Renungan Edisi VII Sinode GPIBK Tahun 2023

pexels-photo-831056

 Minggu, 2 April 2023

Pembacaan Alkitab               : Yohanes 12:1-8

Tema                                      : Iman, Harta dan Kehendak Tuhan

Jemaat yang kekasih dalam Tuhan,

Minggu hari ini sesuai kalender pelayanan gerejawi kita telah tiba di perayaan minggu sengsara yang ketujuh atau minggu sengsara yang terakhir dan pada hari jumat kita akan merayakan kematian Tuhan Yesus yang disebut Jumat Agung dan pada minggu depan kita akan merayakan Paskah, hari raya kebangkitan Tuhan Yesus.

Jemaat yang kekasih dalam Tuhan,

Kisah Yesus diminyaki oleh seorang wanita bernama Maria terjadi di Betania, yaitu ketika Yesus diundang makan oleh seorang Farisi bernama Simon, yaitu dia yang pernah terkena penyakit kusta.  Peristiwa itu terjadi seminggu sebelum perayaan hari Paskah sebagai hari raya yang dirayakan oleh orang-orang Israel.

Ketika Yesus sedang makan, datanglah Maria meminyaki Yesus dengan minyak wangi narwastu.  “Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.” (Yoh 12:3).  Minyak narwastu adalah minyak wangi yang dibuat dari akar seri wangi.  Demi mempertahankan keharuman, minyak narwastu disimpan rapat-rapat dalam buli-buli pualam.  Satu buli-buli minyak narwastu murni harganya amat mahal, bernilai sekitar tiga ratus dinar.

Dalam konteks kebudayaan Palestina pada waktu itu, minyak narwastu adalah minyak yang amat mahal.  Biasanya minyak ini disimpankan oleh seorang ayah untuk hari pernikahan anaknya, atau digunakan sebagai wangi-wangian untuk hari penguburan orang mati.  Makna penggunaan minyak narwastu dalam ritual perminyakan adalah wujud cinta kasih, pernyataan hormat dan sembah terhadap seseorang, dan inilah yang dinyatakan Maria ketika meminyaki Tuhan Yesus.  Sebab dihati dan iman Maria, Tuhan Yesus adalah segala-galanya, melebihi harta yang mahal yang dimilikinya.  Ia juga tidak memperdulikan pendapat orang banyak.  Ia bahkan menyekanya dengan rambutnya sebagai lambang kehormatan.  Ini adalah ungkapan kasih dan hormat Maria kepada Tuhan Yesus.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

Hal ini menarik perhatian Yudas Iskariot.  Ia mengkritik perbuatan Maria yang menyia-nyiakan harta dan jika digunakan untuk orang miskin, itu akan lebih berguna (Ay. 5).  Yudas Iskariot, ia adalah bendahara dari rombongan Tuhan Yesus.  Ia bertanggungjawab atas uang kas yang dipercayakan kepadanya (Yoh 12:6).  Ia merasa tidak senang sebab merasa itu pemborosan dengan alasan jika dijual seharga tiga ratus dinar lebih, uangnya dapat diberikan kepada orang miskin.  Yesus menjawab bahwa orang miskin selalu ada padanya, dan dia dapat menemui mereka kapan saja, tapi minyak itu merupakan persiapan penguburan Yesus.  Yesus bahkan memuji tindakan Maria (Mat 26:13).

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Kehidupan orang percaya di dunia, pasti memiliki cara pandang yang berbeda-beda tentang hubungan imannya kepada Tuhan, tentang harta dan tujuan hidup termasuk kekuasaan/jabatan yang dimilikinya, pernyataan iman Maria mengajak kita sekalian untuk bersyukur.  Maria bersyukur berjumpa dengan Yesus dan mengekspresikan imannya dengan menuangkan minyak narwastu karena dia menyadari dosanya yang besar dan merasa putus asa atas penghukuman kekal yang akan diterimanya kelak.  Jadi ketika dia diampuni oleh Yesus, hatinya penuh dengan ucapan syukur.  Maria yang datang bersujud dan memper-sembahkan minyak yang mahal tanpa merasa rugi atau kehilangan karena Maria tahu bahwa Yesus adalah segala-galanya dalam hidupnya.  Hati Maria adalah hati yang tulus menyembah dan mengasihi Yesus sedalam-dalamnya.  Dan Tuhan Yesus memuji sikap Maria.  Berbeda dengan sikap hati dan iman Yudas.  Bagi Yudas, Yesus adalah alat untuk dimanfaatkan, ia bisa jual karena kekuasaan, tetapi bagi Maria, Yesus adalah Allah yang patut disembah.  Perlu diingat bahwa seberapa besar kasih dan iman kita kepada Tuhan Yesus akan menentukan seberapa pengaruh harta dan kekuasaan terhadap karakter hidup kita.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Bagaimana dengan kita?  Tidakkah kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa, sama seperti wanita berdosa ini yang seharusnya menerima penghukuman kekal?  Sesungguhnya kita mendapat kese-lamatan hanya karena kasih karunia Tuhan melalui iman.  Jadi teruslah besikap rendah hati, tidak meninggikan diri dan merendahkan orang lain.  Lakukan segala sesuatu kebaikan yang mengharumkan nama Tuhan sebagai ucapan syukur kita.

       Di mata Tuhan, melayani di dalam keluarga, mengabdi sebagai abdi negara, bekerja sebagai petani atau nelayan, semua sama baiknya di hadapan Allah asal motivasi untuk melayani Tuhan itu adalah pernyataan iman kita.  Di dalam melayani Tuhan semua orang tidak dapat menghakimi pelayanan orang dalam status dan jabatannya. Hindari sikap dan iman Yudas yang menempatkan diri sebagai pribadi yang suka menghakimi, pengkritik atau lebih suka mencela pelayanan orang lain ketimbang berbuat nyata.  Lebih suka mempersalahkan orang lain ketimbang mendoakan orang lain.  Ia memiliki sifat yang tidak jujur atau tidak tulus, terbukti dengan ucapan seakan-akan ia peduli terhadap orang miskin padahal ia berharap uang dari minyak itu dapat digunakan olehnya.  Ia tidak dapat mengendalikan lidahnya, ia tidak senang melihat perbuatan orang lain.                                           

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Hari ini, semua orang dihadapkan pada aneka tawaran kenikmatan duniawi dengan berbagai porsi yang menggiurkan dan memanjakan mata.  Jabatan, pangkat, uang dan kekayaan sering membuat kita lupa diri sebagai pengikut Kristus.  Disinilah iman, harta dan kekuasaan kita sedang diuji dan dimurnikan, namun kita bisa memilih keputusan untuk mengadopsi cara hidup Yesus yang rendah hati, sederhana, ugahari dan penuh cinta kasih.  Akan tetapi disaat berhadapan dengan pilihan yang dilematis, seharusnya membuat kita lebih bijaksana dan memilih kehendak Tuhan bukan kehedak kita.

       Bukankah akan selalu ada anugerah dan berkat dari Tuhan yang sangat layak untuk kita syukuri hari ini?  Semua yang telah, sedang dan akan Tuhan lakukan bagi hidup kita adalah rancangan damai sejahtera bukan kecelakaan.  Jika kita menyadari betapa besarnya kasih dan pengampunan Tuhan dalam kehidupan kita, taburkanlah keharuman minyak narwastu, yaitu kasih dan perbuatan baik bagi kita dan bagi orang lain.  Jagalah perilaku kita agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.  Tuhan mengasihi dan memberkati kita semua. Amin

 

 

 

Jumat. 7 April 2023

Pembacaan Alkitab               : Yohanes 19:28-37

Tema                                      : Kristus Mati Supaya Kita Hidup

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

Marilah kita bersyukur kepada Allah Bapa di dalam Yesus Kristus karena anugerahNya yang sempurna telah menuntun dan memelihara kita selama 7 minggu berturut-turut dalam minggu-minggu penghayatan dan perenungan akan kesengsaraan Tuhan Yesus.  Semoga dalam masa-masa penghayatan itu akan semakin menguatkan dan mengokohkan iman percaya kita kepada Dia,

Allah yang telah datang ke dunia untuk karya penyelamatan.  Hari ini semua umat Kristen di seluruh dunia memperingati Hari Raya Kematian Yesus Kristus atau yang lebih dikenal dengan istilah Ibadah Jumat Agung.  Perayaan ibadah Jumat Agung adalah satu rangkaian dengan hari raya gerejawi yang lain seperti Natal, Paskah, Kenaikan Yesus Kristus ke surga, Pentakosta, dan hari raya gerejawi lainnya.  Semua hari raya itu tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.  Tidak dapat di pahami bahwa perayaan natal lebih penting dari paskah atau kenaikan ke surga, tidaklah demikian.  Semua hari raya itu sama pentingnya.  Karena itu dalam pemaknaan dan perenungannya kiranya jangan di ukur dalam besar kecilnya, meriah atau tidak, namun harus sama-sama dimaknai sebagai rentetan kerya penyelamatan Allah yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Pembacaan firman Tuhan yang dipilih dalam ibadah Jumat Agung tahun 2023 adalah terdapat dalam Injil Yohanes 19:28-37.  Setelah Yesus menyerahkan nyawaNya (30), ternyata ada inisiatif dari orang-orang Yahudi untuk menurunkan mayat Yesus karena mayat Yesus dan orang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Dia tidak bisa ditinggalkan tergantung di atas kayu salib.  Karena hari raya orang Yahudi yaitu hari Sabat yang jatuh pada hari Sabtu segera datang.  Menurut aturan agama Yahudi tidak boleh bekerja pada hari Sabat, karena itu cepat-cepat mereka memohon kepada Pilatus agar kaki dari orang-orang yang disalibkan itu segera dipatahkan dan diturunkan (31) Kaki dari dua yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus sudah dipatahkan.  Namun ketika mereka tiba pada mayat Yesus mereka telah memastikan bahwa Yesus sudah mati, karena itu mereka tidak mematahkan kaki Yesus (33).

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Nas renungan kita dalam ibadah ini terdapat pada ayat yang ke 34 yang berkata: “tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambungNya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.” Sebenarnya dengan pernyataan pada ayat 33 bahwa mereka telah memastikan Yesus telah mati, karena itu tubuh Yesus tidak boleh di apa-apakan lagi karena Dia sudah dinyatakan mati (33).  Namun ternyata di antara para prajurit masih ada yang belum yakin bahwa Yesus sungguh-sungguh telah mati.  Sehingga dia mengambil inisiatif untuk kembali menikam lambung Yesus, agar memastikan bahwa Yesus benar-benar mati.  Ketika lambung Yesus di tikam, keluarlah darah dan air.  Mengapa darah dan air?

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Darah dan air adalah dua unsur yang sangat penting dalam tubuh manusia.  Di bidang kesehatan jika seseorang dinyatakan kekurangan darah, maka diusahakan agar kebutuhan darahnya dapat normal kembali, dengan jalan mengkonsumsi obat yang menambah asupan darah atau dengan jalan transfusi darah.  Karena jika seseorang yang kekurangan darah dan tidak diupayakan maka akan mengakibatkan kematian.  Demikian pula dengan unsur air.  Air sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.  Seseorang yang kekurangan cairan (dehidrasi) atau banyak mengeluarkan cairan akan berakibat pada kematian.  Menurut penelitian pada ahli bahwa orang yang dicambuk berkepanjangan dan banyak mengeluarkan darah akan menderita syok hipovolemik.  Karena itu sebelum mati detak jantung yang cepat dan terus menerus akibat syok hipovolemik menyebabkan cairan berkumpul disekitar jantung dan paru-paru.  Cairan yang berkumpul di sekitar jantung disebut efusi perikardia dan cairan yang berkumpul disekitar paru-paru disebut efusi pleura.  Itulah yang dialami oleh Yesus.  Karena itu kelika lambung Yesus ditikam, maka keluarlah darah dan air.  Dengan keluarnya darah dan air sebagai dua unsur yang sangat penting dalam tubuh manusia maka dapat disimpulkan bahwa Yesus benar-benar telah mati.  Dengan demikian telah menjawab keraguan dari prajurit yang menikam lambung Yesus.  Bahkan sampai saat ini ada banyak anggapan yang mangatakan bahwa Yesus tidak mati namun diangkat dan diserupakan dengan orang lain.  Ada juga yang mengatakan bahwa Yesus hanya mati semu.  Sekali lagi dengan peristiwa lambung Yesus yang ditikam dan mengeluarkan darah dan air maka dapat dipastikan bahwa Yesus benar-benar telah mati.  Sehingga ada tindakan selanjutnya dari seorang murid Yesus khususnya Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus, orang Yahudi yang lain untuk mengambil mayat Yesus dan menguburkannya (38-42).  Ternyata segala peristiwa yang terjadi di kayu salib bukan peristiwa yang terjadi secara kebetulan namun merupakan penggenapan nubuatan dalam Perjanjian Lama.  Tentang tulang yang tidak dipatahkan (36) adalah penggenapan dari Kitab Keluaran 12:46; Bilangan 9:12; dan Mazmur 34:21.  Sedangkan penikaman pada lambung Yesus (37) adalah merupakan penggenapan dari kitab Zakharia 12:10.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Melalui firman Tuhan dalam ibadah Jumat Agung ini, ada beberapa hal yang kita renungkan :

Pertama   : Yesus benar-benar mati, karena darah dan air sebagai dua unsur penting dalam tubuh manusia, yang juga ada dalam tubuh Yesus sudah keluar.  Bukan di angkat dan diserupakan atau mati semu.  Karena itu ada tindakan untuk menurunkan mayat Yesus dan menguburkannya.

Kedua      : Mengapa Yesus harus mati?  Yesus mati supaya membayar hutang dosa.  Karena upah dosa adalah maut (Roma 6:23).  Jadi kematian itu harus terjadi supaya hutang dosa terbayarkan.

Ketiga      : Peristiwa kematian Yesus adalah peristiwa yang benar-benar terjadi dan menjadi suatu kesaksian yang membuat banyak orang menjadi percaya (35).

Keempat  : Peristiwa kematian Yesus ada dalam rencana agung Allah karena merupakan penggenapan dari firman Tuhan dalam Perjanjian Lama (36, 37).  Jadi bukan peristiwa kebetulan tetapi ada dalam proses yang direncanakan Allah untuk menyelamatkan manusia.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Hari ini kita kembali merayakan Jumat Agung atau kematian Tuhan Yesus Kristus.  Banyak tanggapan dan pendapat orang yang meragukan akan peristiwa ini, bahkan ada yang mangatakan bahwa peristiwa kematian Tuhan Yesus adalah berita bohong atau hoaks.  Seperti keraguan dari salah seorang prajurit yang menikam lambung Yesus.  Namun kita sebagai orang-orang yang telah dipilih, maka sampai kapanpun akan tetap percaya bahwa Yesus benar-benar telah mati untuk menggenapi rencana Allah untuk menyelamatkan dunia ini yang telah dikuasai dosa.  Kematian Yesus harus terjadi supaya upah atau hutang dosa terbayarkan dan manusia yang percaya akan diselamatkan.  Kematian Yesus mengajak kita untuk semakin mengenal dan mengimani betapa besar kasih Allah bagi dunia.  Yesus mati agar manusia luput dari dosa dan mengalami keselamatan.  Karena itu kiranya kita tetap beriman dan percaya kepadaNya, betapa karena kasihNya, Dia berpihak kepada kita manusia seperti makna dari syair lagu KJ 127:4 berikut ini :

“Aku kaya oleh miskinMu, Selamat oleh hidup suciMu

‘ku dibasuh oleh darahMu, Bahagia oleh salibMu.”

Selamat merayakan Hari Kematian Yesus Kristus atau Jumat Agung, dan selamat menyongsong Paskah. Tuhan Yesus memberkati firmanNya dan memberkati kita sekalian. Amin 

 

 

 

Minggu, 9 April 2023

Pembacaan Alkitab               : Markus 16:1-8

Tema                                      : Ia Mendahului Kamu ke Galilea. Jangan Takut

 Jemaat yang kekasih dalam Kristus,

       Setiap manusia pasti pernah merasa takut. Takut terhadap sesamanya, takut terhadap binatang buas, takut terhadap bencana alam, takut akan masa depan; takut sakit, mati, kesulitan ekonomi, masalah rumah-tangga, pekerjaan dan sebagainya.  Jika rasa takut mulai mengganggu dan bahkan menguasai hati kita, maka kita tidak bisa lagi menikmati hidup dengan tenang dan damai.

       Mengatasi rasa takut memang bukan hal yang mudah.  Karena itu, dibutuhkan iman yang kuat dan kokoh pada Yesus Kristus yang sudah bangkit, karena Ia sudah mengalahkan apa yang paling ditakuti oleh manusia yaitu maut. Jikalau maut yang adalah ketakutan terbesar dari setiap manusia telah dikalahkan oleh kebangkitan Yesus, maka mengapa kita harus takluk terhadap berbagai bentuk ketakutan hidup yang menghilangkan sukacita dan pengharapan?  Yesus yang bangkit telah memberikan kemenangan untuk mengalahkan ketakutan kita.  Dengan demikian, kemenangan kebangkitan Yesus, kita diajak untuk memenangkan perjuangan hidup ini.  Tidak ada hal yang tidak dapat teratasi kalau kita percaya, karena Yesus yang bangkit mengalahkan maut pasti memberi kemenangan bagi kita yang berjuang mengatasi ketakutan-ketakutan dalam kehidupan.

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,

       Peristiwa kebangkitan Yesus merupakan peristiwa agung yang telah menjadi titik balik perubahan sejarah manusia. Injil Markus mengawalinya dengan mengisahkan kunjungan para perempuan yaitu Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome ke kubur Yesus.  Mereka ingin meminyaki tubuh Yesus, sebab hal itu belum mereka lakukan ketika jenazah Yesus di bawa ke tempat pemakaman untuk dikuburkan berhubung mereka harus melaksanakan persiapan untuk menyambut hari Sabat.  Karena itu para perempuan tersebut akan melakukan tindakan meminyaki Yesus pada pagi hari di hari pertama minggu itu.

       Di kalangan masyarakat Yahudi, kaum perempuan digolongkan pada masyarakat kelas dua.  Golongan yang hampir tidak diperhitungkan dalam masyarakat.  Akan tetapi, dalam peristiwa kebangkitan Yesus justru peran perempuan mendapatkan tempat yang penting.  Injil Markus memberi ruang dan peran bagi kaum perempuan untuk memperlihatkan wujud tindakan kasih yang tidak berakar dari tradisi tapi dari hati yang peduli.  Kunjungan ke kubur Yesus diwarnai juga dengan suatu persoalan, yaitu “Siapa yang akan menggulingkan batu kubur yang sangat besar?”.  Pertanyaan yang wajar karena para perempuan itu menyadari keterbatasannya yang tidak memiliki kekuatan fisik yang cukup untuk menggulingkan batu besar yang diletakkan untuk menjadi penutup pintu kubur Yesus.  Akan tetapi disini justru Allah memakai keterbatasan dan kelemahan mereka dalam rencanaNya.           

       Ketika melihat dari dekat, para perempuan itu mendapati bahwa batu yang memang sangat besar itu sudah terguling.  Batu yang sangat besar tentu tidak bisa digulingkan dengan kemampuan fisik para perempuan itu.  Batu itu terguling karena tangan Allah yang melakukannya.  Keterkejutan para perempuan itu semakin bertambah ketika di dalam kubur Yesus mereka menjumpai seorang muda yang mengenakan jubah putih.  Orang itu adalah Malaikat yang di utus oleh Allah, membawa pesan Allah, yang diawali dengan kalimat penguatan, “jangan takut”  malaikat itu meyakinkan mereka bahwa Yesus telah bangkit, tempat dimana Ia dibaringkan telah kosong, hanya tertinggal kain kafannya saja.  Apa yang mereka lihat, dengar dan sentuh adalah bukti bahwa Yesus telah bangkit dan itu memang benar adanya.

       Ketakutan perempuan itu sangat mendasar, sebab mereka berhadapan dengan hal yang tidak masuk akal tapi nyata, tentang kebangkitan Yesus pada hari pertama minggu itu, yaitu hari Minggu.  Karena itu mereka dipenuhi oleh perasaan gentar dan dahsyat.  Inilah yang mengakibatkan mereka tidak mampu berbuat apa-apa.  Namun pada akhirnya mereka dapat keluar dari ketidakmampuannya, karena sekarang mereka memiliki kemampuan yang baru ketika diperintahkan untuk pergi keluar dari kubur itu untuk menjumpai para murid laki-laki dan menyampaikan kepada mereka bahwa Yesus yang bangkit mendahului dan menunggu mereka di Galilea sebagaimana yang pernah disampaikanNya kepada mereka (Markus 14:28).  Para perempuan itu menjadi pembawa berita Paskah kepada para murid laki-laki dan secara bersama-sama mereka pun menjadi pemberita tentang berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu dari timur ke barat bahkan sampai ke seluruh penjuru bumi.  Pada akhirnya, perjumpaan dengan Yesus di Galilea adalah perjumpaan pengutusan dari Yesus kepada mereka untuk menjadikan semua bangsa muridNya dan penyertaanNya sampai pada akhir zaman adalah sumber kekuatan bagi para murid untuk memberitakan Injil Yesus Kristus.

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,

       Kebangkitan Yesus adalah bukti kebenaran utama dalam Injil dan merupakan pokok iman Kristen dan dari sinilah kehidupan orang percaya mulai bertumbuh.  Persoalannya adalah keyakinan ini sering tidak menyentuh totalitas hidup manusia, dan akibatnya kita terkurung oleh berbagai ketakutan, dengan demikian kita akan dilanda dengan ketidakberdayaan serta kehilangan pengharapan untuk menjalani kehidupan.                                             

       Cara menghalau ketakutan harus dimulai dengan keyakinan dan bukan persoalan. Seberat apapun pergumulan kita tidak boleh menghalangi usaha dan perjuangan kita untuk melakukan yang terbaik karena Yesus telah mengalahkannya.  Kuasa kebangkitan Yesus lebih besar dari batu yang sangat besar yang menutupi pintu kubur Yesus.  Artinya bahwa kuasa kebangkitan Yesus lebih besar dari ketakutan hidup kita.  Kuasa Kristus yang bangkit adalah kepastian dan jaminan bagi orang percaya untuk menjalani hidup dan menyongsong masa depan.  Kuasa Kristus yang bangkit adalah kuasa yang memanggil dan mengutus para muridNya termasuk Gereja di masa kini untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi dalam penyertaanNya yang berlaku sampai pada kesudahan zaman.

            Berita ini merupakan motivasi bagi kita karena kebangkitan Yesus memberi daya juang untuk mengatasi segala bentuk kelemahan dengan mulai memberdayakan diri sendiri dan orang lain.  Tuhan memakai kita semua, pribadi, keluarga, jemaat untuk mengambil bagian dalam kerja pelayanan melalui perkataan dan perbuatan sesuai dengan potensi dan karunia masing-masing.  Peran laki-laki dan perempuan, peran keluarga harus semakin diberdayakan agar tidak membiarkan diri dalam belenggu kepasifan, tapi berjuang secara aktif membangun tatanan hidup yang aman dan sejahtera.  Jangan takut untuk berjuang karena kuasa Kristus yang bangkit akan terus menyertai kita sampai pada kesudahan zaman.  Selamat merayakan Paskah dalam semangat kebangkitan Kristus.  Amin.

 

 

 

 

 

Senin, 10 April 2023

Pembacaan Alkitab               : Lukas 24:13-35

Tema                                      : Semangat Paskah Bersama Yesus

 Jemaat yang diberkati oleh Tuhan,

Jika harus menempuh perjalanan dua belas kilometer itu artinya menelan waktu minimal dua stengah jam. Seseorang jika melakukan perjalanan dua stengah jam, itu sangat me-lelahkan. Apalagi jika perjalanan itu dilakukan pergi–pulang. Maksudnya ketika tiba, dia kembali lagi sehingga perjalanan itu seluruhnya terhitung lima jam.

Jemaat yang diberkati oleh Tuhan,

Saudara, itulah yang dilakukan oleh Kleopas dan kawannya menurut cerita Alkitab saat ini, Injil Lukas 24 : 13 – 35. Kleopas dan kawannya menempuh perjalanan sepanjang jarak 12 Km (dua stengah jam), dari Yerusalem ke Emaus. Perjalanan itu mereka tempuh bukan dengan bersemangat melainkan sebaliknya. Mereka merasa terpukul oleh tidak menentunya berita-berita mengenai keadaan Tubuh Tuhan Yesus. Padahal Kematian Yesus sudah cukup menekan perasaan mereka selama tiga hari ini. Ibarat peribahasa : “seperti orang yang sudah jatuh lalu ditimpa tangga lagi“. Mengapa tidak, kematian Yesus membuat para murid-murid menjadi takut, gelisah, cemas bahkan bertanya-tanya “mengapa Guru kita harus mati?”. Mengapa orang yang kita anggap sebagai Raja kita, memiliki Kuasa, namun pada akhirnya juga harus mati. Belum terjawab, belum terselesaikan masalah itu, hadir lagi berita baru, tentang Tubuh Yesus yang hilang. Siapa yang ambil, dikemanakan, diapakan Tubuh Yesus,  siapa  yang mencurinya dsb.  Sudah pasti perjalanan Kleopas dan kawannya bukanlah perjalanan yang menyenangkan melainkan sebuah perjalanan yang melelahkan bahkan membosankan.

Lebih aneh lagi, ketika dalam perjalanan itu seseorang hadir dan turut bergabung dengan mereka. Namun mereka tidak mengenalnya kalau seseorang itu adalah Yesus. Mereka menumpahkan isi hati me-reka, tentang peristiwa yang terjadi dan mereka alami.

Jemaat yang diberkati oleh Tuhan,

Akhirnya mereka tiba juga di Emaus. Lalu Yesus bersikap seolah-olah terus berjalan. Sesuai dengan Adat yang lazim, mereka mengundang-Nya untuk makan dan bermalam bahkan mendesak-nya dan berkata “Tinggalah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam“.  Ucapan itu telah mengilhami lahirnya lagu Nyanyian Rohani III, Tinggal Sertaku Kawanku Kudus atau Kidung Jemaat No. 329, Tingal Sertaku Hari Tlah Senja, Glap makin turun, Tuhan Tinggalah.

Yesus menerima ajakan itu. Mereka duduk makan. Pada saat itu Kleopas dan kawannya mengenali Yesus. Lalu Yesus pun hilang dari pandangan mereka. Menurut cerita Alkitab, lalu bangunlah mereka  dan terus kembali ke Yerusalem, Lukas 24 : 33a.  Sudah sampai di Emaus, lalu balik kembali ke Yerusalem dengan berjalan kaki, sungguh luar biasa.

Jemaat yang diberkati Tuhan,                        

Ternyata perjumpaan mereka dengan Yesus telah mengubah keadaan. Rasa lelah, letih dan lesu menjadi tidak terasa lagi. Mungkin juga mereka belum makan, karena Alkitab menceritakan pengenalan mereka terhadap Yesus ketika Yesus baru saja mulai membagi roti. Tetapi rasa lapar pun menjadi tak terasa. Yang mereka rasakan adalah kegembiraan, semangat yang muncul menjiwai mereka.  Perjalanan yang tadi menjenuhkan, tetapi karena sukacita mereka, perjalanan itu ditempuh oleh mereka sekali lagi. Tujuan mereka adalah membagi kabar gembira kepada kawan-kawan yang ada di Yerusalem bahwa Yesus sudah bangkit. Perjumpaan dengan Yesus menjadikan mereka bersemangat lagi untuk menjalani jalan dari Emaus ke Yerusalem dan bahkan menjalani jalan hidup selanjutnya.

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Yang menarik dari perikop hari ini bukanlah terletak pada fakta bahwa Yesus telah bangkit dan menampakan diri, bukan itu. Sebab sampai hari ini Tuhan terus menampakan kehadiranNya, KuasaNya bagi dunia. Namun yang menarik justru terletak pada kejadian dimana kedua orang tadi akhirnya mengenal, menyadari (terbuka mata mereka) bahwa yang ada bersama dengan mereka saat itu adalah Yesus. Yesus sebagai sumber Pengharapan. Mereka telah menemukan kembali sumber semangat hidup mereka. Saat harapan dan kenyataan tidak sesuai, saat semangat kehidupan kita ini hampir habis, saat kita mulai ragu tentang kuasa Tuhan.

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Diperistiwa Paskah ini, ketika gereja masih terus menyaksikan tentang kuasa dan mujizat Kristus dan memberitakan tentang peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus, ada yang perlu kita evaluasi bersama,  Seperti apa kita menjalani kehidupan ini.  Apakah kita merasa lelah terus, apakah kita tidak lagi memiliki semangat atau dalam banyak hal ketika keadaan hidup kadangkala tidak sesuai dengan harapan kita.  Kalau kita hanya terfokus pada situasi atau masalah itu berarti kita tidak bisa menyampikan berita sukacita, berita kebangkitan Kristus kepada orang lain, kepada dunia.  Tapi pesan Firman hari ini melalui peristiwa Paskah hendaklah semangat Paskah ditahun 2023 ini juga menjadi semangat kehidupan kita untuk terus berkarya, membangun kehidupan dalam banyak tantangan dan persoalan, namun Yesus yang bangkit itu adalah sumber Pengharapan yang sejati.

Selamat berjuang, selamat menemukan kembali semangat hidup kita dalam Tuhan yang telah setia didalam melakukan apa yang telah Dia janjikan bagi hidup kita. Selamat merayakan Paskah, Tuhan Yesus memberkati. Amin.           

 

 

 

 

Minggu, 16 April 2023

Pembacaan Alkitab               : Mazmur 16:1-11

Tema                                      : Keluarga Yang Senantiasa Memandang Kepada Yesus

 Jemaat yang diberkati Tuhan,

Kitab Mazmur ditulis sekitar abad ke-15  sebelum Masehi, dengan hampir semua pasal  berbicara soal pengalaman pribadi dari pemazmur. Miktam atau mazmur emas, yang  dinyatakan oleh Daud hamba Allah khusus pasal  16 ini berbicara soal pengalaman pribadi yang hidupnya sangat akrab dan bahkan erat dengan Allah.

Pemazmur Daud dalam bacaan ini menyatakan isi hatinya kepada Allah. Isi hati disampaikan merupakan pernyataan atau penga-kuan iman secara gamblang, dan dinyatakan kepada Allah bahwa kebahagiaan hidup hanya  tercipta ketika kita hidup saleh atau hidup benar.

Karena bagi Daud penyataan imannya sekaligus penyerahan diri secara penuh kepada Allah.  Ada  tiga  hal yang  kita pelajari dalam bacaan ini :

  1. Allah adalah penjaga dan pelindung

Daud memohon agar Allah menjaga dan melindungi, adalah sebuah pernyataan iman, bahwa Tuhan Dialah yang selalu menjaganya.Penjagaan dan perlindungan Allah yang dialami oleh Daud dinyatakan kepada Tuhan bahwa tidak ada perlindungan yang lain selain yang datangnya dari pada Allah.  Sebab Allah yang dikenal oleh Daud adalah Allah yang sama sejak awal keterpanggilannya sebagai seorang  gembala domba.                           

Dalam ayat 5 itu dikatakan, “Engkau adalah bagian warisan yang diberikan kepadaku.” Ini adalah gambaran ketika Musa telah mengeluarkan suku-suku Israel dari Mesir dan kemudian Yosua memasukkannya ke Kanaan, setelah perang demi perang dimenangkan, maka saatnya setiap suku Israel mendapatkan tanahnya masing-masing. 

Satu persatu suku Israel dengan puluhan ribu orang di dalamnya, dipanggil oleh Yosua dan diberikan tanah demi tanah; Efraim, Manasye, Benyamin, Simeon, Zebulon, Naftali, Ruben, Gad. Tetapi pada satu suku yaitu Lewi, Yosua mengutarakan apa yang dikatakan oleh Musa, “Aku tidak akan memberikan milik pusaka kepada Lewi, karena milik pusaka Lewi adalah TUHAN, Allah Israel sendiri”. Tuhan Allah Israel adalah yang dijanjikan untuk mereka. 

Daud menuliskan hal ini, dan kita semua mengerti bahwa ini adalah bagian dari suku Lewi, orang-orang yang melayani di rumah Tuhan secara full time. Warisan mereka bukan warisan tanah tetapi warisan janji Allah akan pemenuhan kebutuhan dalam dan diluar bait Allah. Saat ini secara umum warga jemaat GPIBK mulai merasakan yang namanya resesi ekonomi.  Semua harga barang naik dan hasil jualan kita, usaha kita, kurang diminati oleh pembeli, bahkan gaji tidak terbayarkan, upah kerjadicicil.  Disisi lain kita mempunyai tanggung jawab untuk melanjutkan pelayanan, pembangunan gereja Tuhan, ditambah lagi kita mempunyai tanggung jawab dalam keluarga, kebutuhan makan, pendidikan, perumahan dan lain sebagainya. Musibah terjadi dimana-mana, manusia yang tidak percaya kepada Tuhan akan semakin jahat, dunia semakin kejam. Secara manusia tidak akan mungkin kita hidup nyaman lagi, dimana-mana terjadi  gempa bumi, angin topan, air laut semakin hari semakin naik, seolah-olah bumi ini sudah dipenuhi air, gunung bergeser karena derasnya hujan, sungai meluap dan banjir bandang yang memakan korban jiwa manusia.  Tapi Firman Tuhan saat ini telah mengajarkan kita, bahwa Allah tetap melindungi dan menjaga kita dengan baik.  Kita akan dijaga dan dilindunginya, dikelilingi, diawasi sebagai biji mataNya (Ul. 32:10) asalkan kita hidup sesuai kehendak Allah. Karena itu pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat.

  1. Hanya didalam Tuhan,jiwa kita diselamatkan

Daud dalam ungkapanya mau mendemonstrasikan bahwa perlindngan yang sejati hanya dari Allah,dan karena itu  keselamatanpun akan datang dari Allah Juga.Tidak ada yang dirasakan oleh Daud  yang nyaman dan aman  selain  dari lindungan Tuhan.

Pemazmur memproklamirkan dalam hidupnya, bahwa hanya Tuhan yang baik, Tuhan yang dikenalnya dalam hidupnya adalah Tuhan yang sungguh-sungguh kebaikanNya tidak digantikan dengan kebaikan dari pihak manapun, entah itu suami, istri, anak, orang tua, atasan, bawahan, teman, dan lingkungan kita didunia ini. Karena pengenalan akan keabadian kebaikan Allah, maka semua kebaikan dari orang kudus, hanya menjadi kesukaanya, tetapi bukan menjadi pelaku kebaikan yang hakiki. Ketika Daud menyatakan syukur dan ungkapan hatinya, situasi  umat telah berbalik dan menyembah berhala. Penyembahan kepada berhala menjadi kepedihan hati dari Daud, dimana pernyataanya bahwa Daud tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan  berhala, dan bahkan menyebutnya saja tidak layak baginya.

Setiap kita berharap kita memperoleh keselamatan yaitu sorgawi. Tapi masih banyak yang belum memahami bahwa untuk masuk dalam sorga itu bukan hal yang mudah.Yesus mengatakan”Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak bapaKu yang disorga” (Matius 7:21).Dengan dasar ayat ini mengingatkan kepada kita yang setiap hari beribadah, tetapi tidak melakukan firman itu hidupnya akan sia-sia, apalagi yang tidak pernah beribadah minggu,kolom, kompelka di jemaat. 

Banyak diantara kita dibumi ini kelihatannya berhasil, sukses, bisnisnya lancar, sehingga kita membandingkanya yang tidak beribadah  bisnisnya dilancarkan, usahanya berhasil.Kita perlu tau bahwa iblis juga bisa memberi kekayaan, memberi keberhasilan, memberi jaminan untuk kesejahteraan dalam bidang apa saja karena iblis juga mempunyai kuasa untuk itu. Semua kuasa dibumi ini bisa dibuat oleh iblis, ini dibuktikan dengan pencobaan dipadang gurun yang dialami oleh Yesus”Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” (Matius 4:8-9). Hal ini mau membuktikan bahwa iblis juga punya kerajaan dibumi ini.  Iblis juga bisa memberi kesejahteraan dibumi, keberhasilan dalam harta, kedudukan dalam jabatan, menjanjikan umur panjang, tetapi tidak menjamin keselamatan jiwa kita.  Karena keselamatan jiwa didalam kerajaan sorga hanya disediakan oleh Allah didalam Yesus kristus. Orang-orang seperti ini dikatakan dia sudah mati secara rohani walaupun kelihatanya masih hidup.

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Dalam kehidupan berjemaat dalam pelayanan GPIBK saat sekarang  ini, sulit kita menemukan pernyataan iman seperti Daud.Tidak sedikit  orang yang menyampaikan bahwa Tuhanlah yang menjaga kehidupan  kita, tetapi dalam situasi yang lain, kita masih terikat dengan kuasa gelap, masih percaya dukun-dukun, percaya kepada cerita-cerita mistik, dualisme penyembahan kepada Mamon, dalam praktek penyembahan masih ada istilah “Babee” kepada yang dianggap mempunyai kekuatan gaib, yang memberi keberhasilan atau kehidupan yang lebih baik daripada Allah. Dan dimata Tuhan kehidupan seperti ini adalah kehidupan yang dibenci oleh Tuhan. Karena kepercayaan kepada Allah yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh.  Dalam kitab Wahyu 3:16 “jadi karena engkau suam-suam kuku, tidak dingin atau tidak panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulutKu”. Memberi pengertian penyeragaman gereja atau semua gereja digabung menjadi satu. Tetapi lebih kepada kesatuan pengakuan, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Karena itu mulai sekarang ini, mari kita tinggalkan semua hal-hal yang menyakiti hati Tuhan, namun lakukanlah penyembahan yang sunguh-sungguh hanya kepada Allah.

  1. Segala pujian hanya kepada Allah

Daud, adalah seorang raja yang memiliki segala-galanya tetapi dia mengatakan: aku dimiliki oleh Allah dan Allah menjadi milikku. “TUHAN, engkau adalah bagian warisanku”, tetapi bukan saja bagian warisanku, Engkau adalah pialaku.  Suatu ungkapan pujian, kepada Allah dan bukan pujian saja, tetapi ungkapan yang meninggikan Allah  bagai sebuah piala penghargaan yang ditinggikan.

Pemazmur yang karena kepercayaan kepada Allah yang tidak ada bandingnya, maka ia meletakkan dasar pemahaman bahwa segala Nasehat diberikan kepadanya pada waktu malam, melalui hati nurani yang mengajari kebaikan-kebaikan, sampai pada keberadaan secara lahiriah, bahwa Tuhan ada dan berdiri menopangnya, dan Daud  tidak akan pernah goyah.Oleh Daud, situasi ini bukanlah situasi yang tercipta dengan sendirinya, tetapi oleh karena penyertaan dan topangan tangan Tuhan.  Karena itu Daud selalu mengucapkan terima kasih Kepada Allah dengan segenap tubuh dan jiwanya.  Karena itu segala pujian dan sukacita yang berlimpah ruah menjadi bagian nikmat yang dialami Daud dalam hidupnya.

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Kadangkala Kata pujian, atau makan puji, sering menjadi impian dan harapan setiap manusia.Setiap kita, akan merasa senang jika kita  mendengar kata pujian yang ditujukan kepada kita secara pribadi. Tetapi akan merasa iri hati, ketika dengan teman kita yang dipuji, kita merasa tidak adil, atau cemburu. Seringkali kita memberi pujian kepada anak-anak kita, dan mereka akan semakin berekspresi karena pujian itu. Demikian juga kita orang dewasa, ketika menerima pujian dari orang lain akan menjadikan semakin percaya diri. Namun bukan itu saja, sering kali ketika mendengar pujian, maka kita menjadi sombong dan angkuh karena kita merasa kita hebat dan luar biasa.

Kita harus tau bahwa kita masing-masing mempunyai karunia khususyang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun karunia itu sebaiknya dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Bukan untuk menjadi angkuh dan sombong, apalagi ketika merasa di puji-puji akan semakin merasa hebat dan tidak menghargai orang lain.Bagi Daud, pujian itu  hanya layak kita nyatakan kepada Tuhan, karena Dialah pemilik hidup ini. 

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Pada minggu ini adalah minggu kedua setelah peringatan kebangkitan atau paskah, dimana kebangkitan Yesus adalah pertanda bahwa Allah yang setia dijaman Daud tetap setia sampai pada peristiwa salib, mati dan bangkit.  Karena itu saat ini kita diingatkan untuk terus bertekun dalam Tuhan walaupun tidak sedikit tantangan dan pergumulan hidup. Tuhan kita Yesus kristus adalah Allah yang hidup dan Dia adalah  satu-satunya penolong kita. Akuilah Dia dalam hidupmu bahwa jika bukan Tuhan yang menolong kita, sia-sialah kehidupan kita.

Dalam hidup berjemaat  dalam pelayanan  GPIBK  ini, seringkali kita berbeda pendapat, berbeda pandangan, berbeda selera, berbeda pemahaman, berbeda keinginan. Tapi janganlah perbedaan itu menjadi dasar untuk kita tercerai. Tetapi ini seharusnya menjadi kekuatan kita untuk menyatukan semua pandangan dan pendapat yang berbeda, bahwa kita semakin paham dalam menyikapi tantangan yang semakin kompleks.

Bulan April adalah bulan keluarga Sinode GPIBK, karena itu kita sebagai keluarga masing-masing sebagai ayah, sebagai  ibu, sebagai anak, dan semua orang yang kita kasihi dan cintai adalah bagian dari rumpun keluarga, yang tentunya diharapkan kita menjadi keluarga yang selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup dan kerja kita. Diharapkan kita hidup akrab satu dengan lainyadan juga kepada Tuhan  melalui doa.  Ada waktu yang berkualitas untuk berkumpul bersama di meja makan, dimana keluarga dapat  berdoa  bersama, dan masing-masing anggota keluarga mengungkapkan apa yang dialaminya atau yang akan dikerjakan dengan hati yang gembira. Atau dalam kesempatan ini  kita sebagai orang tua dapat memberi nasehat kepada anak-anak, atau saling menguatkan satu dengan yang lain.  Secara keseluruhan GPIBK adalah perkumpulan keluarga Allah yang dipercaya oleh Allah dibumi ini, untuk saling melayani Majelis Jemaat, Pendeta, Penatua, Syamas dapat melayani dengan baik, saling menguatkan, memberi motivasi, menjadi contoh bagi anggota jemaat dan juga jemaat merasa memiliki pelayannya, sehingga setiap kekurangan para pelayandilengkapi oleh anngggota jemaat.  Jika demikian terciptalah kehidupan yang harmonis.  Satu hati,satu jiwa dan satu tujuan, dan warga GPIBK mari kita wujudkan  bersama semangat dalam persekutuan, kesaksian dan pelayanan bersama.  Amin.

 

 

 

 

Minggu, 23 April 2023

Pembacaan Alkitab               : Kisah Para Rasul 16:1-11

Tema                                      : Keluarga Allah Yang Melakukan Firman

 Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

“Mendengar” dan “melakukan” suatu pesan atau perintah; merupakan dua hal yang berkaitan erat dan sama-sama penting.  Dalam kerangka berpikir ini berarti seseorang tidak bisa melakukan apa-apa karena ia tidak mendengar.  Tidak ada informasi, berita, pesan dan perintah untuk melakukan sesuatu.  Itu berarti hal “mendengar dan melakukan” sama-sama penting.  Hal mendengar merupakan permulaan untuk melakukan sesuatu sedangkan melakukan adalah tindak lanjut terhadap apa yang telah di dengar sebelumnya.  Seseorang hanya bisa melakukan suatu perintah dengan baik dan benar jika ia mendengar dengan baik apa yang hendak ia lakukan. Ketika berbicara tentang respon manusia terhadap firman Tuhan yang telah diterima oleh orang-orang Kristen diperantauan, Yakobus juga berbicara mengenai soal “mendengar  dan  mela-kukan” dengan mengatakan : “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” (Yak 1:22).                            

       Dalam rangka perayaan dan memaknai bulan keluarga pada hari ini, kita akan belajar tentang kisah pemberitaan Injil oleh rasul Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua dan bagaimana respon manusia terhadap berita Injil yang telah didengar dan diterima dengan sorotan tema : KELUARGA ALLAH YANG MELAKUKAN FIRMAN.

       Keluarga Allah artinya keluarga yang gagasan pembentukannya adalah karya Allah bagi manusia.  Keluarga yang dibentuk atas inisiatif dan rencana Allah.  Keluarga yang percaya kepada Allah.  Menjadi keluarga Allah adalah sangat penting untuk melakukan kehendakNya.  Bagi Allah sendiri, keluarga merupakan tempat yang begitu penting dan sentral dalam kehidupan manusia.  Keluarga merupakan tempat pertama bagi manusia untuk memperoleh pendidikan, belajar mengenal Tuhan, merasakan kasih sayang dan damai sejahtera.  Keluarga merupakan tempat bagi orang tua untuk mentransfer nilai iman, sosial, budaya dan adat istiadat.  Namun seringkali fungsi utama keluarga ini menjadi hilang karena berbagai sebab.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Dalam bagian firman Tuhan ini kita memperoleh gambaran, bahwa setelah sidang para rasul dan Penatua-Penatua di Yerusalem, dalam perjalanan misi yang kedua, rasul Paulus dan pengikutnya mensosialisasika hasil sidang itu kepada jemaat-jemaat yang dari kota-kota agar hasil sidang itu dituruti.  Kemudian atas tuntunan Roh Kudus, Paulus bersama pengikutnya (Silas dan Timotius) menyeberang ke Makedonia dan di Filipi, kota pertama di Makedonia mereka tinggal selama beberapa hari dalam rangka pemberitaan Injil.  Rasul Paulus memulai pelayanannya di Filipi dengan cara ia melakukan pendekatan sosiokultural dan juga mencari tempat-tempat ibadah orang-orang Yahudi sebagai bentuk pendekatan sosial dengan toko-toko dan komunitas agama Yahudi yang tentu saja sangat penting bagi upaya pemberitaan Injil.                  

Dalam nas renungan kita (Kisah 16:14-15) dikatakan : “Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.  Tokoh Lidia dalam nas renungan ini adalah seorang perempuan asal kota Tiatira (di Asia Kecil).  Ia dikenal sebagai penjual kain ungu.  Perempuan ini adalah seorang agama Yahudi.  Ia berjumpa dengan rasul Paulus, Silas ketika Paulus dan Silas hendak memberitakan Injil di kota Filipi.  Ia tertarik dengan pengajaran rasul Paulus dirumah sembahyang Yahudi dan ia mendengarkannya dengan baik.  Hal menarik yang perlu kita perhatikan dalam kisah ini adalah Lidia tidak hanya sampai pada tahapan mendengar pengajaran rasul Paulus mengenai Kristus, tetapi ia memutuskan untuk dibaptis bersama seisi rumahnya (mungkin termasuk orang tua, anak, pembantu-pembantu).  Setelah itu, Lidia memberi tumpangan kepada rasul Paulus dan pengikutnya untuk tinggal semalam dirumahnya.  Disini kita lihat, bahwa ada sesuatu yang berubah dari pribadi Lidia dan seisi rumah tangganya.  Perubahan ini terjadi karena adanya respon baik dari Lidia terhadap pemberitaan Injil Yesus Kristus.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Dalam setiap ibadah Minggu dan ibadah lainnya, orang Kristen selalu berkesempatan mendengarkan berita Injil.  Tidak ada ibadah Kristen tanpa pemberitaan firman Allah.  Itu berarti orang Kristen memiliki banyak kesempatan untuk mendengarkan firman Allah.  Namun mendengarkan saja tidaklah cukup, seperti dikatakan dalam Injil Lukas 11:28 : “Ketika mendengarkan sabda Allah, kita harus memeliharanya dan yang berbahagia adalah mereka yang melakukannya.” (Yoh 13:17). Suatu hal yang membuat firman Tuhan yang kita dengar itu berbeda dari yang lain adalah ketika kita tersentuh olehnya dan berubah karenanya.  Berubah membutuhkan aksi mengganti “yang lama”  dengan “yang baru”, meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk.  Berubah juga berarti adanya keberanian seseorang untuk meninggalkan zona nyamannya dan berpaling kepada Kristus.  Dan aksi perubahan ini hanya bisa terjadi ketika kita melakukan firman Tuhan.  Kalau kita hanya mendengar dan memuaskan diri dengan kata-kata pengkhotbah yang indah, tertata apik dan terkesan luar biasa, maka perkataan itu menjadi kosong dan kita hanya membohongi diri sendiri karena kita tidak melakukannya.  Mendengar dan mengetahui tanpa melakukan adalah suatu kesia-siaan.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Kita tidak dapat pungkiri, bahwa sekarang ini banyak orang Kristen yang hanya menjadi pendengar setia tanpa melakukan firman Tuhan.  Mereka tidak lagi melakukan kehendak Tuhan.  Mereka tidak taat kepada firman-Nya.  Sehingga akibatnya banyak orang Kristen dewasa ini kehilangan kebahagiaan sejati dalam keluarganya.  Keluarga bukan lagi menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi penghuninya.  Keluarga kehilangan damai sejahtera dan sukacita Kristus.  Keluarga kehilangan ketahanan dalam menghadapi persoalan kehidupan.  Persoalannya bukan karena kekurangan uang, harta dan kekayaan (kendati kadang-kadang hal-hal itu ikut berpengaruh).  Tetapi sebab utamnya adalah orang percaya tidak melakukan kehendak Tuhan dan firman-Nya.

       Berangkat dari kondisi yang demikian, maka pertanyaan yang timbul bagi kita adalah bagaimana dengan keluarga kita hari ini?  Kita perlu mendengar firman Tuhan sebagai permulaan pertumbuhan iman (Roma 10:17).  Dengan mendengar, kita tahu banyak hal mengenai Tuhan dan percaya apa yang telah kita dengar.  Namun mendengarkan firman saja tidaklah cukup.  Kita harus melakukannya.  Karena hanya dengan melakukan firman Allah kita mengalami berkat Tuhan, seperti yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil Lukas 11:28 : “ Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”  Memelihara adalah tindakan melakukan.  Perkataan Yesus ini selain berisikan upah bagi mereka yang melakukan firman Tuhan, tetapi Yesus juga hendak mendefinisikan kembali definisi keluarga yang melampaui batas-batas suku, golongan dan kelompok.  Biasanya yang kita pahami dari definisi keluarga adalah mereka yang satu garus keturunan dengan kita (Keluarga secara genetis).  Namun ajaran Yesus ini merobohkan batasan dan sekat yang membatasi kita hanya pada keluarga dalam pengertian genetis.  Yesus katakan : “Ibu dan saudara-saudara-Ku adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”  Ayat ini memiliki makna bahwa semua orang yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya, mereka adalah keluarga kita.  Keluarga dalam jemaat, masyarakat, bangsa dan negara.  Masyarakat dimana kita hidup dan berkarya terdiri dari banyak suku, golongan, agama dan berbagai perbedaan lainnya, tapi mereka adalah keluarga kita.  Mereka juga termasuk keluarga Allah karena diciptakan dan dihadirkan oleh Allah didunia ini.  Memang tidaklah mudah bagi kita untuk menganggap semua orang adalah keluarga Allah.  Namun ketika kita bersedia, maka pasti Tuhan membukakan hati kita untuk menerima orang yang berbeda dengan kita sebagai keluarga Allah.  Mengapa Lidia bisa menerima Paulus dan Silas dirumahnya padahal ia berbeda suku bangsa dengan Paulus dan Silas?  Paulus dan Silas adalah orang Yahudi dan Lidia adalah orang Eropa.  Tapi mengapa Lidia memberi tumpangan kepada mereka?  Karena ia dimampukan oleh Tuhan.  Tuhan membukakan hatinya untuk menerima orang lain dalam perbedaan dan menjadi berkat bagi Paulus dan Silas dalam pemberitaan Injil.  Hanya karena dengan kita melakukan firman Allah kita mengalami perubahan hidup dan berkat Tuhan serta menjadi berkat bagi orang lain. Amin.

 

 

 

 

Minggu, 30 April 2023

Pembacaan Alkitab               : Yohanes  4:46-54

Tema                                      : Percayalah KepadaNya, Dia Akan Bertindak

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Kita patut mengucap syukur kepada Allah oleh anugerah-Nya kita diperkenankan menik-mati kehidupan ini.  Dalam menapaki kehidupan tidak terhingga kasih setia Tuhan tetapi juga tidak sedikit tantangan dan penderitaan yang menerpa.  Namun setiap tantangan, setiap penderitaan  merupakan  peluang  dimana  iman kita teruji apakah kita mampu bertahan tetap percaya dan beriman kepada Allah atau sebaliknya kita menempuh cara lain untuk memperoleh pemulihan untuk bebas dari kesulitan meskipun itu bertentangan dengan kehendak Allah.           

       Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes anak Zebedeus (Salah seorang di antara dua belas murid).  Dengan maksud penulisan sebagaimana yang tercantum pada pasal 20:31 “Tetapi semua yang tercantum disini telah tercatat supaya kamu percaya, bahwa Yesuslha Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu, memperoleh hidup dalam nama-Nya.”  Khususnya ayat-ayat pembacaan kita mengisahkan tentangseorang pegawai istana yang berupaya untuk menyembuhkan anaknya dari penderitaan sakit. Penderitaan sakit adalah situasi yang tidak menyenangkan karena itu tidak dikehendaki oleh siapapun.  Penderitaan sakit membuat kita harus beristirahat dari pekerjaan, mengeluarkan biaya pengobatan, menyita waktu orang-orang yang berada disekitar kita.  Apalagi penderitaan ini dialami oleh suami, isteri, anak-anak dan orang tua.  Tentunya berbagai upaya dilakukan untuk segera mengalami kesembuhan.  Demikianlah yang dialami pegawai istana itu, dalam kecemasan, kekuatiran atau dalam pergumulannya ia ingin bertemu dengan Tuhan Yesus dan ketika ia mendengar bahwa Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea maka ia pergi dari Kapernaum ke Kana dengan satu harapan Yesus dapat menolongnya dan menyembuhkan anaknya.  Dari manakah keluarga ini mengetahui tentang kuasa Yesus?  Tentunya mereka mendengar tentang peristiwa air diubah menjadi anggur yang dilakukan Yesus pada pernikahan di Kana.  Peristiwa air dirubah menjadi anggur adalah peristiwa yang spektakuler, menakjubkan karena itu dianggap penting untuk dikabarkan di berbagai tempat dan kota, lagi pula Yesus pernah tinggal beberapa hari di Kapernaum bersama ibuNya, saudara-saudara dan murid-muridNya (Yoh 2:1-12).

       Jarak antara Kapernaum dan Kana lebih dari 26 km tetapi bukan suatu hambatan untuk ditempuh oleh sang ayah karena kasih sayang yang besar kepada anaknya.  Lalu ia meminta supaya Yesus datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.  Tetapi malah Yesus berkata: “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat kamu tidak percaya.” (48).  Artinya Yesus mengetahui motivasi pegawai istana itu dan ingin menguji imannya, apakah ia mencari Yesus karena tanda dan mujizat yang dilakukanNya ataukah ia benar-benar percaya kepada Yesus dan fimanNya?  Pegawai istana itu berkata kepada Yesus sekali lagi: “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” (49).  Yesus melihat bahwa pegawai istana itu memiliki pengharapan yang penuh bahwa Yesus dapat menyembuhkan anaknya karena itu Yesus berkata: “Pergilah, anakmu hidup!” (50) dan pegawai itu pun percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Perkataan Yesus pada ayat 50 : “Pergilah, anakmu hidup!”bukan pergilah, anakmu sembuh, memberikan makna kepada kita :

  1. Penderitaan sakit anak pegawai istana itu tidak membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu pegawai istana dan seluruh keluarganya percaya kepada Yesus.
  2. Dengan penyakit itu akan menyatakan bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup, Dialah sumber kehidupan dan keselamatan sebagaimana yang tertulis dalam pasal 6:40 “Sebab inilah kehendak Bapaku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Dari pemberitaan firman ini ada dua hal penting bagi kehidupan pribadi dan keluarga kita masing-masing :

  1. Nafas kehidupan dan kesehatan, kekuatan dalam penderitaan, pemeliharaan dalam kekurangan, pengharapan dalam ketidak-berdayaan adalah tanda dan mujizat Tuhan yang sepatutnya membuat kita semakin percaya bukan meragukan kuasa Tuhan, membuat iman semakin kuat bukan menjadi lemah. Apabila beban hidup semakin menekan, penderitaan sakit menimpa, kesusahan karena biaya hidup semakin tinggi dan berbagai penderitaan lainnya, janganlah menempuh cara yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, janganlah meminta petunjuk kepada para dukun-dukun, kepara para peramal tetapi petunjuk yang benar pertolongan yang ajaib hanya dari Tuhan asalnya, karena itu carilah Yesus, namun fokus utama mencari Yesus bukan pada tanda dan mujizat-Nya melainkan pribadi Yesus dan firman-Nya, milikilah Yesus dalam hidup meskipun itu penuh tantangan, dengan demikian segala persoalan akan diselesaikanNya.  Mazmur 37:5 berkata “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.”
  2. Penyembuhan terhadap anak pegawai istana merupakan tanda dan mujizat kedua yang dilakukan Yesus hanya dengan perkataan atau berfirman mujizat terjadi. Allah menciptakan dunia ini, langit serta segala isinya, segala sesuatu di dalamnya hanya dengan berfirman.  Yesus berfirman “Pergilah, anakmu hidup!”  Pegawai istana itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi dan benar anaknya hidup.  Dengan demikian maka kita juga harus mempercayai firman Allah dan bertindak seperti yang kita percayai.  Kata-kata memiliki kuasa pula bila Yesus hidup di dalam hati kita.  Dalam Injil Markus 11:22, 23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu.  Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.”  Setiap  kata-kata yang diucapkan dikuatkan oleh iman kepada Allah, adalah berkuasa.  Karena itu dalam kehidupan keluarga ucapkanlah kata-kata yang menyukakan hati, memberi semangat, mendorong iman dan penuh kasih sayang kepada suami istri, kepada orang tua dan anak-anak.  Sebab ketika kita percaya kepada Allah dan Allah bekerja dengan kuasanya, iman kita, iman keluarga kita dikuatkan sama seperti seisi rumah pegawai istana, hanya dengan perkataan Yesus mereka percaya dan iman mereka dikuatkan karena kuasa perkataan Yesus sangat terbukti.  Terpujilah nama Tuhan, Amin.

 

 

 

 

Minggu, 7 Mei 2023

Pembacaan Alkitab               : Kolose 1:24 – 2:1-4

Tema                                      : Hidup Dalam Kasih Adalah Dasar Mengenal Rahasia Kristus 

Jemaat yang dikasihi  Tuhan,

Pernah kita berpikir ketika kehidupan kita berjalan dengan baik, penuh sukacita dan berkat yang melimpah, keluarga yang damai, karir atau pekerjaan yang menjanjikan, serta kesehatan masih normal, maka kita sangat percaya bahwa semua itu karena kasih setia dan kemurahan Tuhan?  Lalu bagaimana jika sebaliknya, ketika hidup penuh dengan pergumulan, mengalami kesulitan   ekonomi,   tidak   punya   uang,  dalam penderitaan dan sakit, keluarga berantakan, hidup teraniaya.  Apakah Tuhan tidak sedang mengasihi kita?  Atau apakah kasih setia Tuhan tidak tinggal dalam hidup kita?  Ini sebuah pertanyaan dan pernyataan yang hanya bisa dijawab oleh firman Tuhan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

       Latar belakang surat Kolose ditulis oleh rasul Paulus saat ia dalam penjara di Roma (Kisah 28:30).  Dan surat ini di kirim kepada jemaat di Kolose, sekitar tahun 60-61 Masehi.  Beberapa peneliti mengatakan Eprafas dan beberapa orang yang lain adalah pendiri jemaat Kolose.  Mereka adalah buah dari perjalanan misi Paulus sewaktu di Efesus.  Paulus memelihara hubungannya dengan gereja Kolose melalui Epafras.

       Kota Kolose terletak di barat daya Asia Kecil, kira-kira 160 km di sebelah timur kota Efesus, di sungai Lycus.  Kota ini tidak mempunyai pengaruh yang besar seperti tetangganya Laodikia yang lebih besar dan makmur.  Namun sebagai salah satu pusat perdagangan, kota Kolose menjadi tempat yang subur bagi pertemuan berbagai agama dan pemikiran yang membawa pengaruh sinkretisme kepada jemaat Kolose (Pencampuran agama atau pemikiran non Kristen kedalam iman Kristen).

Karena itulah Paulus menasihatkan seperti tertulis dalam Kolose 2:2-3, firman Tuhan mengatakan: “Supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.”  Dari ayat ini rasul Paulus hendak mendorong orang percaya di Kolose, supaya hati mereka terhibur dalam kasih karunia Tuhan.  Supaya bersatu dalam kasih karunia-Nya.  Untuk memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian yang bersumber dari Dia, mengenal rahasia Allah di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.  Sebab di dalam Yesus Kristus, masih banyak tersembunyi segala harta hikmat, pengetahuan dan pengertian.  Di dalam Dia tersembunyi segala harta dan kekayaan.  Di dalam Dia tersembunyi segala kebenaran harta sorgawi.  Di dalam nama-Nya tersembunyi persatuan dan kesatuan semua orang percaya, termasuk kita yang mengimani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia.  Di dalam Dia, keluarga kita menjadi kuat dalam persatuan, kesatuan dan damai sejahtera Tuhan.  Di dalam Yesus masih banyak solusi atas masalah kita.

Jemaat yang dikasihi  Tuhan,

       Kata Persatuan diartikan sebagai gabungan, ikatan atau kelompok dari beberapa bagian.  Sedangkan Kesatuan adalah perihal menjadi satu atau keesaan.  Di bunia saat ini banyak orang mendambakan persatuan, sebab dengan persatuan, orang-orang yang bergabung, berkelompok atau berserikat dapat menyamakan visi, misi dan tujuan mereka.  Sedangkan kesatuan, membuat orang-orang yang berkelompok dan bersatu menjadi kuat dan berdaya untuk mencapai tujuan.  Karena itu, melalui firman Tuhan ini, ada 4 kekuatan dari kasih karunia Tuhan yang begitu besar bagi kita :

Pertama.  Kasih karunia itu menyelamatkan

       Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.  Kasih Tuhan mendamaikan kita dengan pribadi Bapa.  Hanya Yesus yang bisa menyelesaikan dosa manusia.  Waktu kita percaya kepada pribadi Yesus, kita diterima apa adanya tanpa syarat karena kasih-Nya yang begitu besar.

Kedua.  Kasih karunia itu mendidik dan mengajar tentang kebenaran

       Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (Titus 2:12).  Yesus yang menerima kita apa adanya tanpa syarat tidak membiarkan kita apa adanya, maka dari itu Dia mendidik kita.  Tujuan Tuhan mendidik kita :

  • Supaya kita hidup dalam kebenaran dan meninggalkan kefasikan
  • Supaya kita hidup dalam kehendak Tuhan dan meninggalkan keinginan duniawi (1 Yoh 2:16)
  • Supaya kita hidup bijaksana bukan sekedar pintar
  • Supaya kita hidup adil, karena adil memerlukan himat dari Tuhan
  • Supaya kehidupan kita memuliakan nama Tuhan

Ketiga.  Kasih karunia membawa kita bekerja lebih taat dan setia

       Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.  Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku (1 Kor 15:10).  Kasih Tuhan membuat kita menjadi tidak mudah menyerah dan menjadi lebih giat untuk mengerjakan keselamatan.

Keempat.  Kasih karunia membuat kita menjadi luar biasa

       Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.  Ingat saja saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu ketika kamu dipanggil; menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.  Tetapi apa yang bodoh bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia di pilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti di pilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah (1 Kor 1:25-29).

       Karena semua kasih berasal dari Allah, kita dilahirkan dengan kemampuan dan keinginan kita mengasihi dan dikasihi.   Salah satu hubungan terkuat yang kita miliki adalah betapa besar Bapa kita dan Yesus Kristus mengasihi kita dan betapa besar kira mengasihi mereka.

Jemaat yang dikasihi  Tuhan,

       Semakin kita mematuhi Allah, semakin kita berkeinginan untuk menolong sesama.  Semakin kita menolong sesama semakin kita mengasihi Allah, begitu seterusnya.  Sebaliknya, semakin kita tidak mematuhi Allah dan semakin kita egois, semain sedikitlah kasih yang kita rasakan.

       Apabila hidup kita dipenuhi dengan kasih Allah, maka pasti kita dapat melakukan dan melihat serta mengalami hal-hal yang sebaliknya tidak dapat kita lakukan atau pahami.  Jika hidup kita dipenuhi kasih-Nya, maka kita dapat menahan hidup dari godaan, menghilangkan ketakutan dan kecemasan, mengampuni dengan bebas, menghindari pertentangan, memperbarui kekuaran, serta memberkati dan menolong sesama dengan cara-cara yang mengagumkan oleh karena cara Tuhan. Allah mengasihi kita semua. Amin

 

 

 

 

Minggu, 14 Mei 2023

Pembacaan Alkitab               : I Yohanes 5:6-12

Tema                                      : Allah Tritunggal Memberi Teladan Untuk Bersatu

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Kita bersyukur kepada Allah didalam Yesus  Kristus, Tuhan yang hidup, yang terus me-nyatakan kuasa dan kasihNya untuk terus  menyertai kehidupan kita hingga saat ini.  Kita  telah sampai pada minggu kedua bulan Mei tahun 2023, Minggu keenam sesudah Paskah. Minggu terakhir masa-masa Yesus menampakan diri kepada murid-muridNya sesudah Dia bangkit dari kematian.  Karena   pada hari kamis tanggal 18 Mei 2023 yang akan datang kita akan beribadah  memperingati Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga.  Pada  bulan Mei ini kita warga GPIBK dituntun dalam tema bulanan tentang  Oikumene sehubungan dengan HUT PGI yang terus di peringati setiap  tanggal 25 Mei.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Bacaan kita dalam ibadah ini terdapat dalam kitab 1 Yohanes 5:6-12. Kitab 1 Yohanes di tulis oleh Yohanes sebagai sang Penginjil ketika dia berada di Efesus.  Kitab ini diperkirakan di tulis antara tahun 60-65 M.  Maksud surat ini di tulis adalah adanya peperangan melawan ajaran-ajaran sesat yang waktu itu di kenal dengan ajaran Gnostik.   Ciri utama  dari ajaran ini adalah penyangkalan bahwa Yesus adalah Kristus.  Karena  itu Kitab 1 Yohanes ini secara positif mau menyatakan dan menjelaskan  peran Kristus dalam seluruh rangkaian karya penyelamatan Allah dan  bagaimana orang beriman dapat membangun persekutuan dengan  Tuhan dan sesama.  Umat Allah pada waktu itu di tuntun untuk besekutu  dengan Kristus dan dengan demikian juga bersekutu dengan Allah.

Maksud bersekutu di sini adalah berada dalam hubungan yang erat dan benar dengan Allah.  Orang beriman dipanggil dan di ingatkan agar tidak  hidup menurut keinginan dunia ini, tidak berjalan dalam kegelapan, tidak  menurut keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup sebab  semua itu tidak berasal dari Allah (2:15-16).  Tetapi sebaliknya umat Allah  di panggil untuk hidup dalam terang dan kebenaran karena dengan  berbuat demikian orang percaya boleh di sebut sebagai orang-orang  yang lahir dari pada-Nya (2:29).

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Perikop bacaan kita saat ini menjelaskan tentang persekutan Yesus Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa dan Allah Bapa dan Roh Kudus yang ketiganya adalah satu  (7).  Kesatuan ini juga nyata saat prosesi  Yesus di  Baptis.  Saat Yesus di Baptis, Roh Kudus turun dalam rupa burung merpati di atasNya.  Dan terdengar suara dari langit: ”Engkaulah Anak-Ku  yang Ku-kasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”  (Lukas  3:21-22) Demikian  pula saat penciptaan, ada Allah, Firman dan Roh yang melayang-layang di atas permukaan air (Kejadian  1).  Hal ini menggambarkan bahwa Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus tidak dapat di pisahkan.  Dari kekal hingga  kekal tetap dalam satu kesatuan.  Karena ada dalam satu kesatuan,  maka harus di imani pula dalam satu kesatuan.   Tidak dapat di pisahkan  antara satu dengan yang lain.  Sedangkan pada ayat 8 di katakan bahwa  ada tiga yang memberi kesaksian di bumi yaitu Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.  Tiga saksi tersebut memberikan satu  kesaksian yang sama yaitu bahwa Yesus Kristus telah menjadi manusia  untuk mati karena dosa agar manusia dapat hidup.   Karena itu dalam nas  renungan kita saat ini di katakan : “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah  mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam  Anak-Nya.” (11)   Karya penyelamatan Allah melalui hidup yang kekal di nyatakan Allah melalui Anak-Nya Yesus Kristus.   Yesus Sang sumber hidup kekal telah datang dengan air dan dengan darah.  Dengan air  merujuk pada Baptisan yang di jalani Yesus di sungai Yordan.   Sedangkan  dengan darah merujuk pada peristiwa  salib, di mana melalui kematian, Yesus menyelesaikan misi-Nya.  Air dan darah menjadi tanda bahwa hidup kekal ada di dalam dan melalui Yesus Kristus.  Selanjutnya karya  Allah di dalam Yesus Kristus di saksikan oleh Roh.  Roh yang bersaksi dari surga juga bersaksi di bumi sehingga manusia menjadi beriman dan  percaya.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang adalah satu telah menyatakan  karyaNya untuk keselamatan manusia.  Karya selamat itu melalui Yesus Kristus dalam pelayanan dan kematianNya di kayu salib.  Hal ini banyak  di ragukan manusia sehingga banyak orang yang tidak percaya.  Namun Yohanes sebagai penulis surat ini terus meyakinkan jemaat.  Karena dia  sendiri telah mendengar Tuhan Yesus sendiri telah berkata: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yohanes  20:29).  Jadi banyak hal dalam dunia ini yang kita sendiri tidak dapat  mengetahui secara akal dan pikiran namun itu dapat di percaya.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Sebagimana Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu, maka Allah mengendaki agar keberadaan umatNya di dunia ini ada dalam kesatuan.   Hal ini di nyatakan oleh Yesus dalam doaNya yang terdapat  dalam Yohanes 17:20-21 : ”Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; suapaya mereka semua menjadi satu, sama  seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar  mereka juga di dalam kita supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang  telah mengutus Aku.”  Ayat di atas menjelaskan bahwa Yesus sendiri  tidak menghendaki adanya perpecahan di antara para murid.  Ia sangat  menghendaki adanya persatuan.  Apalagi perpecahan dan pertikaian itu  hanya karena ambisi dan jabatan. (Lukas 9:46-48, Matius 18:1-5, Markus  9:33-37) Mengapa Yesus menghendaki agar gerejaNya bersatu?  Karena Gereja yang diutus dalam dunia ini hanya mempunyai satu Kepala yaitu  Yesus Kristus.  Jadi Kristuslah yang menjadi teladan, dimana teladan itu  adalah kesatuan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu dalam  hakekatnya untuk menyelenggarakan keselamatan bagi dunia.  Allah  mengaruniakan hidup yang kekal kepada gerejaNya (umatNya) melalui  AnakNya di dalam  Yesus Kristus.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Bulan Mei bagi Sinode GPIBK di jadikan sebagai bulan Oikumene. Oikumene berasal dari dua kata yaitu oikos yang artinya rumah dan menein yang artinya berdiam atau tinggal.  Jadi Oikumene dapat di  artikan sebagai “Gerakan satu rumah”, yang menyiratkan bahwa semua umat Kristen yang mendiami bumi ini harus hidup berdampingan dalam  satu rumah yang sama yaitu rumah yang di anugerahkan Tuhan yaitu  dunia ini.  Karena itu sebagai orang percaya kiranya makna untuk  menjalin hidup dalam persatuan akan terus di wujudkan disetiap tempat  dan waktu.  Gerakan Oikumene kiranya jangan hanya di nampakkan  pada saat perayaan natal, paskah, namun Gerakan Oikumene itu harus  terus di wujudkan dalam kehidupan di rumah tangga untuk selalu  membangun relasi yang baik bersama dengan anggota keluarga yang lain, menjalin persatuan dan relasi yang baik dengan kawan sekerja di  kantor atau di tempat dimana kita berkerja, dalam persekutuan  bergereja bahkan dalam persekutuan berbangsa dan bernegara sekalipun, karena kita sebagai bangsa Indonesia hidup dalam satu rumah  yang berasaskan Pancasila, yaitu rumah Negara Kesatuan Republik  Indonesia.  Di dalamnya banyak terdapat perbedaan, namun perbedaan  itu jangan di pahami sebagai suatu yang bertentangan satu dengan yang  lain.  Kiranya perbedaan itu di pahami sebagai kekayaan yang saling  melengkapi dan mendukung perbedaan itu.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Karena Allah Bapa, Anak Roh Kudus adalah satu dan telah  mempersatukan kita  dalam karya keselamatan melalui Yesus Kristus, maka marilah kita terus mewujudkan hidup yang harmonis, saling  mengasihi, dan terus mewujudkan persatuan karena itulah yang di  kehendaki Kristus dalam doaNya : ”Supaya mereka semua menjadi satu”, karena kita tinggal dalam satu rumah yang sama yaitu dunia atau bumi ini.  Selamat menjalani Bulan Oikumene, Tuhan Yesus Memberkati, Amin.

 

 

 

 

 

Kamis, 18 Mei 2023

Pembacaan Alkitab               : Ayub 16:18-22; Lukas 24:50-53

Tema                                      : Kenaikan Yesus ke Sorga Membawa Sukacita

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,

       Hari ini kita bersyukur kepada Tuhan karena masih diperkenankan lagi merayakan hari Kenaikan Yesus ke sorga.  Hari kenaikan Yesus menunjukkan sekaligus memproklamirkan bah-wa Yesus adalah Raja.  Raja yang berkuasa di bumi dan di sorga, karena itu hari kenaikan adalah suatu peristiwa yang luar biasa atau men-

jadi kebanggaan kita sebagai umat Kristiani yang perlu disambut dengan sukacita.  Peristiwa kenaikan Yesus ke sorga merupakan suatu jaminan pengharapan bagi kita sebagai orang beriman, dimana kemanusiaanNya adalah abadi dan janji Allah akan keikutsertaan kita dalam kehidupan bersama Dia juga diperbaharui.

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,

       Ayub adalah seorang laki-laki – dizaman lampau – yang tinggal bersama keluarganya dengan seluruh harta kekayaannya di tanah Us.  Dia adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.  Dalam kesalehannya, dia diijinkan oleh Tuhan untuk mengalami penderitaan yang bertubi-tubi.  Dalam deritanya yang luar biasa, ada saat-saat dia kuat dan tegar tapi ada juga saat dimana dia merasa lemah, tak berdaya dan ditinggalkan oleh Allah.

       Teman-temannya cuma bisa memberi penghiburan semu.  Ayub menjadi lelah karena rumah tangganya yang tercerai berai.  Sakit-penyakit membuatnya menjadi kurus dan menderita.  Dia merasa Allah telah benar-benar membiarkannya dalam penderitaan yang luar biasa.  Akan tetapi dalam keluh kesah dan penderitaannya yang luar biasa itu, Ayub telah beriman teguh pada Allah.  Dalam kesengsaraannya dia tetap percaya pada Allah karena dia tidak pernah melakukan kesalahan apapun yang membuat Allah murka.  Oleh sebab itu dia mengatakan dengan sungguh-sungguh, bahwa “Ketahuilah, sekarang pun juga, saksiku ada di sorga.  Yang memberi kesaksian bagiku ada ditempat yang tinggi” (ay 19).  Ditengah berbagai tuduhan yang ditimpakan kepadanya, Ayub mengatakan bahwa Allah yang disorga adalah saksi tentang apapun yang terjadi dalam kehidupannya.  Karena itu, hanya kepada Allah saja dia mengadukan segala sesuatu yang dirasakannya.  Dan dalam ketaatan serta keteguhan imannya dia mengalami kelepasan dan kemenangan.

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,

       Dalam pembacaan Lukas 24:50-53 kita bisa melihat bagaimana respon dari para murid Yesus sebelum Dia terangkat ke sorga, dimana sebelumnya mereka putus asa dan kebingungan saat kematian Yesus.  Perasaan sedih yang mereka rasakan karena harus berpisah dengan Yesus diganti dengan sukacita.  Dan bukan hanya itu saja, para pengikut Yesus yang sebelumnya menutup diri dari pemimpin Yahudi berani secara terbuka memuji-muji dan memuliakan Allah di Bait Allah bersama para murid Yesus.  Hal ini merupakan penggenapan dari nubuat yang Dia nyatakan kepada para pemimpin Yahud, dimana Yesus telah naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan telah menggenapi misiNya bagi dunia ini.  Di samping itu juga dari bacaan ini dijelaskan bahwa sebelum Yesus terangkat ke sorga Ia memberkati mereka.  BerkatNya adalah untuk menguatkan para murid dalam menjalankan misi pemberitaan Injil bagi dunia dan segala isinya.

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,

       Kenaikan Yesus Kristus ke sorga membawa sukacita bagi setiap orang yang percaya kepadaNya.  Dia yang duduk di sebelah kanan Bapa di sorga, adalah Dia yang menjadi saksi terhadap apa yang dilakukan dan yang  terjadi  atas  umatNya  dalam  dunia.   Hari kenaikan Yesus ke sorga mengukuhkan kita sebagai gereja yang telah menerima perjanjian memberitakan Injil yang disertai dengan otoritas Yesus memberkati para muridNya sebelum terangkat ke sorga serta memberikan tugas untuk dilakukan sampai kedatanganNya yang kedua kali. Oleh karena itu, hari ini kita yang hadir dalam persekutuan ini patut bersyukur karena masih boleh diperkenankan oleh Tuhan untuk merayakan peristiwa agung ini.  Sambil terus menerus diingatkan kepada kita tentang tugas dan amanat agung yakni terus memberitakan Injil sampai ke ujung bumi dan menjalankan amanat agung ini tanpa takut dan kuatir sebab janji penyertaanNya terus menjadi bagian kita bahkan Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita akan terus menjadi penolong kita.  Oleh sebab itu mari kita menjadi saksiNya bersaksi tentang kasihNya bagi dunia, menjadi hamba dengan penuh kerendahan hati, yang terus menjadi berkat bagi sesama dan dunia ini. Amin

 

 

 

 

 

 

Minggu, 21 Mei 2023

Pembacaan Alkitab               : Galatia 3:15-29

Tema                                      : Perbedaan Yang Menyatukan

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita dipertemukan dengan banyak sekali perbedaan-perbedaan dalam kehidupan ber-masyarakat dan bergereja. Perbedaan juga dapat menimbulkan konflik antar sesama yang mengakibatkatkan perpecahan dan pertikaian. Ada pepatah yang mengatakan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.

Melalui Firman Tuhan saat ini, Paulus menyingkirkan semua perbedaan baik suku, warna kulit, bangsa, dan sosial dalam kaitan dengan hubungan rohani seseorang dengan Yesus Kristus. Paulus ingin menegaskan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi semua disambut kedalam keluarga Allah karena iman. Dengan demikian mereka memperoleh kedudukan mereka di dalam Yesus Kristus.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,

Jemaat di Galatia terdiri dari orang-orang yang berbeda latar belakang dan status sosial, sehingga Paulus meyakinkan bahwa mereka semua adalah satu di dalam Kristus dan sama-sama memperoleh janji keselamatan (Galatia 3:28-29).

Perbedaan jangan membuat kita menjadi tinggi hati karena merasa lebih dari orang lain, melainkan perbedaan seharusnya membuat kita semua bisa bersatu, saling menghargai dan menghormati, dan tidak memandang sebelah mata terhadap sesama. Karena kasih-Nya kita semua dipersatukan di dalam Yesus Kristus, berarti kita adalah saudara- saudara seiman yang harus saling mendukung dan bekerja sama untuk membangun pertumbuhan iman jemaat.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,

Rasul Paulus mengingatkan bahwa saat percaya kepada Kristus mereka juga adalah keturunan Abraham. Mereka telah sama-sama diterima sebagai anak-anak Allah, sehingga perbedaan apapun tidak lagi menjadi pemisah diantara mereka karena semua adalah milik Kristus yaitu anak-anak Allah.

Hidup sebagai anak-anak Allah berarti kita hidup sebagai:

  1. Pribadi yang melakukan kehendak Allah. Melakukan kehendak Allah berarti kita hidup dalam rencana Tuhan, dengan kata lain kita mengerjakan apa yang menjadi maunya Tuhan dan siap untuk dipimpin Roh Kudus. Kita hidup untuk melakukan hal-hal yang baik dan Tuhan mau agar kita rajin merenungkan Firman Tuhan siang dan malam, agar kita dapat mengerti jalan Tuhan.
  2. Pribadi yang mengasihi sesama. Mengasihi sesama adalah perintah Tuhan yang harus kita lakukan, karena mulanya Yesus Kristus telah menunjukan kasihnya-Nya kepada kita semua  mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa. Untuk membalas segala kebaikan Tuhan maka kita pun harus mengasihi-Nya juga dengan menunjukan kesetiaan dan sikap hidup saling mengasihi antar sesama, bukan hanya kepada mereka yang seiman, melainkan mereka yang tidak mengenal Allah.

Allah mengingatkan setiap orang percaya agar terus memiliki kasih, agar kita terus hidup dalam penyertaan dan kasih-Nya, hidup di dalam damai sejahtera, sukacita dan berlimpah berkat. Saling mengasihi berarti mengasihi tanpa batas, mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, rela berkorban, dan mengasihi meskipun kita dibenci, karena itulah yang diteladankan Yesus Kristus.

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Sebagai milik Kristus marilah kita hidup menurut teladan Yesus Kristus dan Rasul Paulus. Janganlah kita menjadikan perbedaan sebagai pemisah, melainkan menjadikan perbedaan sebagai persatuan di dalam Kristus. Hendaklah antar sesama kita terus hidup saling mengasihi, bekerja sama, saling mengahargai dan menghormati untuk membangun pertumbuhan iman bersama. Dalam Yesus Kristus kita semua adalah sama, tidak ada yang paling diistimewakan dan berkat-Nya masing-masing telah diberikan untuk kita. Amin

 

 

 

 

Kamis, 25 Mei 2023

Pembacaan Alkitab               : Yohanes 11:45-57

Tema                                      : Kebangkitan Yesus Mempersatukan Gereja

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,

Injil Yohanes ditulis sekitar tahun 40-140 M. Menuliskan bahwa Yesus adalah anak Allah dan menuliskan banyak hal tentang pelayanan Yesus didaerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh tiga injil yang lain.Yohanes adalah satu-satunyarasul yang menceritakan peristiwa pembasuhan kaki oleh Yesus.

Berbagai agama atau adat istiadat mengenal ritus “korban”. Berbagai jenis binatang atau hasil bumi “dikorbankan” atau “dipersembahkan” kepada Yang Ilahi demi keselamatan kelompok agama atau adat tersebut. Diyakini bahwa “yang dikorbankan” itu akan “membawa” berbagai penyakit atau sebab-sebab penderitaan. Hal senada juga kita kenal dalam peperangan dengan adanya “pasukan berani mati atau pasukan bunuh diri”.                        

Kayafas, Imam besarsaat itu berkata: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” Hal ini tidak dikatakannya dari dirinya sendiri tetapi oleh otoritas sebagai Imam Besar saat itu, Allah telah memakai Iman Besar untuk bernubuat bagaiman Yesus akan mati bagi bangsanya. Namun Allah menyatakan bahwa Yesus tidak hanya harus mati bagi bangsa-Nya namun bagi bangsa-bangsa yang lain. Pelajaran penting yang kita peroleh dari kematian dan kebangkitan Yesus dalam konteks ini adalah bahwa kematian dan kebangkitan Yesus adalah anugerah keselamatan bagi semua bangsa. Tanpaperistiwa kematian dan kebangkitanNya maka keselamatan tidak akan ada. Hanya dengan kematian-Nya dan kebangkitan-Nyalah kita umat pilihan-Nya beroleh keselamatan dan kehidupan yang kekal. Apa yang dikatakan oleh Kayafas dalam Injil diatas sekilas merupakan langkah bijaksana untuk keselamatan bangsa. Jika ditinjau dari situasi politik, pendapat tersebut memang masuk akal. Yesus dianggap provokator dikalangan rakyat. Jika huru-hara terjadi, tentara Roma pasti akan bertindak. Akibatnya, bisa jadi Bait Allah akan dirampok dan seluruh bangsa ditumpas oleh mereka.

Pertimbangan politis itu menjadi kata kunci yang membulatkan niat para musuh Yesus untuk menangkap dan membunuh-Nya. Persoalannya, apakah kehadiran Yesus akan mengakibatkan huru-hara.Justru Ia mengadakan mukjizat demi menggugah iman bangsa-Nya agar semakin mengakui kuasa Allah.Pendapat Kayafas yang bijaksana itu bisa ditafsirkan sebagai suatu ketakutan tanpa dasar yang kuat. Ia mencoba menghalalkan ketakutannya dengan alasan demi keselamatan bangsa. Tak dapat diingkari bahwa kematian Yesus mempunyai kaitan erat dengan politik, ambisi dan iri hati para penguasa. Anehnya bahwa, alasan yang kemudian dipakai untuk menghukum Dia bukan alasan politik tetapi agamawi. Mereka menuduh Yesus telah menghujat Allah karena memproklamirkan diri sebagai Mesias, raja Yahudi.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,

Kehebohan akan apa yang dilakukan oleh Yesus telah membuat mereka ketakutan padahal yang dilakukan Yesus adalah banyak mukjizat yang tentunya berdampak baik bagi banyak orang. Namun, mereka justru berpendapat lain karena berpikir tentang masa depan mereka yang terancam apalagi saat itu yang berkuasa adalah Kekaisaran Roma. Dan mereka memiliki hubungan yang sudah baik dengan kekaisaran Roma. Persetujuan  orang-orang Yahudi  untuk membunuh Yesus semakin kuat.Kata “Apa yang harus kita buat?” Dia membuat mukjizat, banyak pengikut-Nya, Dia dianggap Nabi, kita bisa kehilangan kehormatan diri dan bangsa kita. Ayooooo…kita bisa buat sesuatu utnuk mencegah-Nya.”

Sifat sebagai orang yahudi, ada dalam kehidupan kita sebagai warga jemaat GPIBK masa kini. Seringkali  kita juga masuk dalam ritme dan situasi hidup seperti itu: terperangkap oleh emosi, nafsu, egoisme, kepentingan diri, martabat yang diagungkan, status yang dimuliakan, kuasa yang dibanggakan. Kita tidak dapat melihat kebaikan, keber-hasilan, kesuksesan orang lain. Kita lalu antipati, mengatur siasat, dengan mengorbankan seseorang, dengan memotong jalan hidup orang lain, mengorbankan karir orang lain, kita tidak bisa melihat orang lain maju dan berhasil dalam karir dan ekonomi

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,

Beberapa hal yang menjadi perenungan kita saat ini:

  1. Kematian yang menyelamatkan

Allah mengetahui bagaimana setiap orang mengalami kematian. Apakah kematian itu berguna? Hanya Bapa yang tahu? Imam-imam merencanakan pembunuhan bagi Yesus tetapi Bapa merencanakan kematian Yesus sebagai jalan menuju keselamatan umat manusia yang sebelumnya harus melewati sebuah pengorbanan kurban binatang. Namun melalui pengorbanan Yesus tidaklah sia-sia karena pada akhirnya dikenal oleh musuh-musuh-Nya sebagai anak Allah. Bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, namun mereka tidak mau percaya kepada Yesus maka Yesus juga menjanjikan keselamatan bagi bangsa non Yahudi.

  1. Kematian Yesus mempersatukan bangsa-Nya

Yesus dipanggil untuk menyelamatkan umat-Nya yaitu bangsa Yahudi, tetapi mereka menolak Yesus sebagai Mesias. Namun dalam perjalanan hidup-Nya hanya beberapa saja yang percaya yang berasal dari ahli Taurat seperti Nikodemus, Yusuf dariArimatea, dan Saulus menjadi Paulus. Dia mati menjadi berguna bagi banyak orang. Apakah kita nantinya mati juga untuk memuliakan nama-Nya atau hanya memuliakan diri sendiri. Yesus mati untuk memuliakan Bapa-Nya sehingga kemuliaan itu datang bagi-Nya dan Dia dipermuliakan.

  1. Kematian Yesus untuk mengumpulkan dan mempersatukan umat Allah menjadi satu umat

Yesus mati untuk mempersatukan semua bangsa baik bangsa Yahudi dan non Yahudi. Bangsa Yahudi menolak maka bangsa lain memperoleh keselamatan. Tidak ada lagi perbedaan di dalam Yesus hanya ada satu saja yang ditinggikan yaitu Yesus Kristus. Tidak ada lagi tradisi, bahasa dan warna kulit dan latar belakang, bahkan pendidikan yang dapat memisahkan kita dari kasih Yesus Kristus. Tidak ada lagi kaum bangsawan, budak dan orang kaya dan miskin maka di hadapan Yesus kita adalah sama dan status kita adalah anak-anak Allah.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,

PGI  adalah wadah dimana  seluruh gereja-gereja di Indonesia  dapat menyatukan visi dan misi bersama dalam menyikapi keberagaman budaya,menyuarakan suara kenabian kepada pemerintah, memperkuat solidaritas dan memperkuat persekutuan umat, bertolong-tolongan dalam menanggung beban, serta menghadirkan diri secara oikumenis dan transformatif dalam mengatasi krisis kebangsaan, ekologi, keesaan serta tatantangan transformasi digital.

Saat ini kita merayakan HUT PGI yang ke-73.  Yang berdiri sejak 25 Mei 1950 di Jakarta dengan nama Dewan Gereja gereja di Indonesia.Dalam perjalanan sejarah pada sidang Raya 10  tahun 1984  di Ambon, nama Dewan Gereja gereja di Indonesia di gantikan  menjadi  “Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)” Sampai hari  ini jumlah  anggota PGI diseluruh Indonesia berjumlah  95  Sinode yang tergabung didalamnya.  Dan Untuk Sinode GPIBK  menjadi anggota PGI pada tanggal 21 November 2001 anggota yang ke-78. Maka berarti kita telah 22 tahun menjadi anggota PGI.  Diusia ini tentu GPIBK baru mulai beranjak dewasa  dalam beroikumenis. Kedewasaan kita dapat diukur, dimana GPIBK  dapat terbuka dalam mengembangkan diri terhadap gereja-gereja lain, sambil kita belajar nilai-nilai oikmenis dengan tetap berlandaskan pada peraturan sinode GPIBK.

Melalui PGI kita dapat menyatukan harapan  kita sebagai anak-anak Tuhan yang hidup dalam pelayanannya yang beragam dalam konteks budaya dan letak geografis yang mempengaruhi kondisi pelayanan dari 95 gereja, sinode yang ada di Indonesia, dan tentu hanya  melalui wadah inilah (PGI) yang  dapat mempersatukan kita dari berbagai perbedaan  suku dan  budaya  dalam menggumuli pekerjaan Allah dibumi Indonesia ini dalam Kesaksian, Persekutuan dan Pelayanan  Tuhan.

Kiranya Warga GPIBK tidak enggan dalam menopang pelayanan yang besar ini melalui doa dan dana, sehingga kita dapat membangun komunikasi  bersama dengan  gereja-gereja lainya, yang tentunya dengan PGI Sinode GPIBK bisa membangun kerjasama dibidang peningkatan ekonomi jemaat, dibidang pendidikan, dan juga dalam transformasi digital.  Dengan adanya kerjasama yang baik maka semuanya akan menjadi berkat bagi kita. Amin.

 

 

 

 

 

Minggu, 28Mei 2023

Pembacaan Alkitab               : Mazmur 143:1-12; Kisah Para Rasul 2:1-4

Tema                                      : Karya Rohkudus Membawa Pembaharuan dan Yang Mempersatukan

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan,

Hari ini gereja-gereja diseluruh dunia memperingati dan merayakan hari Pentakosta.  Dalam Perjanjian Lama, hari raya Pentakosta dirayakan lima puluh hari sesudah Paskah orang Yahudi. Hari raya ini dihayati sebagai hari   pembebasan Umat Israel dari perbudakan di Mesir   dan   diterimanya   10  hukum  oleh  Musa sedangkan dalam Perjanjian Baru, hari Pentakosta dirayakan sebagai  hari  pencurahan Roh Kudus kepada para murid dan  Rasul  di Yerusalem.

Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta menunjukan energi perubahan yang luar biasa bagi  sejarah kekristenan.  Melalui Pentakosta Injil tersebar ke seluruh dunia. Gereja bertumbuh dan berkembang dengan pesat karena orang-orang yang percaya kepada Yesus semakin hari semakin bertambah.  Roh Kudus membawa perubahan yang radikal bagi pada murid Yesus. Mereka yang tadinya diliputi dengan ketakutan kini berani tampil ditempat-tempat umum dan bersaksi tentang Yesus yang mati, tapi bangkit, bahkan rasul Petrus bangkit dan berkhotbah dengan berapi-api, sehingga ribuan orang percaya kepada Yesus Kristus. Ada begitu banyak karya Roh Kudus nyata pada hari Pentakosta yang membawa perubahan bagi para murid, rasul dan persekutuan orang percaya pada abad permulaan.

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan,

Sebagai orang percaya yang sudah dibaharui oleh Roh Kudus, kita terpanggil untuk hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Hidup dalam pimpinan Roh Kudus artinya kita membuka hati untuk Roh Kudus dan menundukkan diri pada kehendak Tuhan. Menjadi orang Kristen tidak cukup hanya dengan pengakuan dimulut, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Tidak cukup hanya rajin beribadah dan melibatkan diri dalam pelayanan, menjadi anggota paduan suara dan vocal group di gereja atau kegiatan gerejawi lainnya.  Tetapi menjadi Kristen berarti hidup dalam pembaharuan diri secara terus-menerus agar kita dapat bertumbuh dalam iman dan mampu meninggalkan hidup lama dengan segala keinginan jahatnya (Gal. 5:19-21). Roh Kudus tidak hanya membawa pembaharuan hidup,  tetapi Roh Kudus juga mempersatukan orang percaya menjadi satu tubuh Kristus, seperti yang terjadi pada murid-murid ketika mereka menerima Roh Kudus. “Maka penuhlah mereka denga Roh Kudus, lalu mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” Para murid dan orang-orang yang percaya dianugerahi karunia yang berbeda-beda dalam rangka memberitakan tentang kematian dan kebangkitan Kristus kepada dunia ini.  Tugas ini berada dalam satu kesatuan, yaitu tubuh Kristus. Kesatuan ini harus dipahami dan disadari, bahwa satu dengan yang lainnya terkait dan saling melengkapi untuk kepentingan pembangunan tubuh Kristus. Karya Roh Kudus menyatukan untuk menghindari perpecahan yang akan melemahkan persekutuan orang percaya sebagai tubuh Kristus.

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan,

Perayaan Hari Pentakosta ini terjadi dalam momen dan  suasana bulan Oikumene GPIBK.  Dalam bulan Oikumene ini, warga GPIBK, kita diajak untuk memahami, bahwa hakikat dari oikumene bukanlah sebuah penyeragaman atau semua harus dibuat sama.  Oikumene juga bukan sekedar ditampilkan dalam suatu ibadah bersama, Natal bersama, adanya pembagian tugas liturgis dalam suatu ibadah bersama.  Relasi oikumenes adalah relasi yang saling menerima, menghargai, mensyukuri dan merayakan perbedaan. Kesatuan gereja tidak sama dengan Juruselamat. Kemudian dalam praktisnya, tradisi gereja dan cara penghayatan iman yang berbeda dengan kita tidak boleh ditolak.  Sebaliknya perlu diterima dan dihargai tanpa kehilangan sikap kritis terhadap hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ada sepasang suami istri memiliki tiga orang anak.  Ketiga anak ini masing-masing memiliki karakter dan temperamen yang berbeda-beda. Anak yang sulung pendiam, lemah lembut dan memiliki hobi olah raga.   Anak yang kedua periang dan cerewet dan hobinya menyanyi. Anak yang bungsu memilki karakter yang keras dan kasar. Ketiganya bertumbuh sesuai dengan karakter dan temperamennya ditengah-tengah keluarganya hingga mereka menjadi dewasa.  Kendati berbeda-beda karakter dan temperamen, tetapi ketiganya satu keluarga. Lahir dari satu rahim ibu.

Gereja ibarat seperti sebuah keluarga yang memiliki sejumlah anak dengan ciri khas, karakter dan temperamen yang berbeda-beda. Ada gereja yang satu berbeda dengan gereja lain dalam hal menyanyi dan berdoa, baptisan, manajemen keuangan, organisasi dan lain sebagainya. Meskipun berbeda-beda, tetapi kita satu keluarga didalam Tuhan.   Karena itu, amatlah keliru jika saudara yang satu memaksa saudaranya yang lain harus sama dengannya. Biarlah masing-masing tetap hidup dan bertumbuh menuju kesempurnaan didalam Kristus. Inilah makna perkataan rasul Paulus : Banyak anggota,tetapi satu tubuh. Satu bukan berarti harus sama.Tapi yang terpenting adalah adanya sikap saling menerima dan menghargai satu sama lain (kita sedang hidup dalam gereja dan masyarakat heterogen).

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan,

Untuk memaknai bulan oikumene ini dalam kehidupan nyata, mari kita mulai dari diri kita sendiri dan keluarga kita masing-masing.  Ciptakan “suasana sorga“ ditengah keluarga.  Suami istri  yang sudah dipersatukan oleh Tuhan harus saling menghargai, pengertian dan menerima satu sama lain dalam segala keadaan.  Hubungan antar anggota keluarga harus diwarnai dengan adanya saling menghormati dan menerima satu sama lainnya.  Yang tua menghargai dan penuh pengertian terhadap yang mudah demikian pun terjadi sebaliknya.

Demikian pun dalam hubungan antar denominasi gereja, agama dan relasi dengan sesama, kita perlu tumbuh kembangkan sikap saling menghargai, menerima, bekerja sama dengan orang lain untuk menghasilkan sesuatu yang baik.  Tentu saja bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkan gerakan oikumene itu dalam kehidupan keluarga,  bergereja, berbangsa dan bermasyarakat.  Tidaklah mudah bagi kita untuk hidup bersama dengan pihak yang berbeda dengan kita.  Kita tidak mudah menerima orang lain yang bukan satu garis keturunan dengan kita atau segolongan dengan kita.  Namun hati yang sudah dibaharui oleh Roh Kudus pasti mampu mewujudkannya. 

Karena itu, mari kita membuka hati kepada Roh Kudus dan berdoa agar kita diberi  hikmat dan Roh Kudus jugalah yang menunjuk jalan mana yang harus kita tempuh. Dalam nas renungan kita : Mazmur 143:8b, ketika raja Daud merasa, bahwa semua jalan telah berujung pada sebuah kebuntuhan, maka ia berdoa kepada Tuhan :

“ …Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, …”  

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan,

Kita bersyukur bisa merayakan hari pentakosta pada hari ini.  Bagi setiap orang yang merayakannya harus hidup dalam pembaharuan hidup yang nyata dalam perubahan tingkah laku, meninggalkan kehidupan yang lama, adanya keberanian dalam bersaksi tentang Kristus, keteguhan iman dan kesetiaan kepada Kristus. Tetapi juga dalam semangat bulan oikumene, mari kita tumbuh kembangkan sikap saling menghargai dan menerima pihak yang berbeda dengan kita sebagai saudara didalam Tuhan, sesama anak bangsa atau minimal sebagai sesama ciptaan Tuhan. Selamat merayakan hari Pentakosta. Tuhan memberkati.   AMIN

 

 

 

 

Senin, 29Mei 2023

Pembacaan Alkitab               : Efesus 1:3-14

Tema                                      : Memuji Allah Atas Berkat Rohani Dari Sorga

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan!

          Banyak orang percaya ketika mengucap syukur dan memuji Allah jika ia diberkati dengan hal-hal jasmani dan materi seperti kesehatan dan umur panjang, memiliki uang banyak, sukses dalam pendidikan, memiliki pekerjaan, memiliki jabatan dsb.  Bahkan dalam setiappelayanan ibadah syukur keluarga.  Pokok-pokok doa syukur dan permohonan kepada Tuhan banyak terpusat  pada  kebutuhan  materi  dan  jasmani. 

Sangat sedikit orang mengucap syukur dan memohon kepada Tuhan untuk diberkati dengan hal-hal rohani seperti hidup dalam pertobatan, dalam kekudusan, ketaatan, kasih dan kesetiaan.  Dalam Kitab Suci 1 Raja-raja 3:9 Raja Salomo dalam doanya bukan kekayaan dan umur panjang tetapi hikmat untuk dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat.                                  

       Dalam pembacaan kita hari ini mengemukakan tentang berkat rohani tersebut.  Dimana rasul Paulus memulainya dengan puji-pujian kepada Allah atas anugerah berkat rohani dari sorga. 

       Berkat rohani yang pertama adalah dipilih Allah.  Pemilihan Allah bagi manusia dilakukan sebelum dunia dijadikan atau sebelum pendasaran dunia.  Yesus berkata dalam Injil Yohanes 5:24 “Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut di hukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.”   Artinya  pemilihan  itu  bukan  kehendak  kita  tetapi  Allah  telah berkenan memanggil dan memilih dari umat manusia yang sesat dan hilang menjadi suatu persekutuan yang baru yakni suatu persekutuan untuk kehidupan atau keselamatan yang kekal.  Dalam kekekalan Allah telah mengenal dan mengasihi Kristus, Anak-nya dan telah mengasihi kita juga di dalam Kristus bukan karena sesuatu yang baik pada kita tetapi semata-mata kasih karunia Allah.

       Maksud pemilihan Allah bagi kita adalah :

  1. Supaya kita kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya. Pilihan Allah adalah pilihan keselamatan, pilihan Allah adalah suatu anugerah yang harus dipakai untuk kemuliaan Allah dimana dalam segala keadaan atau situasi kita tetap menjaga dan memelihara hidup dalam kekudusan, tidak bercacat sehingga kita menampakkan, menunjukkan, memperlihatkan hidup yang berbeda dengan dunia ini.
  2. Supaya kita menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya. Penentuan dan keputusan menjadi anak-anak Allah tidak didasarkan atas kebaikan atau jasa-jasa kita tetapi atas perbuatan kasih, perbuatan kasih yang berdaulat dan karena Allah mengasihi, maka Ia mengasihi kita dari semula sebelum dunia diciptakan seperti kata Paulus dalam kitab Efesus 2:45 “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkannya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita oleh kasih karunia kamu diselamatkan.”
  3. Supaya Allah dimuliakan, ayat 6 : “supaya terpujilah kasih karunia-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.” Artinya pemilihan dan penentuan bagi kita menjadi anggota-anggota jemaat oleh Allah dari semula itu, bukanlah “hadiah” yang boleh dimiliki sendiri tetapi kasih karunia yang mengandung panggilan.  Allah menghendaki supaya kasih karunia-Nya yang mulia itu dipuji dan dimuliakan dalam segala aspek kehidupan sebab tujuan pemilihan dan penentuan ini adalah supaya kita berbahagia dalam hidup.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Berkat Allah yang kedua adalah penebusan dengan darah Yesus Kristus.  Kasih Allah dinyatakan bagi kita dalam penebusan oleh darah-Nya untuk dan karena milik-Nya dengan jalan menyerahkan hidup-Nya ke dalam maut.  Oleh perbuatan-Nya itu kita ditebus dan dibebaskan dari hukuman, kutuk, iblis dan dosa.  Penebusan yang telah berlangsung dalam Kristus oleh darah-Nya itu nyata pada masa kini sampai masa yang akan datang sesuai dengan kekayaan kasih karunia Allah.  Kasih karunia-Nya diberikan dengan limpah, sehingga kita tak berkekurangan.  Kelimpahan pemberian-Nya itu nyata dalam segala hikmat dan pengertian.            

       Berkat Allah yang ketiga adalah Allah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita.  Rahasia kehendak Allah adalah bahwa di dalam nama Yesus, Allah mendamaikan dan menyatukan orang percaya dengan diri-Nya baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, semua orang percaya kepada Yesus disatukan di bumi maupun di sorga.  Di dalam Yesus ada janji keselamatan baik di masa kini maupun di masa-masa yang akan datang.  Tujuan rahasia Allah adalah untuk mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus sebagai kepala artinya segala ciptaan dalam keseluruhannya baik yang di sorga maupun di bumi, baik malaikat, manusia dan penguasa, semua yang kelihatan dan yang tidak kelihatan takluk di bawah Kristus sebagai kepala.  Dalam Kolose 1:16 ditulis demikian “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”

       Berkat Allah yang keempat adalah kita dimeteraikan oleh Roh Kudus.  Setiap orang percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus sehingga menerima warisan yakni menjadi milik Allah dan menjadi warga kerajaan Allah.  Karena itu Roh Kudus senantiasa menjaga dan memelihara kita untuk tetap menjadi kepunyaan Allah.  Setiap orang percaya telah menerima  Roh  Kudus  sebab  itu  tidak  sangsi  lagi akan janji-janji Tuhan tetapi kita kuat, teguh berdiri dalam janji-janji itu, janji penyertaan, keselamatan dan kehidupan kekal.  Pemberian Roh Kudus oleh Allah dilakukan-Nya sesuai dengan keputusan kehendak-Nya: Keputusan dalam kekuasaan dan kemurahan-Nya supaya kita memuji dan memuliakan Allah.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Di perayaan hari ketuangan Roh Kudus ini kita terpanggil untuk bersyukur dan memuji Allah oleh karena kerelaan kehendak-Nya, dengan kasih dan anugerah-Nya kita menjadi umat pilihan-Nya, dikuduskan, dibayar dengan darah-Nya, diselamatkan, dimeteraikan dan dipelihara oleh Roh Kudus sebagai tanda bahwa kita berharga dihadapan-Nya.  Karena itu tugas memberitakan Injil atau berita keselamatan bukan hanya tugas para Rasul tetapi merupakan tugas semua orang percaya, tugas kita bersama, beritakanlah, sampaikanlah berkat-berkat rohani dari sorga tetapi lakukanlah, usahakanlah hidup yang berkenan kepada-Nya, hidup menjadi anugerah bagi sesama dalam kasih, dalam pengampunan, dalam perdamaian sebagai wujud kemuliaan dan hormat kepada Allah. Terpujilah nama Tuhan. Amin

 

 

 

 

 

 

Minggu, 4 Juni 2023

Pembacaan Alkitab               : Kejadian 1:26-31

Tema                                      : Lingkungan Hidup Rumah Masa Depan Bersama

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Berbicara tentang lingkungan hidup berati berbicara tentang tempat tinggal kita di bumi ini di alam semesta ini, kita hidup bersama dengan ciptaan lain manusia, hewan dan tumbuhan di darat, laut dan udara. Tanpa disadari, ling-kungan tempat tinggal kita semakin hari semakin rusak. Kenapa rusak karena akibat pengelolaan alam yang tidak bertanggungjawab.  Kita melihat dan merasakan bagaimana dampak dari peru-bahan alam yang mengakibatkan resiko bagi manusia, misalnya suhu dan udara di  bumi menjadi semakin panas, hujan,  banjir,   pencemaran udara, air, sampah plastik berserakan dimana-mana dan penggusuran tanah telah menimbulkan dampak negatif yang nyata bagi kehidupan manusia. Kerusakan lingkungan hidup akibat  sikap dan perlakukan  manusia yang salah terhadap alam ini.  Alam dilihat sebagai objek, dan sasaran  yang diperlakukan dengan sewenag-wenang untuk memenuhi kepentingan manusia. Karena manusia serakah dengan alam tidak menghargai alam yang bukan miliknya teapi alam adalah milik Tuhan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Firman Tuhan saat ini berbicara tentang penciptaan alam dan apa maksud Tuhan menciptakan manusia dalam hubungan dengan sebuah tanggung jawab terhadap ciptaanNya.Ada tiga  hal yang hendak ditekan dalam bagian ini:

  1. Allah menciptakan manusia pada urutan yang terakhir untuk menyatakan bahwa Allah itu baik bagi manusia bahwa Ia menciptakan apa yang menjadi kebutuhan manusia. Allah mempersiapkan segala sesuatu/kebutuhan bagi manusia. Ia menciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia yang diciptakan itu adalah laki-laki dan perempuan,  bukan menandakan perbedaan otoritas antara laki-laki dan perempuan. Tidak memisahkan perbedaan otoritas gender.  Artinya, manusia adalah satu dalam otoritas dan wewenang. Karena itu kepada manusia diberikan tugas dan kuasa yang istimewa, yakni berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara. Dengan kata lain manusia diberi mandat berkuasa atas alam ini.
  2. Manusia Sebagai yang mengelola dan melestarikan Alam ciptaan Tuhan. Allah memberikan mandat kepada manusia pada Kejadian 1:28, “…penuhilah bumi dan taklukkanlah itu…”  Teks itu menjelaskan ada dua mandat yang diberikan Allah kepada manusia, yakni: memenuhi dan menaklukkan bumi. Kata ‘penaklukan’berarti  membuat tunduk. Dengan demikian, manusia menjalankan mandat dari Allah harus takluk kepada Tuhan dalam kekuasaan dan wewenang yang mendukung sistem dan kesinambungan kehidupan di bumi ini.  Sedangkan tindakan penguasaan manusia harus tetap berorientasi pada kehadiran  Penguasaan dan penaklukan alam semesta adalah tanggung jawab moral manusia itu kepada Allah sebagai ciptaan yang taat kepadaNya.
  3. Alam yang di ciptakan Tuhan dengan segala isinya adalah sumber berkat, potensi yang terus melimpah untuk kehidupan manusia akan tetapi apabila manusia tidak merawat maka alam akan marah sehingga menjadi ancaman bagi manusia.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Beberapa contoh keegoisan manusia terhadap alam :

  1. Alih fungsi hutan dan teknologi pertanian

Hutan adalah kawasan yang merupakan bertumbuhnya pohon rindang yang berfungsi mengatur iklim dan siklus cuaca,serta  rekayasa menjaga resapan air dan kesuburan tanah,jika hutan di tebang dan menjadi lahan gundul akan menyebabkan: 1. Banjir, tanah longsor. Kehidupan hewan  dan tumbuh-tumbuhan akan punah.  2. Suhu udara akan menjadi panas, sehingga, iklim di bumi menjadi panca robah yang sangat mempengaruhi tanaman bisa berbuah atau gagal panen.

Hutan adalah sumber oksigen yang memberi udara sehat untuk pernapasan,sehingga ada sebutan bahwa hutan adalah paru paru dunia.  Karena perlakuan yang tidak wajar terhadap hutan adalah langkah awal menghancurkan kehidupan di bumi.  Penggundulan hutan sangat marak di Indonesia.  Misalnya : Penebangan liar untuk lahan pertanian yang berpindah pindah, kebakaran hutan dan kegiatan penambangan pengelolaan kayu, serta pengalihan fungsi hutan menjadi  hutan tanaman industri(lahan sawit,karet).  Termasuk kerusakan lahan pertanian karena para petani untuk meningkatkan kesuburan tanah maka akan menggunakan pupuk kimia yang di tabur di tanah atau di semprotkan pada tanaman.  Tanah di paksakan untuk mengeluarkan hasil yang melimpah,termasuk rekaya genetik, dimana hewanpun dipaksakan untuk lebih cepat berkembang, dampaknya adalah pada kesehatan tubuh manusia yang mengkomsusinya maka muncullah berbagai jenis penyakit berbahayayang berakhir pada kematian.

  1. Ancaman sampah plastik

Sampah plastik telah menjadi pemandangan menarik di sekitar kita, di rumah, di laut, di kali, disungai, di hutan, di jalan raya pasti ada sampah, terutama sampah plastik air minum kemasan dan sachet makanan siap saji atau alat kosmetik. Salah satu penyebab pemanasan global saat ini adalah sampah. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, tahun 2020  produksi sampah masyarakt Indonesia per orang 2 Kg per hari. Artinya, jika  220 juta jumlah penduduk Indonesia maka timbunan sampah nasional/hari mencapai 440.000atau kalau dalam skala kecil di Jemaat  kita  ada  100  orang  kali 2 Kg sampah, maka  setiap hari jemaat kita menyumbang 200 Kg sampah yang di buang sembarangan, itu berarti gereja sedang merusak alam. Jumlah tersebut terus meningkat dengan adanya budaya belanja online,penggunaan wadah plastik sekali pakai dan kemasan makanan instant.

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Lalu apa tanggungjawab kita sebagai orang Kristen hari ini, warga gereja harus belajar mencintai dan menghormati alam.Mencintai alam adalah bukti cinta kasih kita kepada Tuhan.Melihat penciptaan dalam bingkai ‘Keselamatan’ dari Allah, maka gereja diajak sebagai tubuh Kristus yaitu untuk menjaga alam agar kehidupan itu terpelihara, memelihara bisa berarti menanam dan menuai, jemaat harus hidup dengan mottoGemar menanam(iyase..mmasakkon)cinta tanah(seange ko buta), sebab Allah berada dan hadir di alam ciptaanNya.  Jadi mengasihi lingkungan hidup adalah bagian dari iman yang mengasihi Tuhan.  Membiarkan dan mengabaikan kelestarian alam sama artinya tidak mengenal Tuhan, sebab Tuhan adalah pemilik alam.Jemaat harus merancang pelayanan Berbasis Kearifan Lokal.  Warga gereja harus menempatkan alam sebagai subjek spritualitas yang sangat dihormati, manusia adalah bagian dari alam. Karena itu mengelolah sumber daya alam yang ada di sekitar kita, berarti mengelolah berkat yang disediakan Tuhan kepada semua orang. Berkat yang memberi kesejateraan dan kecukupan setiap hari.

Karena itu  pelayanan gereja harus memberi ruang melibatkan diridalam kearifan lokal masyarakat adat yang menghormati alam, tanah, air dan lingkungan hutan.  Bagaimana gereja menghargai dan menempatkan tradisi bertani, berkebun dan menanam,menangkap ikan dalam cara trdisional menurut adat Banggai; dengan demikian pesan teks dalam Alkitab diaplikasikan dengan teks kearifan adat lokal tanpa larut menjadi sinkritisme pada prakteknya. Gereja berbasis kearifan budaya lokal   menjadi salah satu solusi dalam merawat hamoni ciptaan Allah.

Hari ini sebagai warga gereja kita dapat memulai langkah- langkahsederhana untuk merawat alam dengan cara melakukan pekarangan rumah kita dengan tanaman hias atau tanaman dapur hidup, jangan biarkan lahan kosong tanpa di tanami,menghargai setiap benih/bijian yang jatuh ke tanah, diambil dan di tanam supaya ada tumbuhan di bumi, menyediakan, menertibkan dan memisahkan sampah, mendidik generasi gereja untuk berlaku hidup secara alami.Mengkomsumsi, menggunakan produk alami/herbal di setiap pesta/syukur inilahrasa hormat dan penghargaan kita terhadap alam sebagai ciptaan Allah.  Tuhan menolong kita.  Amin

 

 

 

 

Minggu, 11 juni 2023

Pembacaan Alkitab               : Kasih Allah Harus Disyukuri

Tema                                      : Hosea 14:2-9

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Sebagai orang tua, ketika anak-anak kita  melakukan kesalahan biasanya ada disiplin yang  kita berikan kepada mereka.  Disiplin bertujuan  agar anak-anak tahu bahwa apa yang di perbuatnya itu keliru yang berakibat untuk  dirinya sendiri bahkan untuk orang lain. Selanjutnya sebagai orang tua berharap melalui  disiplin  yang   diberikan,  perbuatan   yang  sama 

tidak akan terulang lagi.  Janji untuk tidak melakukan perbuatan yang  sama biasanya di ungkapkan dalam bentuk pengakuan. Biasanya  percakapan antara orang tua dan anak adalah sebagai berikut :

Orang Tua : Masih… masih mo ulang bicara bamaki-maki!

Anak           : (dengan suara terbata-bata menahan isak tangis)                                 So..so..so         tidak  mama.

Orang Tua    :  Awas se, kalu mama masih dengar lagi, mama akan             hukum lagi

Anak                :           Ampun mama… ampun.  So tidak lagi mama…  so tidak.

 

Isi percakapan di atas adalah seruan dari orang tua kepada anak yang  bertujuan agar anaknya tidak melakukan perbuatan yang sama. Sedangkan sang anak mengungkapkan permohonan ampun dan  pengakuannya.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Bacaan kita hari ini, Minggu 11 Juni 2023 terdapat dalam Kitab  Hosea 14:2-9.    Nama  Hosea  berasal  dari   kata   Ibrani  “HOSHEA”  yang artinya penyelamat.  Secara keseluruhan perikop bacaan kita hari ini  dapat di bagi menjadi dua bagian.  Bagian pertama mulai dari ayat 2-4  yang berisi undangan atau panggilan untuk bertobat.  Bagian kedua  mulai ayat  5-9 yaitu firman Allah yang berisi pengampunan.           

Umat Israel harus bertobat atau kembali kepada Allah, sebab umat  Israel telah tergelincir karena kesalahan dan dosa.  Pertobatan yang di  maksud adalah bukan hanya ungkapan di bibir mulut tetapi pertobatan  yang benar-benar keluar dari ungkapan hati.  Allah menghendaki kata-kata penyesalan, pertobatan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Kesungguh-sungguhan itu di nyatakan dalam ungkapan doa   permohonan pengampunan yang di sertai dengan perubahan hati dan   sikap, dari yang tidak di kehendaki  Allah berubah menjadi searah atau  seturut dengan kehendak Allah.  Sehingga umat mendapat yang baik  artinya umat akan mendapat kebaikan dan anugerah.  Ketika mendapat  anugerah mutlaklah bagi umat untuk melakukan persembahan atau  korban.  Persembahan atau korban yang di maksudkan adalah kurban  rohani yaitu pengakuan kepada Allah akan jiwa yang hancur, hati yang  patah dan remuk redam yang dinyatakan di hadapan Allah, yang di sertai  dengan sikap meninggalkan segala sesuatu yang selalu di andalkan yang  berakhir sia-sia  atau sementara.  Seperti Asyur, kekuatan  militer seperti pasukan  kuda dan patung buatan tangan mereka sendiri yang semua itu  tidak dapat menyelamatkan umat.  Pertobatan Umat Israel adalah  berubah sikap dengan tidak berharap dan mengandalakan kekuatan    manusia, tetapi semata-mata mengandalkan Tuhan. Kalimat “menyayangi anak” adalah merupakan simbol dari umat Israel sendiri  jika mereka meninggalkan Tuhan mereka seperti anak yatim yang selalu  di pahami lemah, golongan yang kurang berdaya.   Namun umat akan di kasihi dan di sayangi kembali seiring dengan pengakuan dan pertobatan  mereka (4).  Kasih Allah adalah dasar dari anugerah yang tak terukur dan  tak terselami.   Karena Allah mengasihi dengan sukarela.  Artinya tanpa  menuntut balas.  Dan Allah bebas untuk menyatakan kasihNya kepada  siapa hendak di lakukanNya (5).   Kasih  Allah  juga di umpamakan seperti embun.  Embun adalah simbol dari hidup yang di anugerahkan Allah. Embun muncul walaupun tanpa hujan dan merupakan suatu sumber  yang penting untuk tumbuhan di musim panas yang panjang yang kalau  siang hari sangat panas dan malam hari sangat dingin.  Seperti bunga  bakung artinya seperti kembang atau bunga yang indah dan awet yang  masih tumbuh di antara semak duri.  Seperti pohon hawar artinya umat  akan di tinggikan dan kuat karena akar-akarnya yang kuat.  Selalu  berbuah seperti pohon Zaitun artinya selalu melakukan sikap yang baik  dan menjadi berkat dan seperti anggur yang ada di Libanon (7).  Semua  itu di lakukan dan di alami umat karena mereka telah bertobat dan  kembali dalam naungan Tuhan, seperti pohon Sanobar yang selalu  menghijau dan selalu berbuah dan di jadikan tempat berteduh (9).

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Dari firman Tuhan hari ini ada beberapa hal yang kita renungkan  yaitu :

Pertama   :  Ketika kita bersalah (tergelincir), Allah menghendaki agar  kita memperbaiki diri dalam pertobatan.

Kedua      :  Allah menghendaki ungkapan penyesalan bukan dalam  bentuk kurban persembahan berupa benda tetapi ungkapan  pengakuan hati yang hancur dan menyesali perbuatan yang  salah dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi.

Ketiga      :  Kasih Allah berbeda dengan kasih manusia.  Karena Kasih  Allah adalah Kasih yang sukarela dan sempurna (Kasih  Agafe) yaitu kasih yang tidak terbatas dan tidak menuntut  balas.

Keempat :  Atas kasih Allah yang sempurna itu, maka umat dapat  meresponnya dengan melakukan perbuatan yang sesuai  dengan kehendakNya sebagai rasa syukur atau terima kasih. Kita bersyukur karena Allah terus menyatakan kasihNya  bagi kita.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Jika kita merenungkan kehidupan yang telah kita lewati, banyak hal    yang kita lakukan yang bertentangan dengan kehendak Allah, artinya  kita juga telah tergelincir dan jatuh karena kesalahan kita.  Karena itu  wajib bagi kita untuk selalu berkemas untuk memperbaiki diri supaya  tidak tergelincir lagi.  Berusaha untuk tidak tergelincir lagi berarti berusaha memperbaiki diri dalam wujud pertobatan dan menyesal.  Siapa yang bertobat dan menyesasli perbuatannya dan berjanji untuk tidak mengulagi lagi, serta percaya seutuhnya hanya kepada Tuhan, maka akan mendapat anugerah pengampunan.  Karena iman kita kepada  Yesus Kristus adalah merupakan anugerah terindah bagi orang percaya.  Allah di zaman Hosea telah menyatakan diri dalam zaman Perjanjian Baru  melalui Manusia Yesus yang telah menyatakan kasihNya yang tidak  terbatas itu dengan mati di atas kayu salib agar hutang dosa kita kepada  maut terbayarkan. Sehingga dengan kematianNya membuat kita selamat  dari belenggu dan kungkungan dosa.  Itulah anugerah pengampunan.  Selanjutnya atas kasih dan anugerah Allah itu apa yang kita perbuat? Yang kita lakukan adalah mengaku segala dosa dan kesalahan dan berjanji untuk tidak lagi melakukan hal yang bertentangan dengan kehendak Allah.  Berjanji untuk hidup berpadanan dengan dengan injil  Kristus.  Melakukan hal yang baik, adalah merupakan rasa syukur yang di nyatakan kepada Allah karena Dia telah lebih dahulu mengambil tindakan  untuk menyelamatkan kita.  Bahkan dengan berkat-berkat lain seperti berkat sehat, kuat dan rezeki tiap hari yang tersedia bersama dengan  semua anggota keluarga.  Karena itu sebagai orang yang telah mengaku  dan menyesal dan berjanji untuk selalu hidup dalam kehendakNya, maka  marilah kita wujudkan kasih kepada Allah dengan terus berbuat kebaikan  sebagai rasa syukur kita kepadaNya sebagai Allah yang Mahamurah dan  Mahabaik.  Karena itu teruslah bersyukur dan janganlah berhenti berbuat  baik selama ada kesempatan. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

 

 

 

 

 

Minggu, 18 juni 2023

Pembacaan Alkitab               : Bersyukur Atas Kedahsyatan Kuasa Tuhan

Tema                                      : Yunus 1:1-17

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,

       Kisah tentang nabi Yunus sangat dikenal karena pelariannya dari tanggung jawab pengutusan seorang nabi. Penolakanya terhadap panggilan dan pengutusan dari Tuhan yang berakibat dia dibuang ke laut dan ditelan oleh ikan besar, tinggal dalam perut ikan itu selama tiga hari tiga malam sebelum ikan itu memuntahkannya ke darat.

       Ketika dipanggil oleh Tuhan, Yunus melarikan diri dan tidak pergi ke Niniwe.  Dari Yafo, Yunus berangkat ke Tarsis dengan kapal penumpang bersama dengan banyak penumpang lainnya.  Di dalam kapal, dia bersembunyi dan tidur diruang kapal paling bawah.  Yunus berangkat ke Tarsis yang jauh dari Niniwe dan yang menurut dia “jauh dari hadapan Tuhan”.

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,              

Mengapa Yunus menolak perintah Tuhan untuk pergi ke Niniwe?  Padahal Niniwe adalah kota yang besar.  Itu berarti banyak penduduknya dan lebih maju keadaannya dari kota-kota lainnya.  Akan tetapi pen-duduk di kota Niniwe bukanlah orang-orang yang berkelakukan baik.  Mereka adalah orang-orang yang kejam dan yang tidak memiliki rasa takut pada siapapun dan terhadap apapun.  Penduduk Niniwe me-rupakan penyembah dewi Isytar (Dewi perang dan cinta).  Penyembahan kepada Isytar ditandai dengan praktek pelacuran di kuil-kuil yang menyiapkan perempuan-perempuan pelacur untuk proses penyem-bahan.  Jika mereka berperang, mereka tidak segan untuk membunuh, menyiksa dan membakar para lawan dan kota-kota yang mereka serbu.

Dengan kata lain, kejahatan penduduk Niniwe benar-benar luar biasa, dan kejahatan itu sudah sampai kepada Tuhan.Untuk itu, Tuhan memerintahkan Yunus untuk berangkat ke Niniwe dan menyampaikan seruan kepada mereka tentang kejahatan yang mereka lakukan serta penghukuman Tuhan yang akan berlaku atas mereka.  Akan tetapi Yunus tidak mau melaksanakan perintah Tuhan, dia lari jauh dari hadapanNya.  Yunus enggan ke kota yang penduduknya adalah para pelaku kejahatan.

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,              

       Dalam perjalanan pelariannya itu, Tuhan mendatangkan angin ribut dan badai besar.  Angin ribut dan badai besar yang tiba-tiba melanda kapal yang ditumpangi oleh Yunus, membuat nahkoda kapal, awak kapal dan semua penumpang ketakutan, kecuali Yunus yang tertidur nyenyak.  Dalam kepanikan yang luar biasa itu semua berupaya sekuat tenaga dan melakukan tindakan-tindakan untuk meringankan kapal supaya tidak tenggelam.  Akan tetapi tindakan-tindakan membuang segala muatan kapal ke laut, tidak menyelamatkan mereka karena laut tidak menjadi teduh bahkan kapal terancam untuk tenggelam.  Upaya terakhir yang dilakukan adalah membuang undi untuk mencari tahu siapa diantara mereka sebagai sumber masalah yang menyebabkan badai besar dan angin ribut.  Yunus yang kena undi, pada akhirnya mengakui semua yang sudah dia lakukan. Dia yang melarikan diri dari panggilan dan pengutusan Tuhan untuk pergi ke Niniwe.  Dalam pengakuannya, Yunus mengatakan bahwa dia adalah orang Ibrani yang takut akan Tuhan, Allahnya adalah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.  Pengakuan Yunus menimbulkan ketakutan bagi orang-orang di kapal itu.  Mereka menjadi takut ketika mendengar bahwa Tuhannya Yunus adalah pemilik langit dan pencipta laut dan daratan.  Itu artinya, Allahnya Yunus adalah Allah yang luar biasa dahsyat, dan yang pasti Allah itulah yang telah mendatangkan angin ribut dan badai besar yang menimpa kapal yang mereka tumpangi oleh karena Yunus melarikan diri dari tugasnya.  Untuk itu, Yunus meminta agar dirinya dicampakkan kelaut supaya badai dan angin ribut menjadi reda. Awalnya mereka tidak mengindahkan permintaan Yunus dan berusaha untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tapu usaha itu sia-sia sebab laut semakin bergelora.  Dan pada akhirnya, merekapun mencampakkan Yunus ke dalam laut, dan laut pun menjadi tenang kembali.  Perubahan keadaan laut dari mengamuk menjadi teduh semakin menjadi takut kepada Tuhannya Yunus.  Ketakutan mereka membuahkan pengakuan atas kemahakuasaan Allah dan pengakuan itu mendorong mereka untuk mempersembahkan korban sembelihan kepada Tuhan dan juga ada nazar yang mereka ikrarkan kepada Tuhan.  Kedahsyatan kuasa Tuhan yang secara langsung dialami oleh orang-orang yang sekapal dengan Yunus, orang-orang yang tidak mengenal Allah, menjadi orang yang percaya kepada Tuhan serta yang mempersembahkan syukur dan bernazar kepadaNya.  Kuasa Tuhan yang mengatasi segala sesuatu mengantar manusia untuk percaya dan bersyukur kepadaNya.

Jemaat yang kekasih dalam Kristus,

       Ada banyak situasi hidup yang kita alami dari waktu ke waktu saat menjalani hari-hari yang Tuhan berikan.  Ada banyak berkat yang diberikanNya bagi kita, dan ada kalanya kita tidak menyadari hal itu.  Kita menganggap apapun yang berhasil kita adakan, adalah milik kita – hak kita tanpa campur tangan siapapun termasuk Tuhan.  Dan seringkali juga kita menolak panggilan Tuhan untuk memberitakan keselamatan bagi banyak orang dengan berbagai alasan.  Padahal semua yang kita miliki adalah anugerah Tuhan, termasuk waktu dan kesempatan untuk menjadi kawan sekerjaNya. Karena itu, melalui perenungan kita disaat ini, mari mengevaluasi diri untuk semua yang sudah kita lakukan.  Jangan sampai apa yang telah kita perbuat menghalangi karya kasih Allah untuk dinikmati oleh orang lain.  Kita dipanggil dan di utus ke dalam dunia dengan berbagai situasi dan kondisi yang ada di dalamnya untuk memberitakan kedahsyatan kuasa Allah, sehingga semua orang yang percaya kepadaNya, bersyukur kepadaNya dan menjadi pelaku firmanNya. Amin

 

 

 

 

 

Minggu, 25 juni 2023

Pembacaan Alkitab               : Kejadian 46:1-7

Tema                                      : Aku Akan Menyertai Engkau

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

       Salah satu kepastian, ketenangan dan sukacita kita adalah Tuhan menyertai kita. Namun, tanpa kita sadari kita hanya menjadikannya sebagai kalimat biasa.  Yusuf berhasil melewati masa-masa sulit dan diangkat menjadi perdana menteri, itu karena Tuhan menyertainya.  Daud berhasil mengalahkan Goliat karena Tuhan menyertainya. 

       Sadrakh, Mesakh dan Abednego bisa keluar dari dapur api yang dipanaskan tujuh kali lipat, itu karena Tuhan menyertai mereka.  Daniel bisa bebas dari gua singa, itu karena Tuhan menyertainya.  Berati, hidup ini bukan soal pintar atau tidak pintar, bukan sola hebat atau tidak hebat, tetapi karena berjalan dalam penyertaan Tuhan atau tidak.  Selama Tuhan menyertai, maka kita akan melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa.  Tuhan yang menyertai kita adalah Tuhan yang mendidik, menguatkan, menyempurnakan dan membela kita.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

Cemas dan khawatir, itulah yang dirasakan oleh Yakub karena kepindahannya ke Mesir.  Ia tidak merasa nyaman.  Perpindahannya akan menyebabkan dirinya menjadi orang asing.  Hal ini berbeda dengan di Hebron bila ia tetap berada di sana (Kej. 35:27).  Yakub lebih merasa nyaman dan aman di kota yang telah ia tinggali bersama keluarga besarnya selama bertahun-tahun.  Di kota ini, Yakub telah mengenal lingkungan sekitarnya, begitu juga dengan keberadaan teman-teman dari lingkungan keluarga mereka, tetapi sekarang waktunya sudah tiba bagi mereka semua untuk pindah.

       Rasa cemas dan khawatir ini rupanya diperhatikan oleh Allah (2).  Pada malam hari setelah Yakub memberikan persembahan korban, Allah berfirman kepadanya.  Allah hadir untuk menguatkan Yakub, yang hendak meninggalkan tanah sendiri dan pergi ke sebuah negara asing, tanah Mesir.  Kedatangan Tuhan kepada Yakub di malam hari adalah untuk meyakinkan dia bahwa Mesir merupakan tempat yang aman bagi dia dan keluarganya.  TUHAN ingin mengingatkan Yakub bahwa Dia tidak dibatasi oleh tanah Kanaan.  Dia adalah Tuhan seluruh bumi, termasuk Mesir (Yos 3:11, 13; Mzm 83:18).  Tuhan akan menemani Yakub ke Mesir dan memberkatinya (4), seperti Dia telah menemani dan memberkati Yusuf (Kej. 39:2, 21).  Janji ini dipertegas oleh Allah, bahwa kelak ketika ia meninggal Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matanya dan jasadnya tidak akan dikubur di Mesir (4).  Dari sini kita dapat belajar semangat Yakub untuk melangkah karena dia percaya penyertaan Tuhan itu cukup baginya.  Ini juga yang harus kita percayai.  Bagaimana supaya kita tetap disertai oleh Tuhan?

  1. Kita harus senantiasa hidup di dalam firman Tuhan. Ini penting sekali, sebab firman Tuhan adalah Allah sendiri, firman Tuhan membuat hati kita lembut dan membuat pikiran kita menjadi tenang serta membuat langkah-langkah kita seturut dengan kehendak Tuhan.  Orang-orang yang tidak hidup dalam firman Tuhan akan semakin jauh dari Tuhan.  Mereka kelihatan berdoa dan memohon kepada Tuhan, tetapi mereka tidak berserah dalam tuntunan Tuhan dan kehendak Tuhan.  Alkitab berkata, orang yang mendengar firman dan melakukannya, ia sama seperti orang-orang yang bijaksana.      

Kita harus taat pada perintah-perintah Tuhan.  Alkitab berkata: jika kamu tidak miring ke kiri dan ke kanan, diberkati langkah-langkah kamu.  Kamu tidak akan turun tetapi naik.  Kamu tidak akan menjadi ekor tetapi menjadi kepala.  Artinya: Dia akhir zaman ini Tuhan tidak mencari orang-orang yang sukses karena kepintaran dan kehebatannya, namun mencari orang-orang yang sukses karena ketaatannya  kepada  firman  Tuhan.   Ketika kita taat pada perintah- perintah Tuhan, maka kita akan melihat pertolongan dan kuasa Tuhan yang sempurna dinyatakan kepada kita.

  1. Kita harus kuat di dalam iman. Alkitab berkata, orang benar akan hidup oleh iman. Paulus berkata, hidup yang kujalani sekarang ini bukan hidup karena melihat tetapi karena percaya.  Banyak orang hidup dengan apa yang dia lihat, tetapi hidup Kristen adalah hidup yang percaya sekalipun belum melihat.
  2. Kita harus setia dengan Tuhan. Ketika kita setia dengan Tuhan, maka kita akan berjalan dari kemenangan kemudian pada kemenangan untuk masuk dalam kemuliaan yang kekal.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan,

       Dalam rasa kekhawatiran dan kecemasan Yakub, Allah memberikan peneguhan kepadanya.  Allah tidak hanya memberikan janji, tetapi menegaskan jati diriNya sebagai Allah bapaknya.  Selain meneguhkan bahwa kepergian ke Mesir memang kehendak Allah, Allah menjanjikan penyertaan.  Ia akan menjadikan keluarga Yakub sebagai bangsa yang besar, sesuai perjanjiannya kepada Abraham.  Ia menjadikan juga bahwa Yusuf akan mendampingi ayahnya saat kematiannya serta memberikan penghormatan layak. Sehingga berangkatlah Yakub bersama keluarganya.

       Melalui perenungan saat ini kita melihat Allah menuntun Yakub untuk berangkat ke tanah Mesir.  Dan Allah juga berbicara kepada Yakub.  Sapaan Allah kepada Yakub mengingatkan kita akan sapaan Allah kepada Abraham (Kej. 22:11), Samuel (10), Marta (Luk. 10:41), dan juga Paulus (Kis. 9:4).  Ini adalah suatu tanda keakraban Allah pada pribadi yang disapaNya.  Sapaan ini menjamin kita bahwa Tuhan mengenal pribadi serta kebutuhan kita masing-masing.  Ia tahu betul akan ketakutan kita masing-masing dan Ia bersedia untuk menemani perjalanan kehidupan kita sebagaimana Ia menemani Yakub menuju Mesir.  Janganlah kita takut dalam hidup sebab Allah selalu setia menyertai kita. Amin

 

 

Penulis Renungan Edisi VII Sinode GPIBK

  1. Pdt. Anasir Suayong, M.Th (Ketua Sinode GPIBK)
  2. Pdt. Hanok SK. Maasi, S.Th (Wakil Ketua I Sinode GPIBK)
  3. Pdt. Masje Elisabeth Pangkey, M.Th ( Wakil Ketua II Sinode GPIBK)
  4. Pdt. Beni Mombilia, S.Th (Sekretaris Sinode GPIBK)
  5. Pdt. Yulis See, M.Th ( Wakil Sekretaris Sinode GPIBK)
  6. Pdt. Barnabas Sooai, S.Th (Bendahara Sinode GPIBK)
  7. Pdt. Estinance Sondek, S.Th (Wakil Bendahara Sinode GPIBK)

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Agenda

Peringatan Masuknya Injul di Tanah Banggai

21 Januari 1913 - 21 Januari 2024

 

HUT SINODE GPIBK Ke-24

Tempat : Jemaat Batu Karang Ombuli, Klasis Peling

Waktu : 2-3 Februari 2024

 

MAJELIS PEKERJA HARIAN SINODE GPIBK

Ketua:
Pdt. Anasir Suayong, S.Th, M.Th

Wakil Ketua I: Pdt. Hanok SK Maasi, S.Th

Wakil Ketua II: Pdt. Masye E. Pangkey, S.Th.,M.Th

Sekretaris:
Pdt. Beni Mombilia, S.Th

Wakil Sekretaris: Pdt. Yulis See, M.Th

Bendahara:
Pdt. Bernabas Sooai, S.Th

Wakil Bendahara: Pdt. Estinance Sondek, S.Th

MAJELIS PERTIMBANGAN

Ketua: Haran Pea, SH

Sekretaris: Pdt. Ruben Matade, S.Th

Anggota: Pdt. Efraim Baideng

MAJELIS PENGAWAS PERBENDAHARAAN

Ketua: Ir. Kondrad D Galala, MM

Sekretaris: Pdt. Yorim Yolisan

Anggota: Rasmon Baideng, M.Pd

Statistik
  • Jumlah gereja/jemaat: 131 jemaat
  • Jumlah anggota jemaat: 45.980 jiwa

Peta Lokasi