diperhadapkan dengan kondisi sulit kita mulai meragukan Tuhan.

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Apabila saudara rindu menerima hikmat dari Tuhan pada hari ini, belajarlah untuk mengenal Tuhanmu lebih sungguh-sungguh, belajarlah untuk hidup hormat dan takut akan Tuhan, hidup taat melakukan setiap Firman-Nya. Mintalah kekuatan dari Tuhan untuk memampukanmu menjadi pribadi yang taat dan takut kepada Tuhan. Semakin saudara hidup takut akan Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka semakin saudara dipenuhi dengan hikmat dari sorga. AMIN.

 

 

Tema   :           Kebangkitan Kristus Menyatukan Yang Berbeda

Bacaan            :           Yohanes 20:24-29

Bangsa kita dikenal sebagai bangsa  yang  majemuk yang terdiri dari berbagai suku,  budaya, bahasa, adat istiadat, latar belakang pendidikan, social, politik, agama dan sebagainya. Disatu sisi, keberagaman ini dapat dilihat sebagai suatu kekayaan bangsa yang sangat indah dan tak ternilai harganya. Namun disisi lain, kepelbagaian ini dapat menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa kita karena terdapat berbagai karakter dan kepentingan, baik pribadi, golongan maupun kelompok dalam masyarakat.

Dalam banyak hal kondisi seperti  ini sering mengakibatkan terjadinya persaingan, gesekan, ketegangan dan pertengkaran.

Sebagai lembaga keagamaan, kehidupan beregereja pun dikenal sangat majemuk  dengan beragam potensi konflik karena terdiri dari berbagai aliran/denominasi, dogma, aturan, cara beribadah, system pengelolaan organisasi dan lain sebagainya. Demikian pun secara internal dalam sebuah jemaat lokal, warga gereja dengan berbagai sifat, perilaku, keinginan, sudut pandang , pemahaman, asal suku,  latar belakang  pendidikan, status social yang berebeda.  Dengan memperhatikan berbagai fakta kemajemukan ini, maka dalam rangka perayaan HUT PGI ke-72 ini, maka  tema : Kebangkitan Kristus menyatukan  perbedaan menjadi relevan untuk dihayati.

Dari dulu hingga sekarang  fakta kebangkitan Kristus  masih sulit diterima oleh kalangan tertentu, terutama mereka yang  lebih mengedepankan rasionalitas dalam menerima segala hal.  Sulitnya kaum rasional menerima fakta  kebangkitan Kristus disebabkan karena  bicara kebangkitan berarti bicara soal kehidupan sesudah  kematian.  Dan ini adalah sesuatu yang tidak rasional. Meragukan  fakta dan nilai kebangkitan Kristus merupakan pertanda munculnya sikap yang meragukan “ elemen  terpenting “ dari keyakinan kekristenan, seperti yang ditegaskan oleh  Rasul Paulus, bahwa tanpa kebangkitan, maka sia-sialah iman kita. Hal ini menunjukan bahwa kebangkitan Kristus merupakan “elemen terpenting” bagi fondasi kekristenan.

Tomas, salah satu murid Yesus masuk dalam kalangan mereka yang meragukan kebangkitan Kristus.Kendati  Maria Magdalena ( 20:16)dan murid-murid yang lain( 20:19-22) telah menceriterakan  pertemuan mereka dengan Yesus., Tomas tetap tidak percaya, ia ingin bukti. Dalam ayat 24,25, ia mengatakan : Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya,

Sekali-kali aku tidak akan percaya.”.tomas memiliki pendirian dan pendapat yang berbeda dengan murid-murid yang lain. Ia menyatakan diri sebagai seorang yang berbeda dan tidak mudah menerima pendapat orang lain. Ia baru menjadi percaya setelah Yesus menemui mereka dengan salam damai sejahtera-Nya dan secara khusus mempersilahkan  Tomas melihat tangan Yesus dan mencucukan tangannya kedalam lambung Yesus.

Perhatian Yesus terhadap murid-murid-Nya dan cara Yesus membuktikan fakta kebangkitan-Nya, menjadikan Tomas yang tadinya ragu menjadi percaya dan berkata : “ Ya Tuhanky dan Allahku” Tomas menjadi percaya bahwa Yesus adalah TUhan dan Allahnya. Pengakuan ini terjadi selain karena  Tomastelah melihat, tetapi juga karena ia telah mengalami perlakuan kasih, penerimaan dan penghargaan dari Yesus atas dirinya. Selanjudnya Yesus berkata kepada Tomas : Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya, berbahagialah mereka yang  tidak melihat, namun percaya.

Jemaat yang dikasihi didalam Tuhan,

Yesus memberi respon terhadap perubahanTomas, bahwa menjadi percaya karena telah melihat Yesus.Namun demikian menurut Yesus, bahwa orang yang percaya kepada-Nya tanpa melihat kehadiran Yesus secara fisik adalah orang yang berbahagia. Hal ini berarti, bahwa orang yang melihat  suatu keajaiban adalah baik, namun iman jauh lebih baik ketika seseorang menjadi percaya kendati ia tidak melihat. Jadi, yang peling penting adalah memiliki iman walaupun tidak melihat mujizat-mujizat Yesus terutama kebangkitan-Nya.

            Sejak awal kekristenan hingga kini, berita tentang kebangkitan Yesus mendapat berbagai tanggapan,  bahkan penolakan, baik dari luar maupun dari dalam kekristenan itu sendiri. Dari luar terdapat penganut agama lain mengatakan, bahwa  orang Kristen adalah pembohong. Karena menurut mereka mana mungkin ada kebangkitan tubuh dari antara orang mati. Fakta kubur kosong  bukan karena Yesus bangkit, melainkan karena murid-murid yang mencuri mayat Yesus. Perbedaan-perbedaan ini banyak kali didialogkan dan diperdebatkan hingga menimbulkan berbagai  gesekan dan ketegangan.

Ada pihak yang menghargai perbedaan itu, tapi ada juga yang memanfaatkan perbedaan itu sebagai  dasar untuk saling merendahkan, menyalahkan, menjatuhkan dan mempermalukan satu sama lainnya.

            Sementara dari dalam kekristenan itu sendiri, selain terdapat berbagai denominasi gereja/aliran , tapi juga terdapat berbagai perbedaan sikap, sudut pandang teologi, karakter,  cara mengekspresikan iman, aturan organisasi dan kepentingan warga gereja.  Akibatnya ada yang bersikap membenarkan diri dan menyalakan orang lain.  Dan tentu saja hal ini sangat merugikan persekutuan, kesaksian dan pelayanan gereja.Ditengah masayarakat, bangsa dan Negara.

            Menghargai perbedaan dengan cara hadir, berdialog, dan bekerja sama adalah jalan terbaik untuk  menjembatani berbagai perbedaan.Inilah yang dilakukan oleh Yesus.Ia hadir dan bertemu dengan murid-murid-Nya, secara khusus dengan Tomas. Ia berdialog dengan Tomas, menyamakan persepsi dan mau bekerja sama dengan cara bersama-sama  mengulurkan  tangan. Yesus mengulurkan tangan disambut Tomas dan Ia memperkenankan Tomas masuk untuk menyentuh  tubuh-NYa untuk menemukan kebenaran.

            Gereja perlu membangun dialog dengan berbagai pihak, termasuk dengan yang berbeda pendapat. Bukan  hanyabersifat formal seremonial, tapi dialog dalam bentuk kerja sama untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan. Gereja adalah tubuh Kristus  denganbanyak anggota yang berbeda-beda dan  Ia adalah kepala gereja. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh setiap warga gereja harus mencerminkan  kehadiran Kristus ditengah dunia ini sebagai pemersatu. Oleh sebab itu, setiap orang percaya, baik dalam keluarga, jemaat dan masyarakat perlu hidup dalam kasih, peduli dan peka terhadap kebutuhan dan persoalan orang lain sebagai upayah untuk mewujudkan suatu persekutuan yang indah didalam Kristus.

Jemaat yang dikasihi didalam Tuhan,

Peringatan  HUT PGI yang ke-72 kali  ini merupakan momentum penting bagi  kita untuk mensyukuri segala penyertaan Tuhan bagi  kebersamaan bergereja di Indonesia dengan segala suka dukanya, tetapi juga gereja-gereja di Indonesia dimampukan oleh kuasa kebangkitan Kristus untuk saling menerima dan menghargai berbagai perbedaan sejarah, dogma, liturgy dan aturan organisasi gereja-gereja di Indonesia.

Adalah  hal yang keliru jika sebagai satu tubuh didalam Kristus, kita  saling menjatuhkan,  mengorbankan menyalahkan, mementingkan diri sendiri atau  merasa paling benar.  Biarlah semua gereja dapat hidup rukun dan damai dalam semangat kebersamaan agar berkat Tuhan diperintahkan-Nya kepada kepada kita dan boleh dirasakan dan dinikmati bersama. Amin.

 

 

T e m a      : BERKAT DI BALIK  PERGUMULAN HIDUP

Bacaan     :  Matius  11:25-30

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Kita  semua  mungkin  pernah  mendengar  satu  pepatah  yang  mengatakan : “DI UJUNG  CAMBUK  ADA  EMAS.” Secara  harafiah  kalau  kita  mengartikan  dua  kata  yang  di gunakan  dalam  pepatah  ini  sangat  bertentangan. Dua  kata  tersebut  adalah  cambuk  dan  emas. Cambuk  adalah  alat  untuk  melecut  binatang (seperti  kuda, kerbau, dsb), berupa  jalinan  tali  dari  serat  tumbuhan, benang  dan  pada  ujungnya  biasanya  ditaruh  benda  berupa  logam yang  tajam. Karena  itu,  Ketika  kita  mendengar  kata  cambuk  maka  yang  terbersit  dalam  pikiran  kita  adalah  rasa  sakit, perih, dari  obyek  yang  kena  cambuk  apakah  itu  binatang  apa lagi  manusia.Umumnya  kalau  pada  manusia  pasti  berusaha  untuk  menjauh  dari  pukulan  cambuk  itu. Sedangkan  kata  yang  kedua  adalah  emas. Emas  adalah  logam  mulia  berwarna  kuning  yang  dapat  ditempa  dan  dibentuk  yang  mempunyai nilai  jual  sangat  tinggi. Karena  itu  mendengar  kata  emas  biasanya  yang  terbersit  dalam  pikiran  kita  adalah  sesuatu  benda  yang  sangat  berharga  dan  pada  umumnya  orang  mendambakan  untuk  memiliki  benda  berharga  itu.Benda  pertama yaitu cambuk  orang  berusaha  untuk  menjauhinya  sedangkan  benda  yang  kedua yaitu  emas orang  berusaha  untuk  memperolehnya.  Tetapi  ketika  kita  mengartikan  arti  dari  pepatah  di  atas, ternyata  mempunyai  makna  yang  sangat  berarti dan  bermakna  bagi  kehidupan  manusia. Secara  sederhana  pepatah  di atas  dapat  diartikan  bahwa  disetiap   peristiwa  buruk  atau  di  setiap  pergumulan  yang  dialami  pasti  pada  akhirnya  punya  manfaat  yang  mendatangkan  kebaikan. Contoh  : seorang  anak  yang  diajar  dengan  keras  oleh  seorang  guru, pada  akhirnya  anak  itu  dapat  memperoleh  ilmu  dan  ahklah yang  baik  di kemudian  hari  ketika  anak  itu  tumbuh  menjadi  dewasa. Tentang  hal  itu  banyak  pengalaman-pengalaman  hidup  yang  telah  menginspirasi  kita  masing-masing. Apakah  ketika  kita  masih  kecil atau  usia  sekolah  atau  mungkin  ketika  kita  sudah  menjadi  dewasa.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Latar belakang  pembacaan  kita  saat  ini  adalah  merupakan  kecaman  Yesus  atas beberapa  kota  dimana  Dia  banyak  melakukan  mujizat  tetapi  penduduk  kota  itu  tidak  bertobat ( ayat 20-24)  Akibat   kedegilan  hati  penduduk  yang  tidak  bertobat, akhirnya  kasih  Allah  bukan  dinyatakan  pada  mereka  sebagai  orang-orang  yang  pandai  tetapi  kasih  Allah  dinyatakan  kepada  orang-orang  yang  kecil (25). Sebab  segala  pelayanan  yang  di lakukan  oleh  Yesus  adalah  merupakan  wujud  kasih  dan  rahmat  Allah bagi  dunia  karena  semua  kuasa  itu  telah  diserahkan  kepada  Yesus (27). Ada  kelompok-kolompok  tertentu  yang  tidak  menerima  Yesus  dan  pengajaranNya. Padahal  sesungguhnya  seluruh  hidup  dan  pelayanan  Yesus  bagi  dunia  adalah  merupakan  suatu  undangan  Allah  agar  manusia  mendapatkan  sentosa  dan  keselamatan. Karena  itu  mulai  ayat 28-30  adalah  merupakan  panggilan  bagi  jiwa-jiwa  yang  berbeban, yang  terpinggirkan, yang  dianggap  sebagai  kelompok  yang  kecil, tidak  pandai  dan  tidak  bijak. Hanya  melalui  Kristus  Sang  Guru  yang  agung dalam  pribadi  dan  karyaNya  dapat  mengajar, mengajak  dan  memperkenalkan  manusia  mengenai kasih Allah  Bapa. Yesus  jugalah  yang  memberikan  ketenangan jiwa. Ketenangan  yang  dimaksud  adalah  ketenangan  yang  menghapus  kesalahan  akibat  dosa  dan  pemberian  kehidupan  yang  kekal.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Dari  undangan  atau  ajakan  Yesus  pada  ayat  29 dan 30 kalau  kita  mengartikan  secara  harafiah, akan  mengandung  makna  yang  kontradiksi. Ayat  29 berkata : “Pikullah  kuk  yang  Kupasang  dan  belajarlah  padaKu, karena  Aku  lemah  lembut  dan  rendah  hati  dan  jiwamu  akan  mendapat  ketenangan.” Dua  kalimat  pendek  yang  kontradiksi  adalah  “pikullah  kuk  yang  Kupasang”,  dan  “jiwamu  akan  mendapat  ketenangan”. Kalimat  diatas  seolah-olah  artinya  adalah  kuk  yang  dipasang  membawa  ketenangan. Kuk  adalah  palang  kayu  dengan  jepitan vertical  yang  memisahkan  dua  binatang  penarik  sehingga  bersama-sama  dapat  menarik  beban  berat. Kuk  dalam  Alkitab  dipakai  untuk  menggambarkan  sebuah  kesukaran  hidup  suatu  bangsa  atau  ketaatan  paksa.  Seperti  dalam  PL  Yeremia  27 : 2  yang  mengatakan  “ Yeremia  memakai  kuk  pada  lehernya”  sebagai  lambang  bahwa  Kerajaan  Yehuda  akan  tunduk  kepada  Kerajaan  Babel. Jadi  dapat  di pahami  bahwa  kuk  adalah  suatu  pergumulan  yang  harus  di  tanggung. Sedangkan  kalimat  yang  kedua adalah  “ jiwamu   akan  mendapat  ketenangan”. Dapat  dipahami  bahwa  jiwa  yang  mendapat  ketenangan  adalah  jiwa  yang  tanpa  pergumulan  atau  tanpa  beban.  Tetapi  bagaimana  dengan  maksud  Yesus dalam  firman  Tuhan  yang  kita  baca  hari  ini  yang  kalau  diartikan  secara  harafiah  bahwa  dengan  memikul  kuk  maka  akan  mendapat  ketenangan.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Maksud  dari  pernayataan  Yesus  bahwa  ketika  memikul  kuk  akan  ada  ketenangan jiwa adalah  belajar  dari  segala  pergumulan  dan  kesukaran  yang  dialami  dalam  hidup  ini  sesungguhnya  itu  semua  menjadi  bagian  dari  proses  hidup  yang  membuat  manusia semakin  hari  semakin  kuat. Dibalik  setiap  pergumulan hidup  selalu  ada  nilai  positif  yang  akan  sesalu  memaknai  kehidupan  manusia. Di setiap  pergumulan  hidup  selalu  terkandung   makna  yang  baik  untuk  kehidupan  selanjutnya. Ternyata  apa  yang  maksudkan  oleh  Yesus  selaras  dengan  makna  pepatah  yang  telah  di paparkan  di awal  khotbah  tadi  bahwa  di  ujung  cambuk  ada  emas.  Yang  di tuntut  adalah  bagaimana  dengan  pergumulan  itu  akan  terus  di jalani  dalam  ketaatan.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Dari  firman  Tuhan  hari  ini  ada  beberapa  hal  yang  kita  renungkan  yaitu  :

Pertama   : Kehadiran  Allah  di dunia  dalam  pribadi  Yesus  Kristus  adalah  merupakan  keberpihakan  Allah  bagi  manusia  yang  telah  berdosa agar  manusia mendapat  selamat. Semua  itu  disampaikan  oleh  Yesus, karena  Dialah  wujud    Allah yang  datang   kepada  dunia. (25-27)

Kedua     : Kehadiran  dan  pelayanan  Yesus  bagi  dunia, ada  pihak-pihak  lain  yang  tidak  menerimaNya juga  sampai  sekarang  ini  ada  orang  yang  tidak  percaya  kepadaNya.Sehingga  bagi orang  yang  menerimaNyaitu  menjadi  suatu  tantangan dan  pergumulan, karena itu  ada  ajakan  dari  Yesus. Marilah  kepadaKu  semua  yang  letih  lesu  dan  berbeban berat  Aku  akan  memberikan  kelegaan  kepadamu. (28)

Ketiga    : Setiap  hidup  yang  dijalani  selalu  punya  makna. Karena  itu  orang  percaya  harus  terus  memaknai  hidup  itu  sebagai  suatu  pembelajaran. Dan pembelajaran  hidup  yang  utama  bagi  orang  percaya  adalah  pada  Yesus  sebagai  sumber  hidup. Kalimat “ pikullah  kuk  yang  kupasang  dan  belajarlah  padaKu” ( 29 )

Keempat :  Jangan  memandang  suatu  peristiwa  dari  sisi  negatifnya  namun  pandanglah  itu  dari  sisi  positifnya. Karena  dari  sisi positifnya  itulah  akan  di temukan  ketenangan  jiwa, dan  kembali  untuk  menjalani  hidup  selanjutnya.

 

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Kita  akan  mengakhiri  bulan  Mei  2022  sebagai  bulan  Pendidikan  GPIBK.Orang  mengatakan  hidup  adalah  pengalaman, pengalaman  adalah  pembelajaran.Sebagai  orang  percaya  kemana  kita  harus  belajar  untuk  memaknai  hidup  yang  berkenan  kepada  Allah? Tidak  ada  tempat  lain  selain  dalam  Yesus  Kristus  yang  telah  datang  ke dunia  sebagai  perwujudan  kasih  Allah  untuk   berpihak  pada  manusia. Belajar  terus  pada  Yesus berarti  memaknai  kehidupanNya  yang  walaupun  di terpa  dengan  penolakan, penyiksaan  sampai  pada  penyaliban tapi pada  akhirnya  menang  atas  kuasa  dosa  yaitu  maut. Demikian  dengan  kehidupan  kita  saat  ini  yang  di perhadapkan dengan  berbagai  pergumulan  hidup  yang  beraneka  ragam, namun  belajarlah  setia  karena  Yesus  telah  mengajarkan  kesetiaan  itu, dan  pada  akhirnya  akan  ada  kelegaan  jiwa, ada  ketenangan, kuk  yang  terpasang  akan  terasa  enak, akan  ada  emas dibalik cambuk-cambuk  hidup  yang  selalu  menyertai  perjalanan  hidup  kita. Tuhan  Yesus  memberkati  firmanNya. Amin

 

 

Tema  : Hidup di dalam Roh Allah”

Bacaan           : Yehezkiel 36:22-28; Kisah Para Rasul 2:1-11

 

Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,

Kitab Yehezkiel mencatat rentetan kejadian dalam kehidupan dan pelayanan nabi Yehezkiel.  Dimulai dengan panggilannya sebagai seorang nabi dan penugasannya sebagai seorang “Penjaga Israel”; Yehezkiel dengan segera mulai berkhotbah dan menunjukkan kebenaran Allah ketika dia menubuatkan pengepungan dan kehancuran Yerusalem yang semakin dekat.  Penghancuran ini akan merupakan penghukuman Allah atas penyembahan berhala yang dilakukan bangsa itu, sesudah masa penghukuman itu berlangsung makan bangsa itu diberikan pengharapan baru dan itu dinyatakan oleh Yehezkiel yang memberitakan tentang kesetiaan Allah dan menubuatkan berkat-berkat masa depan bagi umat Allah.

Pembacaan Alkitab dalam Yehezkiel 36:22-28 adalah berita pengharapan untuk umat Israel.  Setelah sebelumnya hidup mereka dinajiskan oleh karena penyembahan terhadap berhala-berhala yang membuat Allah murka dan menghukum mereka, maka sekarang mereka akan dipulihkan oleh Allah.  Pemulihan dan pengudusan dilakukan oleh Allah bukan karena umat Israel layak untuk dipulihkan dan dikuduskan, tetapi karena Allah mau menyatakan kekudusannya yang sudah dinajiskan oleh umatNya.  Allah mau menegaskan kepada umatNya dan kepada semua bangsa bahwa Dia adalah Allah yang kudus, karena itu umatNya juga harus kudus.  Allah akan mentahirkan mereka yang telah tercemar dengan penyembahan berhala yang najis dihadapan Allah.  Pemulihan seluruh totalitas kehidupan umat Israel dinyatakan dengan tindakan Allah yang akan memberikan kepada umatNya hati yang baru dan roh yang baru di dalam batin mereka.  Allah akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan hati yang taat.  Roh Allah akan diberikanNya diam di dalam batin mereka dan Allahpun akan membuat mereka hidup menurut segala ketetapanNya serta tetap berpegang pada peraturan dari Allah dan melakukan setiap peraturanNya itu.  Pada akhirnya mereka akan diam dinegeri yang diberikan Allah kepada mereka dan mereka menjadi umatnya dan Allah menjadi Allah mereka (26-28).  Allah berjanji memulihkan Israel bukan hanya secara fisik tapi juga secara rohani.  Untuk melaksanakan hal ini, Allah akan memberi mereka hati yang baru untuk mengikuti Dia dan menaruh RohNya di dalam diri mereka, untuk mengubah dan memberi mereka kemampuan untuk melakukan kehendakNya.

 

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Di zaman Perjanjian Baru, pencurahan Roh Allah dinyatakan secara luar biasa pada perayaan Pentakosta.  Hari Raya Tujuh Minggu (Pentakosta) yang diselenggarakan 50 hari setelah Hari Raya Paskah, membuat banyak orang Yahudi dari berbagai negara berkumpul di Yerusalem untuk mengikuti perayaan ini.  Jadi, khotbah Petrus (Kis 2:4 dst) disampaikan kepada pendengar dari berbagai negara dan menghasilkan tuaian orang percaya baru diseluruh dunia, yaitu orang-orang pertama yang bertobat dan menjadi orang Kristen.  Pencurahan Roh Allah pada hari Pentakosta kepada para rasul memberikan kepada mereka kemampuan berbahasa yang luar biasa untuk memberitakan Injil Yesus Kristus.  Kabar baik tentang Kristus harus diberitakan kepada semua orang dari berbagai bangsa yang berbeda bahasa.  Injil Yesus Kristus yang membaharui dan menyelamatkan manusia harus menjadi berita sukacita tentang karunia Allah yang melampaui apapun.  Roh Allah diberikan kepada para rasul tapi juga kepada setiap orang yang mau menerima dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat.  Dengan demikian, maka hati setiap orang yang telah menerima Kristus, akan dikuasai oleh Roh Allah.

Roh Allah yang diam didalam hati umatNya akan memampukan mereka untuk hidup di dalam dan sesuai dengan kasih serta ketetapan Allah.  Orang-orang yang hadir dalam perayaan Pentakosta itu, adalah orang-orang yang Allah persiapkan untuk meneruskan berita keselamatan kepada segala bangsa, dan Roh Kudus Allah yang akan memberi mereka kemampuan juga perlindungan dalam melaksanakan tugas pemberitaan Injil sampai ke ujung bumi.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Roh Allah diberikan kepada umat dimasa lampau di zaman nabi Yehezkiel.  Roh itu juga yang diberikan kepada para rasul dan murid-murid Kristus di zaman Petrus.  Dan Roh itu jugalah yang dianugerahkan kepada GerejaNya sampai saat ini bahkan sampai pada kesudahan zaman.  Roh Tuhan dikaruniakan kepada kita, didalam hati kita, didalam persekutuan kita Roh Kudus Tuhan yang membaharui kita dari dosa dan cela.  Roh Kudus Tuhan yang memberi kita hati yang baru, yang menjauhkan dari tubuh kita hati yang keras.  Roh Kudus Tuhan yang akan diam didalam batin kita dan memampukan kita untuk menuruti segala ketetapan Allah dan berpegang pada peraturan-peraturan Allah serta melakukannya.  Dengan kata lain, Roh Kudus Tuhan yang diberikan kepada umatNya yang dicurahkan bagi GerejaNya, adalah Roh yang akan terus menyertai kita sampai pada kesudahan zaman.

Karena itu hiduplah didalam Roh Allah, maka Dia yang akan menuntun kita untuk melakukan yang terbaik serta menguatkan kita untuk mempersembahkan seluruh keberadaan hidup kita bagi kemuliaan nama Tuhan.  Selamat merayakan Pentakosta, selamat membuka hati untuk dibaharui oleh Roh Allah, selamat berjuang untuk memberitakan Injil Kristus.  Tuhan Yesus memberkati. Amin.

 

 

Tema              : POLA PELAYANAN YANG BERKUALITAS

Bacaan                       : Lukas 3 : 7 – 20

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena pada hari ini kita sudah berada di hari kedua hari Pentakosta di mana kita merayakan hari Pencurahan Roh Kudus bagi orang percaya, yang sedang menantikan Roh Kudus menyatakan kuasa-Nya. Pada hari ini kita diajak untuk memahami bagaimana pelayanan yang berkualitas, bagaimana pelayanan bisa membawa perubahan, bagaimana seorang pelayan melihat dirinya di antara banyak orang. Kita juga perlu memahami siapa itu pelayan Tuhan? Pelayan Tuhan atau hamba Allah adalah orang yang diyakini memiliki kesalehan dalam imannya. Tugas seorang pelayan Tuhan adalah memberitakan Injil, baik atau tidak baik waktunya, menegur dan menasehati yang salah serta memberikan pengajaran yang sehat, dengan memiliki sikap yang baik untuk menjadi pelayan Tuhan seperti :

  1. Memiliki sikap mengasihi
  2. Memiliki semangat
  3. Memiliki ketabahan dalam kesusahan
  4. Memiliki kemurahan hati
  5. Memberkati dikala disakiti

 

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Dalam bacaan kita Lukas 3:7-20 menjelaskan kepada kita bagaimana teladan Yohanes Pembaptis mengenai pelayanan yang berkualitas. Nah, bagaimana pola pelayanan yang berkualitas yang telah dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis ?

  1. Melayani dengan mengecam hidup orang fasik (ayat 7 – 14)

Yohanes Pembaptis mengecam orang Farisi dan orang Saduki yang datang untuk dibaptis. Mereka dikecam dengan menyebut keturunan ular beludak(Lukas 3:7). Sebuah metafora di mana orang banyak dibandingkan dengan ular beludak. Ular yang dimaksud disini adalah ular di gurun pasir yang sangat berbisa. Ular yang sering tidak dapat dibedakan dengan sepotong ranting kering, tetapi kalau didekati maka ular itu tiba-tiba menyerang dan menggigit sehingga dapat mematikan mangsanya. Begitulah sifat sebagian orang yang datang kepada Yohanes, yang kelihatannya baik tetapi sebenarnya jahat dan berbahaya. Oleh karena itu mereka harus bertobat. Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan(Lukas 3:8). Apabila tidak ada pertobatan maka Allah akan segera menjatuhkan hukuman-Nya kepada orang-orang yang tidak mau bertobat. Kapak sudah tersedia pada akar pohon untuk menebang pohon yang tidak berbuah, artinya  murka Allah sudah siap dijatuhkan bagi orang yang tidak bertobat. Dengan kata lain Allah sudah siap menghukum orang yang tetap menentang Allah, mematikan orang yang keras kepala.

Lalu bagaimana caranya menunjukan buah-buah pertobatan? Barangsiapa mempunyai dua helai baju hendaklah ia membagi dengan  yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan hendaklah ia berbuat demikian juga(Lukas 3:11). Artinya ada kepedulian kepada orang yang tidak punya. Merasakan perasaan dan penderitaan orang lain. Demikian juga dengan perbuatan lain yang disebutkan oleh Yohanes Pembaptis : Para pemungut pajak,jangan menagih lebih banyak, dan para tentara/pejabat : jangan merampas, jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.

  1. Melayani dengan rendah hati(ayat 15-16)

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Yohanes Pembaptis menerangkan siapa dirinya dan siapa Tuhan Yesus. Yohanes berkata : “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak, Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”(Lukas 3:16). Yohanes berkata,’Aku bukan Mesias”. Di hadapan-Nya aku tidak ada artinya sehingga membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Yohanes menyatakan dua perbedaan mendasar antara dirinya dengan Mesias :

  1. Mesias lebih berkuasa daripadanya.

Hal ini menunjukan perbedaan status. Yohanes hanyalah nabi sedangkan Mesias adalah Allah yang berinkarnasi.Dialah Allah yang berkuasa atas alam semesta. Maka meski hanya melepas tali kasut Mesias pun Yohanes tidak layak.

  1. Hal baptisan.

Mesias membaptis dengan Roh Kudus dan api sementara Yohanes hanya membaptis dengan air sebagai lambang pertobatan. Mesiaslah yang sungguh-sungguh membawa pertobatan, kelahiran baru, dan pemurnian di dalam hati orang percaya.

Inilah integritas dan konsistensi Yohanes. Yesus pun mengagumi-Nya kata-Nya :”Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan perempuan tidak pernah tampil seseorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis…(Matius 11:11). Yohanes Pembaptis tetap rendah hati, ia tidak mau disanjung sebagai Mesias karena ia sadar siapa dirinya di hadapan Mesias sesungguhnya.

  1. Melayani dengan menuntut hidup yang kudus (ayat 17 – 20)

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Firman Tuhan berkata :“Alat penampi sudah ditangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan”(Lukas 3:17). Hal ini menandakan bahwa akan tiba saatnya Allah akan melaksanakan pembersihan. Allah akan memisahkan orang-orang yang menentang Allah atau yang tidak mau bertobat dengan orang-orang yang setia kepada Allah atau yang mau bertobat. Allah akan mengumpulkan gandum-Nya (orang-orang percaya, orang yang setia, orang yang mau bertobat) ke dalam lumbung-Nya( ke dalam Surga). Kemudian debu jerami atau orang yang tak mau bertobat dibuang-Nya ke dalam api yang tak terpadamkan.

Manusia harus tetap hidup kudus, mau menerima teguran dari para pelayan Tuhan yang senantiasa melaksanakan pelayanan baik mereka yang penuh waktu melayani Tuhan maupun yang separuh waktu melayani Tuhan.

Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus

Tujuan pelayanan adalah untuk kemuliaan Tuhan sehingga apa yang kita perbuat hanya tertuju kepada Tuhan. Oleh karena itu, saudara-saudara yang terkasih, marilah kita terus berjuang melaksanakan pola-pola pelayanan yang berkualitas, baik dan dinamis dengan mengedepankan pola pelayanan mengecam hidup orang fasik, rendah hati, dan menuntut hidup yang kudus. Pola pelayanan yang berkualitas akan bermuara kepada terciptanya suatu perubahan mendasar di dalam hati manusia. Manusia harus mempunyai hidup yang baru, yang dimulai dengan pengampunan dosa, lalu diikuti dengan baptisan sebagai suatu sakramen kudus. Itu semua harus terwujud dari kehidupan baru yang meliputi seluruh keharmonisan hubungan manusia dengan Allah dan sesama.

Selamat merayakan hari raya Pentakosta. Tuhan Yesus memberkati. AMIN

 

 

Tema  : Allah Menegur

Bacaan           : Hakim-Hakim 2:1-5

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Sikap Israel yang kompromi dengan musuh adalah jahat di mata Tuhan, karena merupakan ketidaktaatan terhadap Perjanjian Sinai (ayat 1-5). Dulu di Gilgal, orang tua mereka memberi diri disunat dan merayakan Paskah sebagai tanda ketaatan mereka untuk dipimpin Tuhan (Yosua 5). Kini mereka menangis di Bokhim karena teguran Malaikat Tuhan. Sayangnya, bukan tangisan penyesalan karena dosa melainkan karena akibat perbuatan mereka.

Akibat kompromi dengan musuh, Israel terjerumus kedalam perzinaan rohani, yakni menyembah Baal dan Asytoret (ayat 11, 13). Mengapa bisa terjadi? Karena Israel melupakan perbuatan Tuhan di masa lampau (ayat 10-12). Hal ini tidak lepas dari kepercayaan agama purba yang melihat dewa sebagai penguasa lokal belaka. Tuhan memang perkasa dalam peperangan, tetapi menurut mereka Baallah sumber kesuburan tanah Kanaan. Israel melupakan janji setia orang tua mereka kepada Tuhan dengan menyembah ilah-ilah Kanaan (ayat 17; Yos. 24:16-17). Mudah berjanji, ternyata mudah pula mengabaikannya. Bukankah kerapuhan seperti ini melanda dunia masa kini dengan petunjuk angka perceraian yang tinggi?

Kejahatan Israel menjadi-jadi (ayat 19). Mereka tidak belajar dari pengalaman masa lalu, bagaimana Tuhan menghukum karena ketidaksetiaan, tetapi juga dalam belas kasih dan karena perjanjian-Nya, tetap menyelamatkan mereka. Akhir-nya Tuhan membiarkan musuh mereka menjadi jerat supaya mereka sadar bahwa mereka membutuhkan Tuhan (ayat 21-22).

Membaca Hakim-Hakim sebenarnya serupa dengan bercermin diri. Kebebalan Israel merefleksikan kebebalan kita. Berapa sering kita melupakan anugerah dan kebaikan Tuhan bahkan janji dan komitmen kesetiaan kita, untuk kemudian berpaling mengandalkan ilah dunia ini: teknologi, kenikmatan dunia, dan kedekatan dengan penguasa. Kita menganggap hal-hal itulah yang berarti, Tuhan menjadi nomor dua. Itulah yang kita akan tuai, bila tidak cepat bertobat dan balik lagi pada Tuhan!

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Angkatan yang tidak mengenal Allah sesudah Yosua meninggal, Israel merosot menjadi bangsa yang tidak mengenal Allah. Kemerosotan itu terjadi karena dua hal.

Pertama, kelengahan angkatan terdahulu dalam menerapkan Ul. 6:7. Yaitu tentang  pendidikan  yang berulang-ulang harus  dilksanakan.

Kedua, menganggap enteng sejarah kebebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Betapa menyedihkan bila hal yang sama terjadi pula pada generasi Kristen masa depan. 

Penampakan Allah di dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra manusia melaui Malaekat. Manifestasi semacam itu telah dilihat oleh Hagar (Kej. 16:7-12) dan Musa (Kel. 3:2-6). Bokhim mungkin  sebuah tempat yang terletak di antara Betel dan Silo, sekitar dua puluh mil dari Laut Mati. Telah Kutuntun kamu keluar dari Mesir. Allah mengidentifikasi diri sebagai Oknum yang telah memenuhi kebutuhan umat-Nya pada saat-saat kesukaran. Kemurahan-Nya tersebut seharusnya membuat mereka memberikan tanggapan penuh rasa bersyukur.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Kegagalan serta berbagai ketidaktaatan Israel tentulah tidak menyenangkan hati Tuhan. Kasih Allah yang begitu besar pada umat-Nya telah membuat Dia mengambil inisiatif untuk menegur bangsa Israel.

Dalam teguran Allah pada bangsa Israel terkandung beberapa hal yang menjadi perhatian Allah.

Pertama, janji yang pernah dibuat antara Allah dengan bangsa Israel. Sebagai Allah yang setia, Ia tidak akan membatalkan janji tersebut, sekalipun bangsa Israel sendiri melanggar janji kepada Allah

Kedua, Allah menekankan bahwa yang paling berbahaya dari bangsa ini adalah kebiasaan mereka menyembah allah palsu. Allah Israel tidak ingin bangsa yang telah Ia selamatkan dari Mesir akhirnya jatuh ke dalam penyembahan yang keliru pada allah-allah palsu yang dimiliki oleh bangsa Kanaan

Ketiga, Allah menjadikan kegagalan bangsa Israel menghalau bangsa Kanaan sebagai pelajaran pahit karena bangsa itu yang kemudian menjadi duri dalam daging sehingga terus menyusahkan Israel

Dari teguran Allah pada bangsa Israel ini kita kembali diingatkan bahwa Allah pun menganugerahkan keselamatan jika kita mau percaya kepada Yesus Kristus. Kita tahubahwa Allah pasti setia pada janjinya, tetapi adakah kita juga setia dalam iman kita kepada Kristus?  Allah-allah palsu bukanlah suatu kekuatan yang hanya ada pada masa hakim-hakim. Di zaman sekarang pun, allah-allah palsu tetap ada dalam berbagai rupa dan bentuk. Bagaimana kita dapat mengenali allah-allah palsu ini? Apa pun di dalam hidup ini yang membuat kita menjauh dari Yesus Kristus dapat dikategorikan sebagai allah palsu, dan hal-hal seperti itu haruslah kita hindari.

Dalam segala kegagalan kita menaati Tuhan, kita pun akan menemui berbagai kesulitan sebagai buah dari kegagalan tersebut. Tuhan tidak begitu saja mengangkat kesulitan itu dari jalan hidup kita karena Ia ingin kita mengingat betapa pentingnya belajar taat dan betapa kelirunya menyimpang dari jalan Tuhan. Kiranya teguran Allah kepada bangsa Israel ini menjadi peringatan bagi kita.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Kasih Allah tidak akan membiarkan pihak orang yang dikasihi tenggelam dalam kesalahannya. Tuhan yang mengasihi umat-Nya tidak menghendaki umat-Nya hancur akibat ketidaktaatan mereka. Itu sebabnya Allah menegur mereka dengan keras. Bagaimana Allah menegur? Dengan memaparkan bagaimana Ia telah menggenapi apa yang telah dijanjikan-Nya kepada nenek moyang mereka. Dengan menegaskan kasih setia-Nya kepada mereka. Betapa jelas jadinya kebodohan dan kejahatan mereka di hadapan Allah. Tepatlah bila teguran itu membuat mereka menangis di hadapan Allah.  Amin

 

 

 

 

Tema  : Persembahan yang Benar

Bacaan           : Mazmur 4:1-9

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Bapak Ahok dalam jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, dikategorikan sebagai pemimpin yang tegas dan tidak takut penolakan dari siapapun, bahkan termasuk kalaupun ia harus kehilangan jabatannya. Selalu ia mengatakan bahwa sepanjang ia melaksanakan tugas sesuai dengan konstitusi, ia tidak akan pernah takut dari penolakan orang-orang yang memiliki rasa iri dan sakit hati.

Perikop/bacaan kita Mazmur 4 : 1 – 9,  menggambarkan tentang kepribadian pemazmur  dalam hal ini Daud. Dalam do’anya ia menyampaikan pesan bahwa dalam nama Allah, Daud menegur mereka (orang-orang yang telah menghina Allah),  agar dapat mempertimbangkan dan merubah jalan-jalan hidup yang tidak dikenan oleh Tuhan. Daud  menawarkan kepada mereka tentang kebahagiaan orang –orang yang saleh, yang taat dan takut akan Tuhan. Daud menasihati mereka untuk melayani Allah dan percaya kepada-Nya (ay.6), “ persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada Tuhan.” Yang dimaksudkanlah oleh pemazmur adalah memberikan persembahan yang benar dilakukan untuk menyembah dan menyatakan rasa syukur kepad Tuhan. Korban harus dipersembahkan dengan satu sikap percaya dan rasa sukur.

Alasan pemazmur mengajak mereka untuk memberikan persembahan yang benar, karena mempersembahkan sesuatu kepada dewa merupakan praktik yang umum yang ditemukan di dunia kuno. Persembahan itu dibawa dengan berbagai tujuan, antara lain : untuk mengucap syukur, meminta hujan supaya tanaman berbuah dan menyenangkan hati dewa. Budaya ini bertentangan dengan hukum Tuhan. Hukum yang diberikan Allah kepada Musa menyebutkan berbagai persembahan yaqng bertujuan hanya kepada Tuhan.

Disisi lain pemzmur Daud menjelaskan tentang kebahagiaan yang dia miliki ketika dia bersandar mempercayakan seutuhnya kehidupannya kepada Tuhan. Begitu banyak pengalaman-pengalaman imannya ketika dia menaruh percayanya kepada Tuhan, sungguh luar biasa Anugerah Allah yang bekerja dalam dirinya. Hatinya dipenuhi sukacita, jiwanya menjadi tenang karena perlindungan Allah yang Ilahi.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Hari ini disebut sebagai “Minggu Kristus Raja” menurut kalender gerejawi. Tema perenungan kita “Persembahan yang benar.”   Berangkat dari ayat renungan “persembahkanlah korban yang benar kepada Tuhan” ini menunjuk pada kewajiban orang percaya yang harus dilakukan secara sadar berdasarkan hati nurani. Mempersembahkan korban bukan hanya menunjuk pada seberapa banyak binatang yang dipersiapkan untuk disembelih, melainkan berhenti untuk berbuat jahat dan harus belajar untuk selalu berbuat baik. Persembahkanlah korban kepada-Nya, pertama-tama menunjuk pada diri sendiri melakukan perbuatan-perbuatan baik dan segala buah kasih yang memerintah dalam hati, sehingga aplikasinya adalah kita mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Semua ini akan lebih baik  daripada semua korban bakaran dan persembahan. Mengasihi Kristus Raja yang telah menang atas maut, mengalahkan dunia orang mati, menjadi Allah yang hidup yang membangkitkan hidup orang percaya  di masa kini dan masa yang akan datang. Iman orang percaya akan tetap bersaksi tentang Allah sebagai Kristus Raja, iman orang percaya akan tetap bersaksi mempersembahkan korban yang benar dihadapan Sang Ilahi. Terpujilah Kristus. Amin.

 

 

Tema  : Persembahkan Hidup Kepada Allah

Bacaan           : Ibrani 13:1-25

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan orang percaya.  Karena itu, memberi korban syukur menjadi bagian ibadah-ibadah rutin jemaat, ibadah keluarga dan persekutuan pribadi dengan Tuhan.  Dan setiap orang yang mempersembahkan korban syukur berarti memiliki kesadaran bahwa hidup adalah anugerah Tuhan.  Mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan tidak dibatasi oleh waktu dan situasi, tidak dibatasi oleh situasi berada dalam tekanan dan kesukaran ataupun berada dalam suasana aman dan menyenangkan.  Sebagaimana firman Tuhan dalam Kitab 1 Tesalonika 5:18 : “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang di kehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

Surat Ibrani menyoroti kehidupan umat Tuhan dimasa itu yang mengalami tekanan dari pihak Yahudi dan pemerintah Romawi.  Tekanan dan penderitaan membuat hati mereka cenderung murtad dari kepercayaan kepada Kristus.  Oleh karena itu, jemaat di dorong supaya tetap percaya bahwa Yesus adalah penyataan Allah yang sempurna.  Berkaitan dengan hal itu jemaat semakin diyakinkan bahwa Yesus Anak Allah yang kekal, yang menunjukkan kesetiaan-Nya, ketabahan-Nya untuk menderita.  Yesus Kristus adalah imam yang abadi.  Dialah imam yang sempurna karena Ia mengandung kemanusiaan sejati sekaligus ke-Allahan yang sejati.  Dan dengan perantaraan Yesus Kristus, orang-orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa, ketakutan dan kematian.  Sebagai Imam Besar Ia memberikan kepada manusia keselamatan sejati.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,                        

Dalam pembacaan ini umat Tuhan dinasehati untuk memelihara kasih kepada saudara, kasih kepada orang asing, kasih untuk menjaga kekudusan perkawinan dengan tidak menjadi hamba uang agar perkawinan dalam keluarga atau rumah tangga tetap terpelihara juga kasih untuk menghormati pemimpin yang telah memberikan bimbingan agar umat hidup benar.  Telebih khusus dalam nas pembacaan kita ayat 15 dan 16: “Sebabitu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.  Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.”  Surat Ibrani menunjukkan gambaran tentang Yesus Kristus sebagai Imam Besar Perjanjian Baru.  Dengan kurban Kristus, seluruh persembahan korban dalam Perjanjian Lama disempurnakan.  Dengan demikian korban persembahan Perjanjian Baru sebagai persembahan ucapan syukur atas tindakan penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus.  Demikianlah Rasul Paulus menasehati supaya mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadah yang sejati (Roma 12:1).  Artinya totalitas kehidupan umat Tuhan harus menjadi persembahan yang benar.

Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,

Dengan demikian setiap orang Kristen senantiasa memberi puji-pujian kepada Allah dan dinyatakan dalam setiap perkataan yang benar dan mengandung berkat.  Akan lebih bermakna persembahan korban syukur kita kepada Allah, apabila kita memiliki kemampuan untuk membangun hubungan baik dengan sesamam, kemampuan dalam kerelaan memberi bantuan, kemampuan dalam kerelaan memberikan waktu dan perhatian penuh kepada sesama yang menderita: (yang sakit dan berduka, dll), kemampuan untuk membawa orang lain yang menempuh jalan yang tidak ke jalan kebenaran, dan kemampuan untuk melaraskan hidup sesuai dengan Injil Yesus Kristus.  Oleh sebab itu, marilah kita terus berdoa dan berharap kuasa Allah yang menyempurnakan dalam mewujudkan kehendak-Nya sebagaimana Yesus Kristus dalam kesempurnaan melaksanakan kehendak Bapa, mempersembahkan hidupNya demi keselamatan manusia. Amin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Agenda

Peringatan Masuknya Injul di Tanah Banggai

21 Januari 1913 - 21 Januari 2024

 

HUT SINODE GPIBK Ke-24

Tempat : Jemaat Batu Karang Ombuli, Klasis Peling

Waktu : 2-3 Februari 2024

 

MAJELIS PEKERJA HARIAN SINODE GPIBK

Ketua:
Pdt. Anasir Suayong, S.Th, M.Th

Wakil Ketua I: Pdt. Hanok SK Maasi, S.Th

Wakil Ketua II: Pdt. Masye E. Pangkey, S.Th.,M.Th

Sekretaris:
Pdt. Beni Mombilia, S.Th

Wakil Sekretaris: Pdt. Yulis See, M.Th

Bendahara:
Pdt. Bernabas Sooai, S.Th

Wakil Bendahara: Pdt. Estinance Sondek, S.Th

MAJELIS PERTIMBANGAN

Ketua: Haran Pea, SH

Sekretaris: Pdt. Ruben Matade, S.Th

Anggota: Pdt. Efraim Baideng

MAJELIS PENGAWAS PERBENDAHARAAN

Ketua: Ir. Kondrad D Galala, MM

Sekretaris: Pdt. Yorim Yolisan

Anggota: Rasmon Baideng, M.Pd

Statistik
  • Jumlah gereja/jemaat: 131 jemaat
  • Jumlah anggota jemaat: 45.980 jiwa

Peta Lokasi