Renungan Sinode GPIBK Edisi VI

COVER BUKU RENUNGAN EDISI VI SIAP CETAK-page0001

Tema                          : Memandang Hari Esok

Bacaan                       : 2 Petrus 3:8-14

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Kita patut bersyukur karena seluruh rangkaian perayaan Minggu Adven, Natal dan Malam Akhir Tahun 2022, semua telah di lalui dengan sukacita, dan hari ini kita masuk di hari pertama tahun 2023, tentunya dengan penuh semangat karena semua orang merasa masih diijinkan Tuhan memasuki satu masa yang tentunya kita belum tahu apa yang harus kita hadapi dan terjadi di tahun 2023. Terkadang di awal tahun justru dunia selalu di ramalkan akan terjadi hal yang luar biasa, menakutkan, dan bahkan banyak orang menjadi gelisah dan kehilangan pengharapan.  Tetapi yang pasti bahwa di tahun 2023, isu resesi ekonomi, kenaikan harga barang, menurunnya harga komoditi petani, menjadi tantangan yang selalu terjadi, belum lagi suhu politik mulai meningkat sebagai dampak persiapan menyongsong pemilu serentak tahun 2024. Dan masih banyak perubahan yang kita belum tahu akan terjadi.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Namun kita tetap percaya bahwa Tuhanlah yang terus mengendalikan semua perubahan dari waktu ke waktu karena dunia terus mengalami perubahan, mari kita kembali belajar Firman Tuhan, Kitab 2 Petrus ditulis oleh Simon Petrus, salah satu murid Yesus (1 : 1).  Surat ini ditujukan kepada orang percaya yang ada di Asia Kecil dengan tujuan agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus. Selain itu Petrus juga ingin menolak dan menentang tindakan para nabi palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang mencoba meruntuhkan kebenaran Injil.

Memang hari ini kehidupan pelayanan gereja-gereja selalu saja di perhadapakan dengan isu penyesatan, penolakan dan bahkan perpecahan karena orang tidak mau setia kepada Tuhan, Rasul Petrus menasihatkan agar orang percaya senantiasa waspada supaya mereka tidak terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Selain itu, Petrus ingin agar mereka bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat, Yesus Kristus.

Khusus dalam pasal 3 ini, rasul Petrus menentang keraguan para nabi palsu akan kedatangan Kristus yang kedua kalinya dan memastikan bahwa Yesus akan datang untuk keduakalinya, tujuan kedatangannya adalah : untuk mengadakan penghakiman kepada segenap umat manusia. Karena memang pada masa itu, oleh nabi-nabi palsu mengajarkan bahwa, Tuhan tidak pernah akan datang ke dunia, sehingga rasul Petrus memaparkan gambaran suasana di mana hari Tuhan itu akan terjadi.

Petrus tidak hanya memberi penjelasan kepada mereka, namun sekaligus mempersiapkan segenap orang percaya untuk mengambil sikap yang benar di hadapan Tuhan. Mereka harus mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh dan tidak mudah digoyahkan oleh ajaran-ajaran sesat, sehingga ketika tiba harinya Tuhan, maka mereka beroleh hidup dan melihat langit baru dan bumi baru yang penuh sukacita.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Mari kita perhatikan beberapa kebenaran yang di jelaskan oleh Rasul Petrus:

Pertama: Segala waktu dan musim kehidupan ada dalam kendali Tuhan, dan Tuhan Tidak Pernah Lalai dengan Yang Dijanjikan-Nya (ay. 8 – 9). Di sini Petrus menjelaskan bagaimana situasi kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Satu tahun terasa lama tetapi ketika satu peristiwa Tuhan terjadi maka satu tahun terasa sehari saja karena waktu itu berlalu setiap saat, itulah waktu Tuhan, Petrus mengingatkan kepada kita hari ini bahwa para guru-guru palsu dan para pengejek-pengejek yang hidup menurut hawa nafsunya akan tampil untuk menggoyang iman percaya orang Kristen. ”Mereka sebenarnya sudah tahu bahwa hari Tuhan itu ada. Petrus mengingatkan agar orang percaya tidak perlu menghitung-hitung hari untuk menentukan kapan Tuhan Yesus datang untuk keduakalinya. Karena kedatangan Tuhan itu tidak dapat diperhitungkan atau diprediksi dengan perhitungan hari-hari manusia. Manusia tidak boleh membuat ramalan akan hal yang akan terjadi. Sebab di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Dan setiap peristiwa yang terjadi hanya Tuhan yang tahu. Dia bisa mengambil waktu seribu tahun untuk mengerjakan sesuatu yang sebenarnya selesai dalam satu hari. Allah bisa saja menjadikan hari itu sebagai hari-Nya, namun Ia masih sabar terhadap umat-Nya. Ia menghendaki agar tidak ada umat-Nya yang binasa, sehingga Dia masih memberi waktu untuk berbalik dan bertobat.

Kedua: Hari Tuhan (ay. 10-13). Petrus mengumpamakan hari kedatangan Tuhan  seperti kedatangan pencuri. Tentu pencuri biasanya datang ketika semua orang terlelap menikmati tidurnya, demikian Allah akan datang dengan tiba-tiba saat manusia menikmati hidupnya.  Lalu apa yang terjadi di hari kedatangan Tuhan: Yang menikmati hidup dalam Tuhan pasti akan bersukacita, orang yang masih asyik menikmati hidup dalam kesibukan yang duniawi akan tersentak karena tidak ada lagi waktu untuk berbalik dan bertobat.  Hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan lenyap. Untuk itu Petrus mengajarkan agar mereka tetap mempertahankan kesucian dan kesalehan hidup selama masa penantian Tuhan datang.

Hidup orang percaya harus dipusatkan pada Allah dan pengharapan akan menerima hidup baru di dalam-Nya. Kedatangan Tuhan yang diibaratkan sebagai pencuri juga diungkapkan oleh Paulus, “karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” (1 Tes. 5 : 2). Selain itu, di Wahyu 3:3, “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu”.

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Untuk itu, orang percaya diberi waktu untuk mengubah hidup untuk hidup suci dan saleh, tanpa meragukan kepastian hari Tuhan itu. Tujuan kedatangan Tuhan sangat jelas. Dia tidak menginginkan umat-Nya binasa karena Tuhan tidak pernah menciptakan manusia sebagai produk gagal, namun sebagai produk/ciptaan yang paling mulia dan sebagai mandataris atas segenap ciptaan. Akan tetapi manusia saja yang menjadikan dirinya sebagai orang yang gagal mengemban tugas dan tanggung jawab dari Tuhan, sehingga dia tidak lagi layak di hadapan Tuhan.

Ketiga :Tugas & Tanggungjawab Orang Percaya selama hari Tuhan (ay. 14-15)

Rasul Petrus tidak hanya mengingatkan dan meneguhkan iman orang percaya, namun juga mengajarkan mereka apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab mereka dalam menanti hari Tuhan itu. Petrus mengajarkan mereka agar tidak berdiam diri dan berpangku tangan dalam menanti kedatangan hari Tuhan. Apa yang harus kita lakukan: Petrus katakan, “….sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia”. Meskipun kedatangan hari Tuhan itu tidak dapat di pastikan, tetapi tugas dan tanggung jawab orang kristen harus berusaha dan tetap hidup dalam kebenaran sehingga kapanpun hari Tuhan itu datang, tidak menimbulkan keterkejutan. Ketika Tuhan datang, orang percaya didapati Tuhan tidak bercacat dan tidak bercela, karena hidup berdamai dengan Allah dan sesama. Untuk itu, biarlah waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya dengan hidup dalam Tuhan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Dalam kitab Pengkhotbah 1:9 di tuliskan: Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Kita selalu suka yang baru. Kita begitu senang ketika mengunjungi sebuah tempat baru, kita begitu semangat dengan hobi yang baru, kita bisa betah berlama-lama seolah kita mendapatkan “mainan” baru. Kita begitu giat saat mempelajari hal yang baru, bahkan tak peduli kalau harus menghabiskan banyak waktu. Demikian juga halnya dengan barang baru, kita memperlakukannya dengan sangat baik. Merawatnya, membersihkannya, dan menjaganya secara luar biasa.

Bagaimana dengan tahun baru 2023? Sama! Bukankah kita begitu semangat menjalani segala aktivitas di tahun yang baru? Kita membuat rencana, target, dan mempersiapkan ini itu dengan sangat baik. Masalahnya, kita tidak menjalani kehidupan di bulan Januari saja. Setelah Januari, kita akan menghadapi Februari, Maret, dan seterusnya. Apakah ketika kita sudah di paruh perjalanan, sebut saja di bulan Juni, kita tetap memiliki semangat yang sama seperti ketika kita menjalani di bulan Januari? Jika tidak, maka segala perencanaan yang kita buat di awal tahun adalah hal sia-sia, sebab rencana itu kita buat untuk sepanjang tahun, bukan sepanjang bulan! Kita mengawali tahun yang baru ini dengan semangat, itu baik, tapi pastikan kita menjaga semangat itu sampai tuntas di akhir tahun nanti. Kita perlu konsisten untuk segala hal yang telah kita putuskan dalam perencanaan di awal tahun ini. Pada akhirnya kesuksesan bukan untuk orang yang semangat di awal saja, tapi untuk orang yang semangatnya konsisten. Jalanilah setiap hari seolah-olah ini adalah lembaran baru bagi kita.

Karena itu di tahun baru 2023 ini sebagai orang percaya harus ada komitmen mempertahankan iman percaya kepada Tuhan Yesus serta meng-gunakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk hidup dan percaya dengan sungguh-sungguh dan setia pada-Nya. Dengan demikian, sekalipun hari Tuhan itu lebih dahsyat namun bagi kita yang hidup dalam nama-Nya, hari Tuhan menjadi hari kemenangan terbesar bagi kita. Mari kita songsong kedatangan Tuhan yang keduakalinya dengan sukacita dan pengharapan yang pasti bahwa kita akan beroleh bahagian dengan selalu bersyukur bahwa tahun baru 2023 dalam sukacita sorga yang kekal. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

 

 

Tema                    : Pengembalaan Tuhan Yang Menyeluruh

Bacaan                 : Yehezkiel 34:11-16

Jemaat yang kekasih dalam Yesus Kristus,

Orang tua yang punya anak bayi dan mempunyai  kesibukan yang padat biasanya mencari seorang  pengasuh bayi atau yang disebut “baby sister”kalau  dalam bahasa banggai disebut “tolo teenak”.         

Tugas dan tanggung jawab pengasuh bayi ini  adalah mengasuh anak bayi yang dipercayakan  kepadanya mulai pagi sampai larut malam. Mulai saat  bayi bangun pagi, memandikan, memberi makan dan  minum susu, bahkan sampai bayi itu tidur kembali. Tugas dan tanggung jawab ini sangat berat, karena itu  dalam penggajiannya biasanya berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Baby sister atau tolo  teenak, harus punya keahlian khusus untuk dapat  mengasuh bayi dengan penuh kasih sayang. Bayi harus  mendapat  perhatian  penuh  dan  menyeluruh  agar  dia

dapat bertumbuh dengan baik.  Namun sayangnya seperti berita-berita yang  termuat dalam media, ada banyak pengasuh bayi yang menyalagunakan  tanggung jawab itu dengan melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan  tanggung jawabnya sehingga selalu berakibat pada konsekwensi hukum.

Jemaat yang kekasih dalam Yesus Kristus,

Bacaan kita hari ini, dihari kedua Perayaan tahun baru tahun 2023   terdapat dalam Yeheskiel 34:11-16. Firman Tuhan ini merupakan nubuatan    yang disampaikan melalui nabi Yeheskiel. Yeheskiel artinya “Allah menguatkan”.  Dia merupakan salah satu nabi di Israel yang bernubuat sekitar tahun 593 – 571 SM. Nabi Yehezkiel di perkirakan lahir di Yerusalem tahun 622 SM dan  meninggal di Babilonia sekitar tahun 571 SM. Salah satu isi nubuatan Nabi  Yehezkiel adalah menentang para pemimpin Israel yaitu para raja, imam dan  nabi yang melakukan praktek yang serakah karena korupsi, ketidakadilan, menindas orang miskin dan lemah dan mereka hanya memperkaya diri mereka  sendiri. Para pemimpin itu telah lalai dalam menuntun umat Allah sebagaimana  yang di kehendaki-Nya. Mereka memeras umat Allah dan tidak menolong  mereka secara jasmani dan rohani. Tindakan mereka telah mengabaikan dan  menyalahgunakan tugas dan jabatan yang Allah percayakan kepada mereka, karena tugas dan jabatan mereka sesungguhnya adalah pemberian Allah. Baik  pemimpin secara politik maupun secara agamawi. Akibat dari tindakan para  pemimpin yang demikian, mengakibatkan kemerosotan moral umat Tuhan. Umat Tuhan akhirnya meneladani apa yang dilakukan oleh pemimpin mereka, yang sesungguhnya itu bertentangan dengan kehendak Allahdan yang membuat  mereka binasa dan menerima hukuman melalui masa-masa pembuangan di  Babel. Karena tugas para pemimpin tidak di jalankan dengan baik, maka Allah  hendak menghukum mereka dengan memberhentikan mereka (10) Tindakan  para pemimpin yang demikian telah di tiru oleh umat Allah, maka Allah melalui  nabi Yehezkiel menubuatkan bahwa Allah sendiri akan menjadi lawan dari para  pemimpin atau gembala yang tidak baik itu. (9)  Allah sendiri akan mengambil  alih semua tugas penggembalaan itu. (11) Inisatif Allah untuk mengambil alih  tugas penggembalaan itu semata-mata di dasarkan atas KasihNya yang sungguh  besar dan luar biasa bagi umatNya.  Tindakan penyelamatan Allah bukan hanya  dalam kurun waktu tertentu atau dalam situasi tertentu saja, namun tindakan  itu akan di laksanakanNya secara menyeluruh dalam kurun waktu yang kekal  dan dalam siatuasi apapun itu. Dia akan ada selalu dengan domba-dombaNya. Bukan hanya siang atau hanya malam namun setiap waktu dan kesempatan.  Bukan hanya sakit atau terancam musuh, tetapi saat sehat dan gemuk sekalipun  Dia tetap ada untuk selalu melindungi dan menguatkan. Disegala waktu dan  situasi Dia selalu ada dalam penyelamatanNya.  Pernyataan “Aku  sendiri” pada  ayat 15 adalah merupakan tindakan Allah yang memprakarsai keselamatan bagi  manusia dan isi dunia. Dia tidak menghendaki kuasa-kuasa yang lain (kuasa  jahat) merampas milik kepunyaanNya. Karena itu Dia mau membentenginya  dengan kemahakuasaanNya.

Jemaat yang kekasih dalam Yesus Kristus,

Melalui Firman Tuhan yang melayani kita di hari kedua tahun 2023, ada  beberapa hal yang kita garis bawahi yaitu  :

Pertama   : Manusia setelah jatuh kedalam dosa, maka manusia itu cenderung  terus melakukan kejahatanwalaupun manusia itu melaksanakan mandat dari  Allah itu sendiri.

Kedua: Ketika manusia melakukan kejahatan, Allah tidak berkenan dengan  kejahatan itu, karena itu Dia bersikap untuk mengambil alih dalam hal  penyertaan dan penggembalaan itu secara langsung untuk misi keselamatan  bagi manusia dan dunia.

Ketiga:  Misi keselamatan yang dilakukan oleh Allah adalah secara  menyeluruh atau HOLISTIC. Bukan hanya dalam kurun waktu dan situasi tertentu, tetapi    secara menyeluruh baik dalam keadaan susah dan senang, dan dari awal hingga  akhir.

Jemaat yang kekasih dalam Yesus Kristus,

Kita bersyukur karena kasih dan penyertaanNya Allah telah memungkinkan  kita memasuki dan menjalani hari kedua di tahun baru tahun 2023. Sebagai  orang percaya kita semua tentu mengimani bahwa kasihNyalah yang telah  menggembalakan dan menyertai kita hingga ada di titik ini. Ketika kita  merenungkan kembali perjalanan hidup kita sepanjang tahun 2022, kita  menyadari bahwa banyak kali kita seperti umat Israel yang telah mengikuti  gembala yang jahat, bahkan kita sendiri menjadi seperti gembala yang jahat. Perilaku dan akhlak kita merosot karena keinginan kita yang cenderung pada  hal-hal yang jahat dan merugikan orang lain.

Jemaat yang kekasih dalam Yesus Kristus,

Firman Tuhan saat ini mau mengajak kita seiring dengan datangnya tahun  yang baru agar kita siuman dan sadarkan diri dari kejahatan yang selama ini kita  perbuat.  Itu semua kiranya kita tanggalkan dan lepaskan seiring dengan  perginya tahun 2022 yang tidak akan kembali lagi. Mari kita jalani tahun baru  dengan komitmen yang baru Allah telah berinisiatif mengambil alih untuk  menggembalakan kita umatNya.  Karena itu mari kita taat dan setia serta  tunduk dalam penggembalaan Tuhan. Jangan menyimpang ke kanan atau ke  kiri.  Penggembalaan Tuhan adalah bersifat meyeluruh, karena itu Dia tahu apa  yang kita butuhkan, apa yang sementara kita gumuli. Dalam penyertaanNya  yang kekal Dia akan terus bersama kita, SELAMAT TAHUN BARU SAUDARA-SAUDARA…  TUHAN YESUS MEMBERKATI, AMIN. 

 

 

Tema          : Keselamatan Yang Tidak Terbendung

Bacaan        : Matius 2:13-18

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

Perjalanan kehidupan di dunia ini telah mengantar kita untuk boleh tiba di minggu ini pada bulan Januari 2023. Berpindah dari tahun 2022 ke tahun 2023 boleh kita alami karena keajaiban kasih Allah dalam Yesus Kristus.

Tentunya kita semua berharap bahwa hidup kita kedepan ditahun ini keselamatan dari Allah kiranya akan tetap menyertai aktifitas kita semua. Situasi baru tahun 2023 kiranya juga akan membuat kita tetap bersemangat untuk menjalani hidup sesuai dengan petunjuk Tuhan.

 

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

     Matius 2:13-18 adalah rangkaian kisah tentang bagaimana Yesus sejak masih kecil – bahkan sejak masih dalam kandungan Maria, ibuNya – sudah mengalami berbagai peristiwa yang tidak menyenangkan dari orang-orang yang ada di sekitarNya, terutama oleh orang-orang yang merasa punya kuasa atau sok berkuasa, diantaranya Herodes Agung raja yang merasa paling berkuasa pada masa itu. Sebagai seorang yang berkuasa dan memerintah sebagai raja, ketika mendengar dari para Majus, bahwa ada seorang raja Yahudi yang baru lahir di wilayah kekuasaannya, tentunya membuat Herodes merasa terusik, terancam dan pada akhirnya mengamuk lalu melakukan tindakan brutal yang tidak manusiawi. Siapa yang berani mengancam kedudukannya? Siapa yang menjadi saingan terberatnya untuk menjabat sebagai raja? Siapakah bayi yang bahkan sudah dinubuatkan oleh para nabi untuk menggantikannya sebagai penguasa yang paling berkuasa di masa itu? Herodes penasaran dan ingin pembuktian.     

 

Dalam kegundahannya maka dia menyuruh para majus itu untuk ke Betlehem dan menugaskan mereka untuk menyelidiki semua hal yang bersangkutan dengan Yesus, kemudian mereka juga harus kembali kepadanya dan memberikan laporan terperinci tentang Yesus. Alasan Herodes adalah karena diapun akan pergi menyembah Yesus, padahal yang dia rencanakan adalah membunuh Yesus yang dia anggap sebagai saingannya yang paling berbahaya. Akan tetapi langkah awal penyelidikan melalui para Majus tidak berhasil, karena mereka kembali ke negerinya melalui jalan lain sehingga tidak bertemu lagi dengan Herodes. Akibatnya adalah semakin murkalah Herodes.

       Sekembalinya para majus itu, Allah melakukan tindakan penyelamatan bagi Yesus dan kedua orang tuanya. Tuhan Allah tahu tindakan yang akan dilakukan oleh Herodes saat dia tahu telah diperdayakan oleh para majus. Karena itu, Allah lebih dulu bertindak melalui malaikatNya memerintahkan Yusuf untuk melarikan diri ke Mesir, sebab Herodes akan mencari Yesus untuk dibunuh. Bisa kita bayangkan betapa paniknya Yusuf, harus bangun ketika sementara tidur pada malam hari, berkemas dengan tergesa-gesa dan membawa isti serta Anaknya yang masih kecil untuk melarikan diri ke Mesir. Dalam situasi itu Yusuf tetap percaya bahwa semua yang terjadi tetap berada dalam kendali kuasa Allah. Karena itu dalam situasi sulit sekalipun dia dan keluarganya tetap menjalankan apapun yang Tuhan Allah perintahkan. Dengan demikian melarikan diri ke Mesir merupakan bentuk perlindungan Allah kepada Yesus, Maria dan Yusuf.

       Betapa murkanya Herodes karena merasa ditipu oleh para majus, karena itu secara membabi buta dia memerintahkan untuk membunuh semua anak laki-laki di Betlehem yang berumur 2 tahun ke bawah. Pembunuhan dan pemusnahan satu generasi dilakukan Herodes karena dia merasa tertipu sekaligus terancam. Herodes berharap ketika semua anak laki-laki itu telah dibunuh, maka secara otomatis Yesus juga pasti telah terbunuh. Dengan demikian dia merasa kekuasaan dan tampuk pemerintahannya, takhtanya kembali aman dan tidak ada lagi ancaman apapun dan dari siapapun, termasuk Yesus yang dianggapnya sebagai raja masa depan orang Yahudi.       Tindakan Herodes yang tidak manusiawi atas pembunuhan massal anak-anak di Betlehem menghadirkan duka mendalam dan luka hati bagi keluarga-keluarga dan para orang tua yang kehilangan anak-anak mereka.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Tindakan kekerasan, pembantaian dan pemusnahan yang dilakukan oleh Herodes, tidak bisa membendung keselamatan yang Tuhan Allah persiapkan bagi manusia dan dunia melalui kelahiran dan kehadiran Yesus. Kekuasaan Herodes sebagai raja dunia tidak mampu membendung kekuasaan Tuhan Allah dalam Yesus Kristus sebagai Raja di atas segala raja. Tuhan Allah melindungi Yesus, Yusuf dan Maria karena karya selamatNya harus berjalan sesuai dengan apa yang direncanakanNya. Tidak ada seorang manusiapun dan kuasa apapun sanggup untuk menggagalkan rencana dan kerja penyelamatan dari Allah.

       Melalui pembacaan Alkitab saat ini kita bisa melihat bahwa Tuhan Allah yang berdaulat atas langit dan bumi, yang berkuasa atas manusia dan dunia ini, adalah Tuhan Allah yang senantiasa menyatakan kehadiranNya bagi semua ciptaanNya. penyertaanNya sungguh sempurna. Dia sanggup untuk melakukan perkara-perkara yang luar biasa yang tidak mampu diprediksi oleh kemampuan manusia yang terbatas. Dia mampu menyediakan masa depan yang luar biasa bagi setiap orang yang berkenan kepadaNya. Dia terus melanjutkan karya penyelamatanNya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

       PenyertaanNya, kasih setiaNya, keselamatanNya juga berlaku bagi kita dimasa kini. Ancaman demi ancaman bagi kita sebagai murid-murid Kristus masih akan terud dialami, tapi satu hal yang pasti bahwa Tuhan Allah, Yesus Kristus dan Roh KudusNya punya banyak cara yang kadangkala tidak bisa kita pahami – tapi harus kita imani – untuk tetap memelihara, melindungi dan menyelamatkan kita. Karena itu berjalanlah bersama Dia, taat dan setialah pada setiap petunjuk dan firmanNya. Mintalah pimpinan dan pendampinganNya agar kita tetap berjalan pada jalan yang dikehendakiNya serta yakinlah selalu bahwa penyertaanNya selalu dan pasti sempurna bagi kita. Amin.

 

 

 

Tema              : Heran dan Ajaib Kehadirannya

Bacaan           : Lukas 2:41-52

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Syukur kepada Tuhan, penyertaanNya sempurna dalam kehidupan kita sehingga boleh berada di Minggu ke 3 hari ke 15 di bulan Januari tahun 2023. KasihNya pun yang melayakkan kita melewati Masa Raya Natal dan Tahun Baru. Dengan penuh harapan bahwa Tuhan akan terus menyatakan kasih dan kemurahanNya dalam kehidupan kita untuk menjalani Tahun Rahmat Tuhan di Tahun 2023 ini.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,             

Dalam perikop ini, Lukas memaparkan dengan cukup gamblang tentang misteri inkarnasi (penjelmaan) di dalam diri Yesus Kristus. Lukas menggambarkan kemanusiaan murni dari Yesus bahwa sebagai anak-anak, Ia bertumbuh secara fisik dan intelektual. Namun di sisi lain, Lukas juga memaparkan KeilahianNya yang Yesus sendiri sadari dan dari apa yang Ia lakukan. Hal itu nyata dari ucapanNya, bahwa “Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku.” Lukas ingin menegaskan bahwa inkarnasi terjadi sudah sejak Yesus masih bayi hingga matiNya. Ini merupakan misteri inkarnasi yang harus kita imani dan pegang teguh.

Masa kecil Yesus sampai usia tiga puluh memang penuh dengan misteri, tetapi kita bersyukur karena Lukas telah merangkumkan bahwa Yesus sebagai manusia mengalami pertumbuhan fisik yang sehat dan kuat, serta intelektual, mental, sikap, sosial, dan rohani yang baik (40, 52). Salah satu bukti pertumbuhan Yesus adalah ketika di usia 12, Yesus diajak pergi ke Yerusalem untuk merayakan hari Paskah. Menurut tradisi Yahudi, usia 12 di anggap dewasa dan boleh menjadi ‘anak Taurat’ yaitu layak membaca Taurat.         

Yesus menunjukkan kerohanian yang bertumbuh melalui kecintaan yang mendalam dan kerinduanNya dekat dengan Allah BapaNya, sebagaimana terlihat dalam diskusi dengan para alim ulama menyangkut hal-hal rohani dan jawaban kepada ibuNya bahwa Ia harus berada di dalam rumah BapaNya. Pertumbuhan intelektual dan mentalNya terlihat dalam jawaban berhikmat yang Ia berikan kepada rohaniawan di Bait Allah. Sikap dan karakterNya pun tampak bertumbuh baik saat merespons kecemasan dan ketidakmengertian orang tuaNya (50-51). Dia tetap tunduk pada pengawasan dan pengaturan orang tuaNya, sampai Ia dewasa. Yesus juga bertumbuh sehat dalam aspek sosial yang terlihat dalam relasi intimNya dengan Allah Bapa dan dengan sesama.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Nats firman Tuhan saat ini mengatakan: “Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasanNya dan segala jawab yang diberikanNya.” Dalam hal ini Ia menjadi contoh bagi anak-anak dan orang-orang muda, supaya mereka belajar dari Kristus, untuk lebih suka berkumpul bersama teman-teman yang bisa menjadikan mereka lebih baik lagi dan duduk di antara para alim ulama daripada duduk-duduk hanya untuk main-main saja. Kalau sedari muda orang sudah menginginkan pengajaran, ini memberi pertanda yang penuh harapan dan menjanjikan. Banyak anak muda seusia Kristus sekarang hanya bermain-main saja dengan anak-anak kalau berada di Bait Allah/Rumah Tuhan, tetapi Kristus, Ia duduk dengan para alim ulama di dalam Bait Allah.

       Kebijaksanaan dan kecerdasanNya tersirat dalam pertanyaan-pertanyaan yang diajukanNya dan dalam jawaban-jawaban yang Ia berikan, sehingga semua orang yang mendengar Dia merasa sangat heran. Mereka belum pernah mendengar seseorang yang masih begitu muda, juga dari antara para alim ulama mereka yang paling hebat sekalipun, yang mampu berbicara dengan penuh pengertian seperti Dia. Sama seperti Dua, Ia lebih berakal budi dari pada orang-orang tua (Mzm 119:99-100). Sekarang Kristus menunjukkan sejumlah berkas sinar kemuliaanNya, yang pada saat itu juga ditarik kembali. Ia memberikan mereka sekecap hikmat dan pengetahuan ilahiNya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Yesus adalah teladan yang patut kita tiru dalam pertumbuhan hidup kita di setiap aspek. Namun lebih daripada itu, karya penebusan Yesus telah lebih dahulu memampukan kita dengan kuasaNya untuk menjalani hidup meneladani Dia. Jadi kalau hidup Yesus ada di dalam diri kita untuk memampukan kita hidup sebagaimana Yesus hidup, sudahkah hidup kita menjadi teladan Yesus hidup bagi orang lain?  Marilah kita sebagai umat Tuhan, melalui kehadiran Yesus di tengah-tengah dunia ini terlebih dalam kehidupan kita, patutlah kita meneladani kehidupan Yesus dalam berbagai aspek sehingga kehidupan kita terus dipakai Tuhan menjadi saluran berkat bagi orang-orang yang ada disekitar kita dengan banyak melakukan hal ajaib melalui karyaNya. Tuhan Yesus memberkati. Amin

 

 

 

Tema              : Siapakah Yesus Bagi Saya

Bacaan           : Matius 16:13-20

Saudarasaudari yang diberkati Tuhan,

Isi perikop ini menceritakan tentang percakapan pribadi Kristus dengan murid-murid-Nya, perihal tentang diri Yesus. Percakapan ini terjadi di tepi pantai Kaisarea, Filipi. Suasananya tidak banyak orang yang berbondong mengikutinyadibandingkandi tempat-tempat lain dimana Yesus berada. Maka kesempatan ini memberikan waktu luang bagi Yesus untuk berkata-kata secara pribadi dengan murid-murid-Nya. Kesempatan ini juga

dipakai oleh Yesus untuk mengajar murid-murid-Nya dengan cara bertanya jawab. Yesus menanyakan pendapat orang-orang lain tentang Diri-Nya. Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya “siapakah Aku ini….menurut kamu“. Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, tetapi Simon Petrus menjawab : Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Yesus menjawab….berbahagialah Engkau, dan diatas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Timbul pertanyaan sekarang….mengapa Yesus tidak mengatakan :

  • Diatas pasir ini…Aku akan mendirikan Jemaat-Ku, atau
  • Diatas dataran ini…Aku akan mendirikan Jemaat-Ku

Apa mungkin saat itu Petrus sedang berada atau berdiri diatas batu karang.

Saudarasaudari yang diberkati Tuhan,

Batu dalam bahasa Ibrani “even”, dalam bahasa Yunani “Lithos”. Zaman PL dan PB, ada 29 macam Batu yang dikenal termasuk batu akik yang banyak digemari orang pada zamannya. Batu Akik bahasa Ibraninya “Stevo” sejenis batu yang tembus pandang dengan lapis-lapis yang beraneka warna. Dalam zaman PL dan PB, batu merupakan sesuatu yang sangat berharga. Batu-batu kecil merupakan senjata yang mudah digunakan saat berperang, alat untuk menyerang dan untuk melaksanakan hukuman mati, bahan untuk membuat pisau. Sementara batu-batu besar digunakan untuk menutup sumur, menutup mulut guadan kuburan untuk tiang batu atau mezbah dalam upacara keagamaan.

Berangkat dari makna ini, maka Kristus dilukiskan sebagai Batu yang Hidup, yang memberi hidup kepada orang-orang percaya. Allah dilukiskan sebagai Batu yang Besar yang memberi keamanan dan keselamatan bagi Umat-Nya. Batu juga difungsikan sebagai tempat berpijak yang tak dapat goyah. Olehnya Yesus disebut “Batu Karang” yang mengeluarkan air bagi Israel ketika berada di padang gurun. Kristus menunjuk kepada Petrus, bahwa diatas pengakuan Petrus, bahwa Yesus adalah Mesias, Yesus akan mendirikan Jemaat-Nya, mendirikan gereja-Nya,  Artinya bahwa :

  1. Yesus Kristus adalah Batu Karang, dan itu adalah landasan utama dan pertama bagi gereja.

Ini maksud dari rasul Paulus dalam tulisannya untuk jemaat di Korintus, entah dengan apa mau dibangun jemaat, gereja Tuhan, dengan permata, kayu kering, jerami dan sebagainya tetapi dasar dan landasannya adalah Yesus Kristus. Yesus berkata “alammaut tidak akan menguasainya” maksudnya adalah : iblis dan semua usaha jahat dunia untuk membinasakan gereja,membinasakanorang percaya, namun pengakuan gereja, pengakuan orang percaya yang kokoh, teguh, bahwa Yesus adalah Mesias, ini adalah dasar gereja, dasar orang percaya berpijak.

  1. Yang dimaksudkan oleh Kristus, sekalipun Iblis berusaha sekuat-kuatnya untuk menghancukan gereja, sehingga yang terjadi : ada gereja yang suam-suam kuku, ada guru palsu yang menyelinap, tetapi gereja tidak akan dibinasakan. Karena Kasih-Karunia-Nya, kebijaksanaan dan Kuasa-Nya yang Maha besar, Allah akan memiliki sekelompok sisa orang percaya. Pertanyaannya, apakah kita masuk dalam kelompok ini atau tidak.

Saudarasaudari yang diberkati Tuhan,

Tanggal 21 Januari setiap tahunnya diperingati sebagai hari masuknya Injil di Tanah Banggai, di bawah naungan Lembaga Sinode Gereja Protestan Indonesia di Banggai Kepulauan, Injil terus disampaikan, diceritakan dan diberitakan.  Melalui Lembaga Sinode, gereja terus menata pelayanan, berjalan bersama, membangun bersama. Olehnya melalui momen Injil masuk tanah Banggai, gereja diajak untuk memaknainya berdasarkan Injil atau kebenaran Firman Tuhan. Seperti apa atau bagaimana pengakuan gereja tentang pribadi Yesus. Tema perenungan “siapakah Yesus bagi saya, siapakah Yesus bagi anda. Pengakuan gereja, pengakuan orang percaya memiliki arti.

Cerita : Seorang ayah bertanya pada anaknya bernama budi yang berusia 7 tahun: “Nak, kata orang siapakah ayah?” Lalu anaknya menjawab: “Ada yang mengatakan polisi, ada yang berkata pa budi”, kemudian ayahnya bertanya lagi: “menurut kamu, siapakah ayah?” dengan wajah ceria anak ini menjawab: “Ayahku” dan anak itu langsungmemeluk ayahnya. Itu artinya anak ini mengenal  ayahnyadengan pengenalan yang bersifat pribadi dan lebih dalam dibandingkan orang lain.

Saudarasaudari yang diberkati Tuhan,

Injil masuk tanah Banggai seharusnya, semestinya membawa kita pada pengenalan akan Yesus, yaitu pengenalan yang bersifat pribadi dan bukan hanya sekedar mendengar kata orang, tapi karena kita mengalami sendiri hidup bersama dengan Kristus. Kristus menginginkan pengakuan yang bukan hanya berdasarkan pengetahuan tapi pengakuan yang lahir karena kita memiliki hubungan yang sehat, hubungan yang baik  dengan Kristus.  Memang kita mudah untuk mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, tapi sungguhkah kita menyerahkan hidup seutuhnya kepada-Nya atau mungkin kita sendiri yang mengendalikan hidup kita.

Pada zaman sekarang ini, banyak orang mengenal Yesus hanya sebagai seorang tokoh agama, salah satu pendiri agama, guru Agung, pembuat mujizat atau manusia biasa saja. Mengaku Yesus adalah Mesias harus diwujudkan dalan ketaatan menyangkal diri dan mengikut Dia. Apa wujud nyatanya?  Gereja harus berani menyangkal untuk tidak menjalin hubungan dengan siapa dan apapun yang bertujuan demi Kuasa dan kenyamanan gereja. Gereja harus tetap menyuarakan kebenaran bahkan ketika yang dihadapinya adalah penguasa.

Tetapi syukur kepada Tuhan, dengan Anugrah Tuhan kita boleh mengenal Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Biarlah pengenalan kita semakin bertumbuh melalui pembacaan dan perenungan Firman Tuhan serta melalui persekutuan pribadi dengan Kristus. Dengan relasi yang benar, kita harus hidup akrab dengan Yesus. Kehidupan yang akrab melalui Firman-Nya akan mengokohkan pengakuan iman yang keluar dari hati dan pikiran yang paling dalam. Pengakuan yang benar diiringi oleh tindakan yang tepat membuktikan bahwa kita adalah pengikut Kristus yang sejati. Amin.

 

 

 

Tema              : Menghadirkan Kerajaan Allah

Bacaan           : Markus 1:14-20

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Waktunya telah tiba. Yesus telah dibaptis. Ia telah mengalahkan pencobaan dari Iblis. Sekarang Yesus telah siap untuk melakukan pelayanan di depan umum. Lalu Yesus mulai berkeliling di Israel, memberitahukan kepada orang-orang disana, “Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”. Mungkin kita telah membaca berulang kali ayat ini dan seakan-akan ini tidak lagi berarti bagi kita. Tetapi kepada orang Yahudi yang hidup pada zaman itu, kalimat ini begitu menarik dan agak misterius karena para pemuka agama pada masa itu (orang Farisi, orang Saduki dan para imam) tidak mengajarkan orang Israel mengenai pertobatan dan “injil”. Akhirnya datanglah Yesus yang berbicara sesuatu yang berbeda dengan apa yang para pemuka agama ajarkan. Orang-orang yang mendengar pengajaran Yesus sangat terpesona. Sedihnya, hanya sedikit orang yang benar-benar memahami siapa Yesus dan apa yang Ia ajarkan.

Saudara, Kerajaan Allah yang Yesus maksudkan di dalam pembacaan ini bukanlah sebuah kerajaan fisik dimana ada seorang raja yang memimpin dengan politisi atau dengan penuh ambisi, tetapi Kerajaan Allah yang Yesus maksudkan adalah kehadiranNya di tengah-tengah dunia ini, ketika Yesus yang memerintah di tengah kehidupan kita, tindakan dan perbuatan kita bahkan pikiran kita, keluarga kita, di dalam Gereja bahkan di tengah-tengah dunia ini, dan pada akhirnya misi dan rencana Allah pun tergenapi.

       Namun saudara, seringkali kita tidak menghadirkan Kerajaan Allah di dalam kehidupan yang Tuhan ijinkan untuk kita jalani, karena biasanya kita membiarkan kehendak kita sendiri yang memerintah atas kehidupan kita.Lalu bagaimana caranya supaya Kerajaan Allah itu hadir di tengah-tengah kehidupan kita?

  1. Bertobat (Ayat 15)

Ada pernyataan yang mengatakan begini “Bertobat itu berbalik 1800 dan bukan 3600.”  Ini sangat benar karena kalau kita berbaliknya kelewatan atau berlebihan nantinya kita pun akan kembali ke perbuatan atau hidup yang dulu tetapi jika 1800 berarti hanya separuh atau bisa dikatakan membelakangi. Pertobatan yang sejati sangat diperlukan di dalam kehidupan kita, khususnya bagi kita manusia yang berdosa. Kita seringkali jatuh dan melakukan pemberontakan kita kepada Tuhan. Kita perlu bertobat untuk bisa menerima semua rencanaNya di dalam kehidupan kita, dan supaya Kerajaan Allah ada ditengah-tengah kita, ketika Yesus menebus dosa kita, mati di atas kayu salib, bukan berarti kita tidak perlu lagi untuk bertobat. Bertobat bukan hanya sekali kita lakukan tetapi setiap kali kita harus lakukan karena kita menyadari kitapun seringkali melakukan dosa.

  1. Percaya (Ayat 15)

Selain bertobat ada langkah selanjutnya yang harus kita lakukan yaitu percaya kepadaNya. Mengapa kita harus percaya kepadaNya? Karena Dia adalah Raja yang memerintah di dalam hidup kita. Kalau Tuhan yang memerintah di hidup kita, itu berarti segala hal yang kita lakukan atas kehendakNya. Percaya juga disini bukan hanya sekedar perkataan biasa saja tapi sesungguhnya percaya yang dimaksud adalah mempercayakan hidup kita seluruhnya kepada Raja itu sendiri, tidak ada lagi ketakutan yang berlebihan di dalam kehidupan kita, karena mata kita tertuju kepadaNya.

  1. Mengikut Dia (Ayat 16-20)

Keputusan terakhir yang harus kita lakukan adalah mengikut Dia. Mengikut Dia berati meninggalkan segala hal jasmaniah di dalam hidup kita, atau kepentingan kita bukan lagi tentang dunia tapi semuanya adalah tentang Dia, bagaimana menyenangkanNya setiap saat dan waktu di hidup kita. Mengikut Dia juga disini bukan berarti kita tidak akan mengalami penderitaan, tidak ada persoalan, tetapi justru karena kita mau mengikuti Dia. Penderitaan dan persoalan itu akan semakin hebat di hidup kita, tetapi kalau kita semakin kuat di dalam Dia, maka tantangan hebat pun kita bisa lewati bersama dengan Yesus. Pemanggilan para murid inipun menjadi pembelajaran dalam kehidupan kita, bahwa apa yang menjadi kesenangan kita sekarang, kita harus tinggalkan untuk mengikut Dia.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Ditahun 2023 ini kita harus menjadi orang yang senantiasa bertobat dari segala dosa-dosa kita karena kita semua adalah orang-orang yang berdosa, dan menjadi pribadi yang semakin hari semakin percaya kepadaNya dan mempercayakan kehidupan kita sepenuhnya kepada Yesus, dan harus mengikut Dia dalam keadaan apapun. Situasi sulit ataupun mudah, haruslah kita selalu ikut Dia, sehingga pada akhirnya kita bisa menghadirkan Kerajaan Allah di bumi, di tempat tinggal kita, ditengah-tengah Gereja kita, di dalam keluarga kita dan pribadi kita sendiri sehingga apa yang menjadi misi Allah untuk dunia ini bisa terealisasikan dengan kehadiran Yesus di dalam hidup kita. Bahkan kitapun akan menjadi murid-muridNya di dalam Kerjaan yang Ia pimpin sebagai seorang Raja yang berkuasa sepenuhnya di hidup kita.

       Mari semakin semangat untuk hidup di dalam Tuhan, sehingga kita pun bisa melewati setiap pencobaan hidup bersama dengan Yesus. Tuhan Yesus memberkati. Amin

 

 

 

Tema              : Taat Kepada Pengutusan Allah

Bacaan           : Lukas 4:42-44

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Tuhan Yesus memulai pelayanannya ketika Yohanes Pembaptis di tangkap dan dipenjarakan. Yesus menyingkir ke Galilea, meninggalkan Nazaret tempat Ia dibesarkan tetapi juga tempat dimana Ia di tolak dan diam di Kapernaum.  Di Galilea Ia memberitakan Injil Kerajaan Allah yaitu tentang kedaulatan Kuasa Pemerintahan Allah, dan disampung itu Ia membuat banyak mujizat secara spektakuler. Yesus dikenal banyak orang sebagai figur Penyembuh Ajaib di Galilea, serta pengajaran-Nya yang indah dan menakjubkan berbeda dengan pengajaran yang diajarkan oleh Ahli Taurat, orang Farisi, orang Saduki dan filsafat Roma.   

Oleh sebab itu kemanapun Yesus pergi orang banyak terus mengikutinya bahkan ketika Ia pergi dan berada di tempat yang sunyi untuk berdoa, mereka mencari Yesus dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Mereka menahan Yesus karena selain tanda mujizat yang dilakukan Yesus dan pengajaran-Nya yang mengherankan tetapi juga karena mereka menemukan bahwa Yesus dapat memenuhi harapan-harapan mereka. Harapan menjadikan Yesus tabib mereka, harapan Yesus menjadi pemimpin mereka dan perjumpaan mereka dengan Yesus memuaskan hidup spiritual mereka. Namun Yesus berkata: “juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku di utus.” (Lukas 4:43b). Artinya kehadiran Yesus di dunia ini untuk melaksanakan pengutusan Bapa-Nya yaitu Allah untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Yesus memberitakan Injil bukan hanya kepada satu bangsa, bukan hanya kepada orang Yahudi tetapi pemberitaan Injil harus diberitakan kepada seluruh bangsa dan dunia ini. Pernyataan Yesus bahwa di kota-kota lain, Ia di utus untuk merontak pemahaman orang Yahudi yang memahami bahwa keselamatan hanya berlakukepada mereka. Yesus menegaskan keselamatan berlaku secara universal. Yesus memberitakan Injil dari satu kota ke kota yang lain, di rumah-rumah ibadat di Yudea untuk memberitahukan, mengajarkan orang banyak bahwa Injil adalah kebenaran yang menghidupkan sehingga siapa yang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Inilah yang menjadi dasar pelayanan Rasul Paulus dalam Kitab Roma 1:16 “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.”

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Kita sudah berada di minggu terakhir 29 Januari 2023 meskipun kita hendak menyelesaikan hari-hari hidup dan hari-hari pelayanan di bulan Januari tetapi suasana tahun baru masih terasa, dan dengan berjalannya waktu suasana tahun baru akan hilang. Namun satu hal yang tidak boleh hilang harus selalu menetap dalam hidup adalah hidup baru. Hidup lama atau sifat-sifat yang tidak benar atau tingkah laku yang tidak patut diteladani biarlah berlalu, namun hidup baru atau karakter yang baru tetap ada sampai selama-lamanya. Hidup di dalam pertobatan dan ketaatan. Yesus berkata: “Bertobatlah sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 4:17b). Pertobatan dan ketaatan kepada kehendak Allah akan memberikan sukacita sejati dan kebahagiaan yang sempurna, Mazmur 119:1-3: “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatanNya, yang mencari Dia dengan segenap hati dan juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.”                    

       Yesus mengajarkan bahwa Bapa pengutus Dia untuk menyelamatkan manusia dan Yesus taat pada pengutusan Bapa-Nya. Maka pengutusan itu ditugaskan pula untuk diteruskan oleh gereja-Nya di masa sekarang karena itu, hendaknya kita jangan berdiam diri tetapi aktif, bergerak, keluar memberitakan Injil kepada semua orang. Dalam melaksanakan pengutusan tersebut banyak menguras waktu, tenaga, pikiran dan rela mengorbankan dana, karena itu membangun relasi dengan Allah adalah hal yang sangat penting, yang tidak boleh diabaikan. Betapa pentingnya doa bagi semua orang percaya kepada Tuhan. Mengutip kata-kata bijak dari seorang yang bernama Adoniram Jadson dari Amerika Serikat: Tidak seorangpun yang dapat melakukan pekerjaan Allah secara terus menerus jika ia bukan seorang pendoa. Berdoa berarti kita membuka pintu hati bagi campur tangan Tuhan.

       Dalam melaksanakan pemberitaan Injil atau dalam melaksanakan pelayanan gereja Yesus telah memberi teladan ketaatan kepada Sang Pengutus meskipun orang banyak menahannya tetapi ia fokus dan komitmen pada perintah Bapa-Nya: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” (ay 43b). Hal ini merupakan pesan bagi para pendeta, majelis jemaat dan anggota jemaat Sinode GPIBK dengan melihat fenomena yang terjadi, kritikan, penolakan, menahan setoran sebagai bentuk perlawanan apabila seseorang pendeta di pindah tugaskan di jemaat yang lain karena mereka menilai hanya pendeta /Ketua Jemaat merekalah yang dapat memenuhi standar dan harapan-harapan mereka. Dan pendeta yang baru itu tidak memenuhi standar dan harapan mereka. Baik pendeta, majelis jemaat dan anggota jemaat harus fokus dan komitmen pada perintah Sang Pengutus yaitu Yesus Kristus. Seorang pendeta harus mempunyai tekad yang kuat dan siap pergi bahwa di jemaat-jemaat yang lain ia harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah ia di utus. Karena itu, majelis dan anggota jemaat harus memiliki kerelaan hati melaksanakan pengutusan dan penugasan tersebut. Dengan demikian dan melalui pertolongan dan kuasa Tuhan akan tercipta sebuah keharmonisan gereja dalam melaksanakan tritugas panggilan gereja; Bersaksi, bersekutu dan melayani. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

 

 

 

Tema              : Satu Hati, Satu Tujuan Untuk Masa Depan GPIBK

Bacaan           : 1 Korintus 1:10-17

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Hari ini, selaku persekutuan orang-orang percaya di lingkungan pelayanan Gereja Protestan Indonesia di Banggai Kepulauan (GPIBK) sedang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) gereja kita GPIBK yang ke-23 tahun. Sebuah sejarah perjalanan pelayanan telah kita lewati bersama dalam suka dan duka. Ibarat sebuah kapal yang tentunya tak sepi dari hantaman ombak dan gelombang, tetapi puji Tuhan, Sang Nakhoda Agung yaitu Yesus Kristus – Kepala Gereja – senantiasa bersama gereja-Nya sehingga masih tetap berlayar sampai saat ini. Berlayar di Banggai  Kepulauan dan di Banggai Laut, karena itu GPIBK harus menjadi bahtera yang membawa kita menuju Sorga, yaitu damai sejahtera.

Kita mengucap syukur kepada Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja yang telah memimpin dan menuntun gereja-Nya sampai saat ini dan bahkan untuk seterusnya. Tak pernah sedetik pun Ia meninggalkan kita bahkan dalam waktu-waktu tertentu ketika gereja ini dihantam dengan ‘badai’ yang besar sekalipun. Kita akan terus mengambil bagian dalam melayani gereja Tuhan dengan tujuan agar nama Tuhan dipuji dan dimuliakan serta menjadi berkat di tanah Banggai Kepulauan dan Banggai Laut.

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Memang keberadaan kita sebagai manusia tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Banyak hal yang membedakan, baik dari sisi ekonomi, latar belakang pendidikan dan suku dan budaya. Bahkan lingkungan dimana kita berada juga bisa mempengaruhi kehidupan kita. Belum lagi situasi kehidupan keseharian kita; yang juga punya andil mempengaruhi kehidupan kita. Semua itu bisa membawa kita untuk memandang bahwa kita berbeda dengan yang lain. Dan biasanya dalam pola kehidupan sosial kita dan kehidupan berjemaat, juga berbeda ada jemaat yang kecil dan jemaat besar ada jemaat yang berkembang tetapi ada jemaat yang lambat.

Apabila kita bayangkan, hal yang sama juga bisa terjadi pada manusia pasti ada sifat saling membandingkan. Dan bila ini dibiarkan berkembang tanpa ada kendali, maka merupakan potensi konflik yang sangat luar biasa. Tanpa adanya komunikasi yang baik maka potensi konflik akan berkembang dan akhirnya menimbulkan perpecahan. Perpecahan ini bisa merambah ke semua area kehidupan kita termasuk dalam gereja. Jujur memang sudah banyak realita potensi konflik di lingkungan GPIBK saat ini.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Di hari Ulang Tahun sinode ke-23 saat ini nasehat Paulus menjadi sangat penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan kita.  Kita harus sadari bahwa kehidupan kita dengan semua kebaikan yang kita miliki adalah anugrah yang berasal dari Tuhan,orang lain juga sama. Mereka memiliki kebaikan yang berasal dari Tuhan yang sama. Kita juga meletakkan pengaharapan akan penyertaan dari Tuhan, namun ada hal yang harus kita ubah dalam kehidupan di antara kita dengan orang lain, Kita diajak bukan untuk melihat perbedaan yang ada, namun kita diajak untuk melihat kasih karunia dari sisi kehidupan yang sama sebagai anak anak Tuhan.Kehidupan yang harus kita upayakan tercipta di antara kita adalah kehidupan yang saling memberi “damai sejahtera”, saling mengasihi, saling memaafkan dan mengampuni. Jangan pernah merasa bahwa kita lebih baik dibanding dengan orang   lain. Namun keteladanan Tuhan Yesus harus semakin nyata dalan kehidupan seorang yang menyerahkan kehidupannya kepada Tuhan yang pada akhirnya akan memperoleh damai sejahtera dengan nikmat surgawi.

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Coba kita perhatikan jika Lidi sebatang akan tetap dinamakan lidi, tapi apabila begitu banyak lidi di ikat dengan seutas tali maka ia akan berubah nama menjadi sapu  lidi yang berguna untuk menyapu, membersihkan dan menjadikan ruangan menjadi bersih, nyaman dan rapih. Demikian ketika lidi dipersatukan,  akan berubah nama dan fungsinya. Dari lidi akan menjadi sapu lidi. Fungsi dan hasil yang diperoleh akan sangat berarti bagi kehidupan umat manusia. Membersihkan sampah adalah fungsi dari sapu, mengikat sesuatu adalah fungsi dari tali. Demikian warga GPIBK harus tetap bersatu dalam satu tali cinta kasih Kristus, sehingga kita dapat bersaksi dalam tugas pelayanan di dunia ini.

 Lalu bagaimana dengan kehidupan kita sebagai jemaat-jemaat di GPIBK. Dalam hal kekeluargaan, dalam hubungan antara anggota jemaat.  Sering kita menemukan ketidak harmonisan atau perselisihan? Ada semacam “persaingan” didalam jemaat untuk menunjukkan “siapa yang lebih besar dan hebat”. Masih ada “pribadi” maupun kelompok yang merasa lebih dari yang lain ketika ada perasaan bahwa “kelompoknya” lebih besar, lebih kuat, lebih berada, disinilah mulainya awal keresahan, “perpecahan” yang berakhir kehancuran. Mari kita berdamai dan bersatu kembali karena semua masalah pasti ada jalan keluar dan setiap masalah sebaiknya menjadi pokok doa syafaat bagi kita semua.

Paulus tidak menginginkan adanya perpecahan di dalam kehidupan jemaat di Korintus. Ia memulai suratnya dengan ungkapan yang sangat luar biasa. Paulus ingin menegaskan bahwa sangatlah tidak baik bila jemaat yang sudah tumbuh dengan baik pada akhirnya akan terpecah belah “hanya” oleh “ajaran yang menyesatkan”. Oleh sebab itu Paulus mencoba “mengembalikan hakekat keimanan yang benar dan dalam kehidupan iman yang benar, tidak ada seorang atau sekelompok orang yang lebih benar atau lebih besar daripada yang lain. Satu-satunya yang benar dan besar itu adalah Tuhan Yesus itu sendiri. Oleh sebab itu, bagi Paulus, setiap manusia yang sudah  belajar, dan bertumbuh didalam Yesus seharusnyalah menyatakan kemuliaan Yesus, didalam perilakunya setiap hari dan  itulah kehidupan yang di kehendaki Allah.

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Di HUT ke-23 GPIBK bersinode saat ini, kita diajak untuk berakar, bertumbuh dan berbuah dalam kebersamaan di dalam Yesus Kristus agar peranan kita sebagai gereja semakin nyata sehingga keselamatan yang dari Tuhan menjadi milik dan dinikmati oleh semua orang. Kehidupan bergereja dilihat dari buahnya yaitu tindakan dan perbuatan yang memuliakan Tuhan sebab kita dikenal hanya dari perbuatan dan karya kita. Jangan pernah berhenti dan puas dengan prestasi pelayanan yang telah diperoleh. Hari esok untuk GPIBK sangatlah penting! Kebiasaan pelayanan yang kita buat hari ini akan menentukan hari esok dari hidupmu! “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (Galatia 6:7). Kita seringkali marah kepada Tuhan atas masalah yang terjadi di hidup kita, padahal seringkali masalah tersebut merupakan buah dari keputusan buruk kita sendiri di masa lalu. Rasanya sangatlah sulit mengalahkan kebiasaan-kebiasaan buruk di dalam hidup kita. Dan rasanya juga sangatlah sulit untuk memulai kebiasaan baik yang sebelumnya tidak pernah kita lakukan. Jadi bagaimana caranya kita dapat mengalahkan kebiasaan-kebiasaan buruk kita dan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik di dalam hidup? Orang-orang seringkali berpikir keberhasilan seseorang ditentukan oleh sebuah pilihan besar yang seseorang buat sekali di dalam hidupnya; tetapi sesungguhnya, keberhasilan seseorang ditentukan oleh puluhan ribu pilihan-pilihan kecil yang dia buat selama hidupnya.Mari kita sebagai warga GPIBK kita bersatu, kobarkan Semboyan pembaruan (reformasi) yang  berbunyi: Ecclesia reformata semper reformanda (Gereja yang telah dibarui, selalu membarui dirinya). GPIBK harus terbuka terhadap gerak pembaruan Allah yang mendamaikan, mempersatukan dan saling menopang itulah pertumbuhan sinode GPIBK yang semakin luar biasa. Amin

 

 

 

Tema              : Gereja Yang Dibaharui dan Membaharui

Bacaan           : Yohanes 3:1-21

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan  Yesus Sang Kepala Gereja yang terus menyatakan kuasa  kasih dan rahmatNya sehingga sampai saat ini kita  masih tetap ada untuk menjalankan aktivitas kita  masing-masing di bulan yang baru, bulan Februari  tahun 2023.   Khususnya  kita  bersyukur  pula  karena  beberapa    hari    yang    lalu    tepatnya   hari    Jumat,  3 Februari 2023 kita warga GPIBK boleh merayakan Hari Ulang Tahun sinode  kita yaitu sinode GPIBK yang ke-23. Sesuai dengan tema pelayanan di Bulan  Februari ini, yaitu KEMANDIRIAN GPIBK, maka marilah  kita jadikan moment ini  untuk terus mewujudkan kesaksian kita sehingga kita akan terus berjalan  bersama menuju kemandirian secara tologi, daya dan dana.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Dulu lazimnya orang mengetahui bahwa kalau mau minum kopi, pasti biji  kopi yang sudah diracik dan diseduh dengan air dan dicampur dengan gula pasti  warnanya hitam.  Namun sekarang dalam perkembangannya tidak semua kopi  itu berwarna hitam tetapi mengalami perubahan yang pesat seperti white copi (baca : waith  kopi= kopi  putih), ada  kopi  jahe, ada kopi  three-in-one (baca : tri in wan=tiga dalam satu yaitu kopi, susu dan gula dalam satu racikan) dan lain-lain. Dulu kalau di katakan seorang sedang menulis, selalu identik dengan alat  tulis seperti pensil, pulpen, atau kapur tulis. Sekarang karena perkembangannya, seorang dapat di katakan menulis walaupun tidak memakai alat tulis yang di  sebutkan di atas. Namun dengan memakai alat yang lain seperti laptop, hand phone, juga dapat di katakan seorang sedang menulis.  Perubahan-perubahan  di  atas dapat di sebut  “retronim”.                  

“Retronim” adalah kata-kata atau frase yang diciptakan karena sebuah kata  yang lazim di gunakan dan perlu dibedakan dengan istilah yang mengacu pada  perkembangan atau penemuan baru.

Pembacaan kita saat ini di Minggu pertama bulan Februari tahun 2023  yang terdapat dalam Yohanes 3:1-21 adalah merupakan percakapan pada  waktu malam antara Tuhan Yesus dan Nikodemus.  Nama Nikodemus berasal  dari bahasa Yunani nike dan demos yang berarti kemenangan bangsa. Dia  adalah seorang Farisi dan seorang pemimpin agama Yahudi. Walaupun dia  seorang pemimpin, namun dalam percakannya dengan Yesus,  dia tidak dapat  menangkap makna istilah “dilahirkan kembali”. “Bagaimanakah mungkin seorang di lahirkan, kalau ia sudah tua.” tanya Nikodemus kepada Yesus. “Dapatkah  ia  masuk  kembali  kedalam  rahim  ibunya  dan  di  lahirkan  lagi?” (4). Padahal dalam statusnya Nikodemus yang adalah seorang ahli agama  Yahudi, sebetulnya dia sudah harus mengerti makna dari perkataan Yesus,  karena setiap waktu dia selalu membuka dan mempelajari kitab-kitab Yahudi. Karena makna perkataan yang di sampaikan oleh Yesus ini sudah di nubuatkan  oleh nabi Yeheskiel seperti terdapat dalam Yeheskiel 18:31: ”Buanglah dari  padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah  hatimu dan rohmu!  Mengapakah kamu akan mati hai Israel?” Sedangkan  dalam Yeheskiel 36:26  berkata: ”Kamu akan kuberikan hati yang baru dan roh  yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang  keras dan Ku berikan kepadamu hati yang taat.” Karena itu, Yesus menjelaskan  lebih jauh tentang perbedaan antara di lahirkan dari daging dan di lahirkan dari  Roh. Kemudian Yesus menyimpulkan bahwa agar sesorang masuk dalam  Kerajaan Allah, maka ia harus di lahirkan kembali. Dilahirkan kembali yang di  maksudkan oleh Yesus adalah Dia sendiri telah datang di dunia ini dalam tujuan  untuk membaharui kehidupan manusia yang telah jatuh dalam dosa. Karena itu  manusia yang telah di baharui, harus siap hidup dalam kekudusan dan kesucian   yang berpadanan dengan kehendak Allah dan bersedia selalu untuk di  perbahaui oleh Allah. Makna di lahirkan kembali adalah hidup dalam Roh yang  berpadanan dengan kehendak Allah. Meninggalkan kehidupan yang bersifat  duniawi dan bertekad untuk hidup hanya dalam kehendak Kristus.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Melalui firman Tuhan yang kita renungkan pada saat ini,  ada beberapa hal  yang perlu kita renungkan yaitu :

Pertama :  Seperti Nikodemus, disekitar kita banyak orang yang tidak percaya  dan belum mengerti tentang makna kata “dilahirkan  kembali”,  bahkan tidak  mengeti firman Tuhan secara umum.  Karena itu menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang yang telah di baharui dalam kuasa Allah untuk  menjelaskan kepada mereka.

Kedua : Karya pembaharuan atau kelahiran kembali adalah merupakan  anugerah Allah semata, dan bukan karena usaha manusia. Tuhanlah yang  memprakarsai untuk membahrui.

Ketiga   :   Orang yang telah diperbahrui atau di lahirkan kembali harus siap  untuk hidup sesuai dengan cara hidup orang yang diperbaharui, yaitu yang  selalu berpadanan dengan Injil Kristus.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Sehubungan dengan kata retronim dalam awal khotbah ini, maka kita juga  adalah merupakan manusia yang telah di perbaharui atau mengalami  perubahan.  Dulu kita manusia hidup dalam dosa dan kegelapan namun  sekarang tidak lagi melainkan telah hidup dalam cahaya dan terang Kristus. Kristuslah yang telah merubah dan membaharui kehidupan kita.  Karena itu  sebagai rasa syukur dan terima kasih kita kepada Tuhan, maka kita harus  menampakan hidup sebagai orang yang telah di lahirkan kembali atau orang  yang telah di perbaharui.  Sikap hidup orang yang telah di lahirkan kembali yaitu  sikap yang selalu hidup dalam kehendak Kristus. Juga menjadi tanggung jawab  kita sebagai orang yang telah di baharui untuk selalu menampakan hidup  sebagai orang yang di baharui sebagai wujud kesaksian kita kepada dunia  sekitar sehingga banyak orang yang melihat dan akhirnya percaya kepada  Kristus. Istilah dalam bahasa Latin “EKKLESIA REFORMATA SAMPER  REFORMANDA” yang artinya: gereja yang telah diperbahrui dan terus  memperbaharui, itulah yang menjadi prinsip kita sebagai gereja yang telah di  tebus tetapi juga di utus ke dalam dunia untuk terus menyatakan pembaharuan.  Karena itu selagi masih ada kesempatan, marilah kita semua orang percaya yang  telah diperbaharui, akan bertekad untuk mewujudkan pembaharuan yang sesuai  dengan kehendak Kristus,  sehingga  kehidupan  gereja di dunia ini akan menjadi  berkat bagi dunia dan sesama.  Meninggalkan cara hidup dan cara berpikir  duniawi dan merubahnya menjadi cara hidup Kristus. Sehingga hidup ini bukan  kita lagi melainkan Kristus yang di dalam kita. Selamat menjalani hidup dalam  pembahruan dan teruslah hidup mebaharui. Amin

 

 

 

 

Tema              : Menghasilkan Buah Yang Baik Untuk Tuhan

Bacaan           : Mazmur 92:1-16

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Pernahkah terpikir oleh saudara mengapa banyak bagian Alkitab khususnya Mazmur, yang menggam-barkan hidup orang beriman sebagai pohon buah dan diharapkan mengeluarkan buah yang baik dan lebat? Dalam kehidupan nyata apakah saudara tergolong pohon yang berbuah baik dan lebat, atau sebaliknya? Jika kita berbuah baik dan lebat, sang pemilik kebun yaitu Allah akan bersukacita. Ketika kita mengeluarkan banyak buah karakter, perilaku, dan pelayanan yang indah  serta  serasi  dengan  maksud-maksud Allah untuk  hidup kita, kita juga menyukakakn banyak pihak. Hidup yang berbuah baik dan lebat adalah hidup yang menyenangkan hati Allah dan membawa berkat bagi sesama.

       Mazmur 92 adalah satu-satunya Mazmur yang berisi nyanyian yang dinyanyikan pada hari Sabat. Mazmur ini dinyanyikan pada waktu pagi maupun malam. Mazmur ini berbicara tentang perbedaan antara orang jahat/fasik dengan orang benar. Orang fasik seperti rumput yang ada di segala tempat, tumbuh tetapi kemudian segera musnah. Perhatikan apa yang dikatakan oleh pemazmur bahwa ketika orang-orang jahat tumbuh seperti rumput, dan semua yang melakukan kejahatan berkembang, pertumbuhan mereka hanya berakhir dalam penghancuran selama-lamanya (ayat 7).                      

       Sebaliknya, orang benar bagaikan pohon korma dan pohon aras Libanon. Dua macam pohon dipakai oleh pemazmur untuk menggambarkan keadaan orang benar, karena kedua pohon ini mempunyai sifat yang sangat luar biasa. Orang benar akan tumbuh subur seperti pohon korma. Pohon korma adalah pohon yang tahan terhadap segala keadaan cuaca. Pohon ini menutupi keindahan   (Kidung  Agung  7:7),   ketegasan,   keagungan.    Semua   itu   adalah lambang kondisi, kemakmuran, kebahagiaan orang benar. Orang fasik akan ditebang, tetapi orang benar akan tumbuh subur.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Demikian pula orang benar akan tumbuh seperti pohon aras di Libanon. Pohon aras ialah sejenis pohon jati yang tumbuh di Libanon. Kayunya awet, kuat dan tidak dapat rusak, batangnya besar dan tinggi, kokoh dan berumur sangat panjang. Raja Salomo membeli kayu aras ini untuk membangun bait Allah di Yerusalem. Pohon aras memberi kita gagasan tentang keagungan, stabilitas, daya tahan dan tidak mudah rusak.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Pembacaan kita saat ini dalam Mazmur 92, pemazmur juga menyatakan siapakah orang yang benar itu. Dikatakan pada ayatnya yang ke 13, “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon.” Orang benar bertunas dan akan tumbuh subur. Ada pertumbuhan dalam kehidupan rohaninya. Ada tanda kelahiran baru. Orang benar adalah mereka yang di tanam di bait TUHAN dan yang akan bertunas di pelataran Allah kita (ayat 14). Mereka (orang benar) memiliki hubungan yang sangat erat dengan Tuhan. Setia bersekutu, setia juga melayani Tuhan. Mereka akan tetap setia kepada Tuhan sampai Allah memanggil mereka kembali: “Pada masa tua pun mereka masih berbunga, menjadi gemuk dan segar.” (ayat 15). Kehidupn orang-orang benar akan terus menerus memberi hasil buah-buah kebenaran. Dari dalam hidup mereka orang akan melihat: “bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan padaNya.” (ayat 16). Artinya, Tuhan akan menepati janji-janjiNya dan setia kepada setiap perkataan yang telah diucapkanNya, dan bahwa Ia tetap melaksanakan pekerjaan yang telah dimulainya. Oleh sebab itu kuasa yang dihasilkannya merupakan bukti bahwa Tuhan itu benar.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Apa prasyarat agar kita memiliki hidup yang berhasil, menyukakan hati Allah, dan jadi berkat bagi sesama? Pada ayatnya yang ke 14 menyatakan bagi kita, sama halnya kita sebagai petani yang menanam berbagai macam tanaman di kebun yang kita kelola. Semua yang kita tanam pasti akan mendapat perhatian dan perawatan sampai berbuah lebat, demikian juga kita harus benar-benar ada dalam lingkup pemeliharaan, hadirat, dan berbagai ungkapan campur tanganNya dalam hidup kita. Apakah kita memiliki hubu ngan akrab dengan Allah? Apakah kita memelihara komunikasi intim dalam doa dan menerima siraman firmanNya secara teratur? Apakah kita menyambut dengan taat ketika Ia membersihkan bagian hidup yang mengganggu proses pertumbuhan dan pematangan buah karakter serta pelayanan kita? Apakah dalam keterbukaan pada pertolongan RohNya kita makin menyatu dengan Allah hingga semua aspek hidup kita sepenuhnya dihidupi dalam hadiratNya? Bila ya, kita pasti menghasilkan berbagai ungkapan hidup dan karya yang memuliakan Dia.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Semua hal di atas merupakan ilustrasi dari kehidupan kita sebagai pengikut Kristus. Apakah buah yang kita hasilkan dari dalam hidup kita? Semoga yang berikut inilah yang dilihat orang, yang ada dalam hidup kita: “Tetapi buah Roh ialah: kasih, ketenangan, kedamaian, sejahtera, kesabaran, kemurahan, kasih sayang, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang melawan hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:22-24. Marilah sebagai warga Gereja GPIBK yang terus beupaya dalam kemandirian dana dan daya agar mengusahakan buah Roh ini ada dalam hidup kita, baik ketika kita masih muda, kuat dan penuh semangat, dan tetap ada serta semakin melekat pada Tuhan ketika kita memasuki usia senja. Tuhan Yesus memberkati. Amin

 

 

 

 

Tema              : Transformasi Hidup Orang Percaya

Bacaan           : Yesaya 50:4-11

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Menurut sejarahnya, rupanya Yesaya berasal dari kalangan keluarga atas yang ada di Yerusalem. Dia adalah orang yang berpendidikan, memiliki bakat sebagai penggubah syair dan berkaruinia Nabi. Oleh sebab itu dia juga dipercaya untuk memberikan nasehat secara nubuat kepada para raja mengenai politik luar negeri Yehuda. Karena menurut orang-orang sezamannya, Yesaya dipandang sebagai seorang Nabi yang paling memahami tentang kesusastraan dan paling berpengaruh dari semua nabi yang menulis Alkitab.

Sekalipun penulis Kitab Yesaya hendak membicarakan tentang Ketaatan seorang Hamba Tuhan, namun dalam perikop ini ia tidak menggunakan istilah “Hamba Tuhan” melainkan Yesaya menggunakan istilah “murid”. Tentu ada beberapa hal yang ingin dicapai atau dipaparkan oleh Yesaya sebagai seorang murid.

  1. Bagaimana kehidupan seorang murid dalam hal persekutuannya dengan Tuhan.
  2. Bagaimana penghayatan dan sikap seorang murid dalam mnghadapi penderitaan.
  3. Bagaimana keyakinan seorang murid terhadap
  4. Bagaimana keyakinan itu berdampak khusus dalam diri murid itu sendiri, baik dalam kaitannya langsung dengan Tuhan maupun dengan sesame.
  5. Bagaimana jaminan Tuhan, meskipun dalam kegelapan dan tidaka ada cahaya bersinar, bahkan ketika murid diserang oleh masalah sekalipun.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Menurut Yesaya, lidah seorang murid sama artinya dengan lidah seorang yang terpelajar, murid akan memahami apa itu ajaran dan apa itu pengajaran.

Murid memiliki fungsi ganda yaitu diajar dan juga mengajar. Murid akan paham tentang ajaran yang diberikan dan murid juga akan mengetahui bagaimana memberikan pengajaran, agar dengan perkataan  ia dapat memberi semangat baru kepada orang lain. Ini yang ingin dicapai oleh Yesaya, yaitu sebuah ketaatan seorang murid. Murid yang diidentikkandengan“Hamba Tuhan”. Yang dimaksudkan oleh Yesaya bahwa menjadi HambaTuhan atau hamba Allah berarti bersedia memberi diri secara total kepada Allah, yang pertama tujuannya adalah agar Hamba itu diperbaharui oleh Allah.  “Diperbaharui” agar dapat menjadi hamba Allah yang benar, yang dapat menunjukkan cara hidup yang benar, menunjukkan etika yang benar tentang berkata-kata dalammenyampaikan kebenaran Firman Allah sebagai pokok atau sumber pemberitaan. Bagaimana membangkitkan semangat umat yang lagi menderita dalam hal ini bangsa Israel yang berada dalam masa pembuangan karena dosa mereka. Bagaimana menguatkan, bagaimana meneguhkan umat ditengah situasi hidup yang buruk,  bahkan sebagai Hamba Allah juga harus mampu menghadapi setiap tantangan, hambatan dalam pekerjaan yang dilakukan.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Syair yang diungkapkan oleh Yesaya dalam perikop ini tentu menunjuk atau mengingatkan kepada Kristus sebagai Hamba Yang Sejati. Sebagai Hamba yang setia Ia tetap memelihara hubungan yang baik dengan Bapa-Nya yang di Sorga. Kristus sebagai Hamba selalu mengutamakan Allah dan mendengarkan Firman Allah. Oleh sebab itu kata-kata yang keluar dari bibir-Nya dan yang disampaikan-Nya juga kepada orang banyak bukanlah kata-kata dari diri-Nyasendiri, melainkan dari Bapa-Nya yang di Sorga. Sebagai hamba Yang Sejati, Kristus pun telah menerima semua proses pembentukan yang Allah ijinkan, sekalipun proses itu berat bahkan Kristus tabah menanggung derita. Demikian maksud ungkapan Yesaya ayat 6: “Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul Aku, dan pipiKu kepada orang-orang yang menjabut janggutKu. Aku tidak menyembunyikan mukaku, ketika Aku dinodai dan di ludahi.           

Kesabaran-Nya yang penuh ketaatan dalam pekerjaan-Nya yang penuh penderitaan, karna Yesus sabar menanggung segala yang ditimpakan kepada-Nya dan dengan mata yang tertuju pada kehendak Bapa-Nya.  Ia tunduk dan menyerahkan diri-Nya pada kehinaan ketikaIa dipukul, dipukul bukan hanya memberikan pipi tetapi juga mencabut janggut yang justru itu lebih sakit dan memalukan. Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya baik ketika dinodai maupun diludahi tapi semua dijalani Kristus dengan satu alasan untuk kepentingan keselamatan Umat Manusia.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Cara hidup dan karya Kristus yang sudah dijalani dan diteladankan bagi umat pilihan-Nya, itu yang menjadi inti perenungan gereja di minggu-minggu Sengasara ini. Minggu-minggu sengsara membawa kita (Umat Tuhan) untuk menghayati bahkan memaknai secara benar dan sungguh dengan iman, tentang penderitaan Kristus. Tentangsetia-Nya Kristus kepada Allah atas proses penyelamatan yang sudah ditetapkan dan dirancang oleh Allah, dan tak seorang pun yang bisa mengubah, termasuk Kristus sendiri. Tetapi Dia hanya tunduk pada proses yang harus dijalani, sekalipun Dia sempat mengadakan penawaran “Ya..Bapa sekiranya boleh, ambil cawan ini, tetapi bukan kehendakKu melainkan kehendak Bapa di Sorga“, dan menyerahkan semuanya kepada Bapa di Sorga.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Aplikasi Firman hari ini, Tuhan Yesus adalah Hamba yang berhasil dalam menjalankan Misi-Nya, sekalipun konsekuensinya besar, harus ditolak bahkan dibunuh. Tapi Ia tetap setia karena tujuan akhir dari Misi Allah adalah menyelamatkan umat manusia. Olehnya yang mau ditekankan dalam perenungan Firman saat ini adalah pelayanan Kristus, cara hidup Kristus, Kesetiaan Kristus harus berdampak pada Transformasi hidup orang percaya. Adanya perubahan hidup orang percaya. Demikian tema perenungan fiman hari ini. Kesetiaan kepada Kristus akan berdampak pada cara hidup umat Tuhan. Dewasa dan matang secara rohani, pikirannya, kata-katanya, tingkah-lakunya akan berkualitas secara iman. Setia berarti berserah dan tetap taat, meski ada orang lain yang akan mencela, memfitnah, menertawakan bahkan mungkin juga menolak. Setia berarti akan mengatakan tentang apa yang didengar dari Tuhan-Nya, memberi dan membangkitkan semangat baru, menghibur, memberi pengharapan kepada orang yang letih lesu. Setia berarti akan bergantung terus kepada-Nya dan tidak bisa memisahkan diri dari Tuhan. Setia berarti menyadari akan kelemahan dan keterbatasan umat sehingga umat akan mengakui bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan, Dia adalah Penolong, Gembala Yang setia dan Pembela Umat-Nya. Dia layak dipercaya, diimani dan diyakini sepanjang masa. Amin.                                

 

 

 

 

Tema               : Pemurnian Orang Percaya

Bacaan           : Yesaya 50:4-11

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Menjadi orang percaya memang sederhana, yaitu cukup menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Namun kekristenan kita akan menjadi gampangan kalau berhenti sampai pada pengakuan nama Yesus tanpa ada perubahan hidup.

Allah akan menguji setiap orang lewat suatu ujian yang tidak dapat dimanipulasi. Hingga pada akhirnya, hanya mereka yang tahan uji, berhati nurani murni, dan beriman teguh kepada Tuhanlah yang akan tetap bertahan. TUHAN akan menjadi Allah mereka dan mereka pun menjadi umat kepunyaanNya.

Allah sendiri akan menguduskan umatNya dari segala bentuk kecemaran, khususnya dari penyembahan berhala dan menjadi penyebab utama keberdosaan mereka (ayat 1-6). Segala bentuk berhala dan nabi-nabinya harus dilenyapkan sama sekali. Bahkan nabi-nabi palsu ini diperhadapkan pada suatu kondisi yang mereka tidak bisa bertahan. Mereka ditentang oleh keluarganya sendiri, juga dipermalukan karena dustanya dan dengan sendirinya mereka menyangkali kenabian mereka yang palsu itu. Demikianlah keadaan umat Allah yang dikuduskan, yaitu terlepas dari kecemaran penyembahan berhala.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,                     

Nats perenungan kita saat ini (ayat 7-9) menegaskan kepada kita bahwa pengudusan dari Allah ini diikuti dengan pengujian. Tidak dapat dipungkiri bahwa penyingkiran berhala bagi sebagian orang adalah keterpaksaan. Artinya, ini adalah nubuat yang merujuk kepada Yesus Kristus dan umat yang mengikutiNya. Pedang adalah lambang keadilan Allah yang akan ditimpakan kepada Yesus. Dialah yang menanggung seluruh dosa umat manusia (7 bdk. Yes 53:5). Kematian Yesus akan menjadi suatu peristiwa yang mengguncangkan iman. Akibatnya, para murid akan tercerai-berai dan hanya menyisakan sepertiga saja. Sementara, sisa selebihnya akan dilenyapkan (8). Mereka yang dilenyapkan ini adalah orang-orang yang lemah. Mereka adalah orang yang tidak percaya kepadaNya. Mereka ada orang-orang yang tidak dapat bertahan dalam ujian yang datang. Mereka yang percaya dan bertahan pun tetap akan mengalami dapur peleburan (9). Mereka akan dimurnikan sehingga menjadi seperti emas yang berharga. Allah melakukan semuanya ini untuk memilih umat baru yang akan memuliakan namaNya. Mereka adalah umat pilihan dan kesukaan Allah.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Bicara tentang memurnikan, Alkitab juga beberapa kali berbicara tentang kebenaran firman Tuhan ini. Dimulai dari bagaimana Tuhan sangat benci kepada gembala-gembala (nyatanya mereka tidak pernah bekerja ataupun berperan sebagai gembala atas domba-domba Tuhan), sehingga Tuhan ingin membunuh para gembala-gembala tersebut (ay 7a), bahkan domba-domba yang tercerai-berai (akibat tidak ada gembala) juha akan dibunuh oleh Tuhan (ay 7b).

       Sepintas kita melihat mengapa Tuhan sangat kejam? Bukankah gembala-gembala itu yang salah dan domba-domba sebenarnya hanya terkena dampak dari kesalahan gembala? Justru disini kita melihat keadilan Tuhan yang luas biasa, bagaimana gembala yang salah dihukum, dan juga domba-domba yang salah (dalam ayat 7 menggunakan istilah “yang lemah”), dihukum juga oleh Tuhan. Oleh karena begitu dahsyatnya penghukuman Tuhan, bukan hingga 2/3 dari domba tersebut mati binasa, tetapi 1/3 dari domba tersebut akan tetap hidup (ayat 8).      

 Mungkin bagi 1/3 domba yang selamat tersebut, mereka merasa sudah memasuki zona aman. Tetapi tidak sama sekali! Tuhan justru akan menaruh sepertiga domba tersebut di dalam api untuk memurnikan mereka. Tuhan justru ingin agar domba-domba yang sudah selamat, semakin dimurnikan sehingga mencapai   kualitas   yang   paling   tinggi.   Ayat   Alkitab   mengibaratkan  proses pemurnian ini seperti orang yang memurnikan emas dan perak (ayat 9a). Proses memurnikan emas dan perak ini membutuhkan api dengan tingkat panas yang sangat tinggi, sehingga logam-logam campuran (non logam mulia) akan meleleh dan terlepas dari emas atau perak yang dimurnikan. Proses pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi ini akan diulang-ulang hingga dicapai hasil yang memuaskan.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Proses pemurnian ini memang tidak mudah. Bagi emas dan perak yang dimurnikan, ini justru sangat menyakitkan. Tetapi jangan hanya melihat sakit yang diderita dalam proses pemurnian tersebut, melainkan lihatlah hasil akhirnya ketika emas yang telah dimurnikan tersebut menjadi emas yang sangat indah dan cemerlang. Sama seperti emas yang dimurnikan, domba-domba yang selamat tersebut justru akan menjadi domba kesayangan Tuhan. Mereka akan memanggil nama Tuhan dan Tuhan akan menjawab mereka. Tuhan akan memanggil mereka dan mereka akan menjawab Tuhan. Ini merupakan gambaran yang indah ketika umat Tuhan dapat berkomunikasi dengan bebas kepada Tuhannya. Hal yang sebenarnya sangat dirindukan Tuhan ketika Tuhan Allah menciptakan manusia di taman Eden.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Jika saat ini kita sedang mengalami proses pemurnian dari Tuhan, percayalah bahwa hal tersebut bukan karena Tuhan tidak sayang dengan kita, tetapi karena Tuhan ingin agar kita menjadi umat-umat Tuhan yang berkualitas tinggi, seperti emas dan perak yang dimurnikan. Setiap hari, Allah memperhadapkan kita dengan ujian-ujian kehidupan. Ujian itu adalah tentang kasih, kesetiaan, kekudusan, kepercayaan, kejujuran, dan banyak lainnya. Di antara kita, mungkin, tidak sedikit yang gagal dalam ujian itu. Akan tetapi, ikutilah proses pemurnian dari Tuhan, karena ketika kita telah melewat proses pemurnian tersebut, maka baik kita maupun Tuhan akan bercukacita, karena kita sudah sah menjadi umat Tuhan yang telah lolos uji, dan pada akhirnya, Allah akan berkata, “Mereka adalah umat-Ku.” Kemudian, kita akan menjawab, “TUHAN adalah Allahku.” Tuhan Yesus memberkati. Amin

 

 

 

 

 

Tema              : Menjadi Saksi Kristus Dalam Kegelapan Dunia

Bacaan           : Kisah Para Rasul 26:12-23

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,                                 

Kemajuan zaman dengan teknologi yang makin hari makin hebat, sering membuat kita terbawa arus. Beberapa bahkan banyak orang yang membiarkan hidup mereka dikuasai oleh keinginan daging sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman. Kemungkinan ini tidak tertutup bisa juga terjadi pada jemaat Tuhan sebagai gereja masa kini, yang terjerat dalam pola hidup memikirkan diri sendiri, malas ke persekutuan dan banyak hal yang dilakukan menurut kemauan pribadi. Kehidupan yang seperti ini tidak lagi dapat menjadi kesaksian bagiNya. Allah ingin kita bangkit dan kembali menjadi manusia yang seutuhnya bagiNya. Salah satu tokoh dalam Alkitab yang memperlihat-kan pertobatannya adalah Paulus. Paulus adalah seorang rasul yang sangat mempengaruhi wajah kekristenan sampai  saat  ini.  Disebut  berpengaruh  karena  sebagai orang yang terdidik dibawah guru besar taurat yang bernama Gamaliel. Rasul Paulus banyak melahirkan tulisan yang digunakan sebagai bahan pengajaran iman Kristen. Titik balik Paulus sehingga dapat menjadi seorang yang sangat dipakai oleh Tuhan adalah pertobatannya. Kehidupan Paulus menjadi bermakna ketika kuasa Roh Kudus yang bekerja dan diresponinya dengan sebuah petobatan. Allah mengubah Paulus dari seorang penganiaya jemaat menjadi saksiNya terhadap semua orang.                                  

Paulus menjadi saksi Kristus karena memang itulah maksud Yesus menyatakan diri kepada dia (16-18, band. Kis. 9:15). Dia merasa bahagia menceritakan semua itu kepada Raja Agripa (2). Bukan hanya karena ia dapat membuktikan ketidakbersalahan dirinya, melainkan juga karena dengan demikian ia dapat memberitakan Injil. Ini memperlihatkan kepada kita bahwa di dalam keselamatan yang dianugerahkan kepada kita, terkandung maksud Allah agar kita pun memberitakan keselamatan sebagai anugerah Kristus kepada orang lain. Kita dipanggil untuk menjadi percaya kepada Kristus, bukan hanya supaya kita sendiri yang jadi pengikut Dia, tetapi agar kita juga mengabarkan berita sukacita ini kepada orang lain.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Masa lalu Paulus adalah masa lalu penuh dengan kebenaran dirinya sendiri. Paulus menceritakan bagaimana kehidupan masa lalunya yang gelap dari kebenaran Tuhan, menurutnya ia telah melakukan hal yang benar. Namun kebenaran yang lahir dari diri sendiri hanya akan membuahkan hal yang salah. “Amarah yang meluap-luap” (ay. 11) adalah merupakan sebuah pengajaran yang dilakukan dengan cara yang tidak benar dan tidak kudus.

Ketika Paulus “ditangkap” Tuhan Yesus, ia menyerah dan tunduk, karena semakin ia memberontak, ia semakin sulit dan sakit. Paulus menyerahkan masa lalunya dan bertobat untuk memulai masa depan bersama Tuhan.

       Kehidupan pertobatan yang dilakukan oleh Paulus memiliki tujuan. Ketika Tuhan Yesus memanggil Paulus untuk mengikutiNya, Tuhan memanggil dengan sebuah tujuan. “Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa iblis kepada Allah” (17-18). Tuhan menyampaikan rencanaNya kepada Paulus, yaitu untuk menjadi alat ditanganNya bagi bangsa-bangsa lain. Pertobatan Paulus bukan saja meninggalkan masa lalunya yang kelam, melainkan juga bersedia untuk taat kepada rencana Tuhan.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Ada kalimat yang mengatakan “semakin berilmu semakin berisi”. Secara fisik setiap hari kita pasti memiliki kesehata dan kekuatan yang prima, secara ilmu pengetahuan pastilah menguasai banyak hal, perkembangan zaman, teknologi, isu-isu yang berkembang dan sebagainya. Dalam situasi seperti ini kadang-kadang kita merasa bahwa apa yang kita pikirkan dan butuhkan merupakan sesuatu yang harus dibenarkan dan segera dipenuhi apa yang jadi kebutuhan kita. Sering kita mendengar sulitnya gereja mengarahkan jemaat menjadi  saksi  Kristus  untuk  mengikuti  misi  dan  visi gereja tersebut. Tuntutan ibadah yang membandingkan dengan gereja-gereja lain, metode ibadah, musik gereja dan sebagainya sering menjadi alasan pembenaran umat Tuhan pindah ke gereja lain, ataupun tidak pindah keanggotaan, tapi malas atau tidak aktif digerejanya.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Melalui pembacaan kita saat ini, dalam peringatan HUT ke 418 Gereja Protestan di Indonesia (GPI), gereja mengharapkan sebagai umat Tuhan mampu menggunakan waktu yang Tuhan b’ri buat kita sekarang, menjadi saksiNya dimanapun kita berada dan menjadi alat bagi kemuliaan Tuhan. Kita tidak lagi berjalan sesuai dengan kebenaran kita sendiri, melihat kebelakang (masa lalu yang kelam atau kesalahan dan kekurangan yang pernah ada). Allah memilih kita, mengubah dan memampukan kita menjadi agen-agen perubahanNya dengan menjadi saksi dalam kegelapan dunia. Sama seperti Paulus dari seorang penganiaya jemaat menjadi “saksiNya terhadap semua orang”. Hidup dan surat-surat Paulus memberi pengajaran, inspirasi dan penghiburan bagi gereja pada masa awal sampai saat ini. Dan kemudian dipakai Allah untuk mengubah dunia di sekitarnya. Selamat HUT Gereja Prostestan Indonesia (GPI) yang ke-418, Tuhan Yesus memberkati. Amin.

 

 

 

Tema              : Memelihara dan Mengusahakan Ciptaan Allah

Bacaan           : Kejadian 2:15, 18

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Pada saat ini kita patut mengucap syukur kepada Tuhan karena diperkenankan memperingati keseng-saraan Yesus Kristus. Di Minggu Sengsara ke III ini kita dihentar oleh firman Tuhan Kejadian 2:8-25. Bahwa pada dasarnya Allah menciptakan manusia untuk menikmati kesenangan dan kebahagiaan bukan kesusahan dan penderitaan. Allah juga menghendaki manusia menjadi mitra kerja untuk melaksanakan kehendakNya membangun relasi dengan ciptaan lainnya dan untuk memuliakan Allah. Untuk mewujudkan kehendakNya maka  Allah  menciptakan  atau  membuat taman   tempat tinggal yang menjadi  tempat  untuk  menikmati

kenyamanan, ketenangan dan kebahagiaan. Eden adalah tempat yang strategis dan tempat yang dipilih Allah untuk membuat taman bagi Adam. Eden artinya kesenangan atau kemewahan. Disebut kesenangan atau kemewahan karena wilayah Eden sangat indah ditumbuhi berbagai-bagai pohon dan tumbuh-tumbuhan yang menarik dan baik untuk dimakan oleh manusia tetapi juga baik untuk dimakan oleh hewan.               

Ditaman itulah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat berada. Kesuburan taman dan fasilitas yang disediakan Allah menjamin kesejahteraan manusia dan menjamin kehidupan hewan, karena terdapat sungai yang mengalir dari wilayah Eden untuk membasahi taman itu. Dan dari taman itu sungai terbagi menjadi empat cabang.

  1. Sungai Pison yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila tempat emas ada, damar bedola dan batu krisopras.
  2. Sungai Gihon yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush
  3. Sungai Tigris yang mengalir sebelah timur Asyur
  4. Sungai Efrat

Kemudian Allah memandatkan kepada Adam untuk mengusahakan dan memeliharanya dengan satu larangan yaitu tidak boleh memakan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jaht agar mereka tidak mati. Namun Allah menyadari bahwa Adam yang sendiri itu tidak baik. Dan Allah menjadikan penolong bagi Adam. Setelah menamai binatang-binatang, Adam tertidur dan pada saat itulah Allah mengambil salah satu rusuk Adam untuk dijadikanNya perempuan. Mengapa perempuan disebut penolong bagi Adam? Karena perempuan berasal dari kata “Empu” yang artinya hebat, kuat dan luar biasa. Adam dengan sukacitanya menyambut perempuan yang diciptakan Allah. Penciptaan Hawa bagi Adam bukan hanya dimaksudkan sebagai teman atau pasangan hidup tetapi menunjukkan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia membutuhkan orang lain dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam menggenapi misi dan visi Allah di bumi ini.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Allah menciptakan alam dan segala isinya untuk dipelihara dan diusahakan namun ketidakpuasan yang adalah salah satu ciri hidup manusia, menjadikan manusia mengusahakan seluas-luasnya fasilitas hidup yang menunjang kenyamanannya. Di daerah perkotaan ada banyak lahan yang ditumbuhi pepohonan di rambah/di tebang menjadi tempat tinggal yang dianggap lebih menyenangkan. Riak-riak sungai yang jernih berubah menjadi kotor dan mengerikan dan penambangan liar yang tidak mempedulikan lingkungan. Membuang sampah sembarangan merupakan masalah yang dihadapi seluruh desa, daerah dan kota merusak pemandangan, mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir, mencemari lingkungan dan mendatangkan berbagai penyakit. Selain itu hal yang kurang disadari yang dapat pula mendatangkan pencemaran udara, pencemaran lingkungan sehingga dapat mendatangkan penyakit adalah kotoran hewan. Hewan-hewan yang tidak ditertibkan telah merusak lahan dan perkebunan warga dan inipun merugikan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa warga jemaat yang memiliki hewan belum sadar akan kesehatan lingkungan. Mandat Allah bagi manusia untuk berkuasa, memelihara dan menertibkan hewan demi kenyamanan bersama tidak berfungsi. Pada pihak yang lain ciptaan Tuhan yang segambar dengan Allah,  yang  mulia  dari  segala  ciptaan  Tuhan  lainnya  yang dijadikan  penolong bagi   laki-laki   atau  bagi   suami  adalah  perempuan   telah  banyak  mengalami penderitaan, diskriminasi, dianggap menjadi kelas 2 setelah laki-laki. Kemitraan antara laki-laki dan perempuan masih jauh dari keadilan. Bersamaan dengan itu ancaman dari berbagai sudut menerpa keluarga yang menikah dengan sah; kekerasan dalam rumah tangga, gelombang pengkhianatan dan perceraian semakin memperburuk citra keluarga. Citra ciptaan Tuhan dan maksud penciptaan untuk kemuliaan nama Tuhan telah tergantikan dengan kesusahan dan penderitaan. Manusia telah gagal melaksanakan ketetapan Tuhan, gagal keutuhan ciptaan Tuhan termasuk di dalamnya gagal membangun relasi dengan Allah sang pencipta dan gagal membangun relasi dengan perempuan atau istri yang dikaruniakan kepada suami sebagai mitra kerja bagi Allah. Karena itu penderitaan, kematian dan kemenangan adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh oleh Yesus Kristus untuk memperbaiki dan memulihkan keadaan dunia ini, untuk memulihkan relasi yang terputus antara Allah dengan manusia, relasi manusia dengan sesamanya dan relasi manusia dengan alam atau untuk menebus dan menyelamatkan manusia dan dunia ini. Tindakan penyelamatan Allah untuk mengembalikan citra ciptaanNya pada kedudukan semula yaitu menikmati kesenangan, kebahagiaan dan memuliakan Allah.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

       Pesan firman Tuhan kepada kita adalah bahwa manusia diciptakan Allah dan Allah menempatkan manusia di bumi ini dengan segala fasilitas yang baik, sarat dengan keindahan serta menjamin kesejahteraan dan kebahagiaan. Allah bahkan memberi mandat untuk mengusahakan dan memelihara. Mandat ini istimewa sebab hanya diberikan kepada manusia bukan kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Mandat istimewa diberikan Allah karena Allah memandang manusia lebih dari ciptaan yang lain, manusia segambar dengan Allah dan mulia dari segala ciptaan yang lainnya. Karena itu marilah kita selaku gereja Tuhan menjadi yang terdepan, marilah kita laki-laki dan perempuan dan atau suami dan istri yang telah menerima mandat yang sama menjadi yang terdepan dalam hal peduli memelihara dan mengusahakan alam. Marilah kita menghadirkan model kemitraan yang berkeadilan dan kebenaran sebagai bentuk ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Terpujilah nama Tuhan. Amin

 

 

 

 

Tema                                   : Keluarga Kristen Dalam Rancangan Tuhan

Bacaan                                : Kejadian 6:9-22

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Sesuai kalender pelayanan gereja hari ini kita telah memasuki peranyaan minggu sengsara ke IV. Dengan tema pelayanan tentang lingkungan hidup, dan kita akan membahas sekitar lingkungan keluarga Kristen. Rencana Allah yang besar, di awali melalui sebuah keluarga yakni keluarga Adam dan Hawa yang menjadi asal mula keluarga pertama yang telah jatuh didalam pencobaan dosa. Keluarga begitu penting di hadapan Allah. Yesus pun datang ke dalam dunia untuk menebus dan menyelamatkan manusia dari dosa melalui sebuah keluarga yang  kudus yaitu keluarga  Yusuf dan Maria. Melalui bacaan kita hari ini kita akan belajar dari keluarga Nuh yang olehnya dunia dan segala isinya di selamatkan.

Oleh keluarga Nuh maka kehidupan di bumi  dengan segala yang ada di dalamnya boleh ada hingga saat ini. “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hati manusia  selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati–Nya. Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.” (Kejadian 6:5-8)

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Di tengah murka Allah selalu ada yang mendapat kasih karunia-Nya. Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Pertanyaan yang menarik untuk direnungkan, mengapa begitu banyak orang binasa pada masa air bah, mengapa Nuh dan keluarganya mendapat kasih karunia Tuhan? Apakah Tuhan pilih kasihterhadap umat-Nya? Apa yang dilakukan oleh Nuh dalam kehidupannya, sehingga ia mendapat kasih karunia Tuhan? Ada beberapa alasan :

Pertama:Nuh Hidup Benar Di Hadapan Tuhan

Nuh adalah seorang yang benar. Benar bukan menurut ukuran dan standar manusia tetapi benar menurut Tuhan. Tuhan senang dengan orang yang benar. Tuhan selalu mencari orang yang benar untuk dipakai dan dipromosikan oleh Tuhan. Daud adalah orang benar, sehingga Allah menyatakan: “Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” (KPR 13:22b). Daud dipromosikan oleh Tuhan dari seorang gembala menjadi seorang Raja.

Dengan demikian dalam tanggung jawab keluarga para bapak-bapak hendaknya menjadi suami yang benar di hadapan Tuhan. Mengerti dan melakukan tanggung jawabnya sebagai suami. Memahami dan melaksanakan kewajibannya sebagai ayah. Memberikan contoh dan teladan bagi setiap anggota keluarganya. Menjadi pribadi yang siap jadi panutan. Melakukan setiap pekerjaan, usaha dan pelayanan untuk membangun masa depan rumah tangganya, dengan selalu taat pada perintah Tuhan. Demikian para ibu-ibu hendaknya menjadi isteri yang benar. Mengerti dan melakukan tanggung jawabnya sebagai isteri. Isteri adalah penolong, pendamping dan penghibur bagi suami dan anak. Menjadi Ibu yang benar dengan melakukan kasih dan disiplin yang seimbang bagi setiap keluarga. Begitu pula anak-anak, anak remaja, anak muda hendaknya menjadi anak yang benar, taat dan menghormati orang tua. Takut akan Tuhan dan selalu belajar apa yang benar di hadapan Tuhan, maka satu bahtera Rumah Tangga, keluarga yang utuh akan menjadi bagian yang menyelamatkan hidup orang lain. Menyelamatkan dunia yang sedang kita diami. Sebab air bah keluarga yakni perceraian dan keluarga yang tidak saling mencintai sedang mengalir deras.                                   

Nuh dan keluarganya membangun bahtera dalam kurun waktu yang begitu lama. Dalam proses pembangunan ini pastilah mereka sering sharing atau berkomunikasi secara rutin. Mereka memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Tidak ada yang dapat mengikat orang lebih baik daripada percakapan dari hati ke hati. Namun sangat disayangkan, dalam keluarga kristen masa kini  mulai mengabaikan kebersamaan keluarga dalam beribadah bersama, berdoa bersama, makan bersama di meja makan keluarga, wisata keluarga dan mendengarkan nasihat-nasihat keluarga, kondisi seperti ini apabila di abaikan makan keluarga mulai di landah air bah kehidupan.

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Kedua:  Nuh Bersama Keluarganya Memiliki Kehidupan Yang Tidak Bercela

Tantangan yang dihadapi oleh keluarga Nuh Perbuatan dosa yang sangat menonjol yakni dosa pesta-pora, makan minum dan kawin mengawinkan (kawin, cerai,)Tetapi Nuh mampu menjaga kekudusan hidup hingga air bah turun dan keluarganya selamat. Hari ini pergumulan manusia di dunia karena tidak bisa bertahan melawan godaan, makanan minuman, jabatan dan kekuasaan, gaya hidup,mengkonsumsi makanan berlemak dan kandungan gula.  Akibatnya hidup tidak sehat. Ini juga godaan mintalah anugerah Tuhan, untuk dapat hidup benar dan tidak bercela di tengah cobaan dunia.

Ketiga: Nuh hidup bergaul dengan Allah

Nuh hidup berjalan bersama dengan Allah. Nuh dapat mendengar suara Allah,sehingga dapat membangun sebuah bahtera. Walaupun Nuh tidak memilih keahlian dan membuat bahtra tetapi Allah memberi hikmat dan pengetahuan untuk melakukan perintah tersebut. “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” (Kejadian 6:22). Hidup bergaul dengan Allah merupakan langkah yang terpenting untuk dapat mengalami  pemeliharaan  Tuhan. Dalam badai sekalipun kita tetap aman dan damai.

Jemaat yang di kasihi Tuhan,

Memang tidak gampang mencari orang yang bekerja, tetapi sedikit berbicara. Lebih gampang mendapatkan orang yang pintar bicara, membual, menggosip, namun sedikit bekerja. Akibatnya kehidupan ini dipenuhi dengan kata-kata caci maki, fitnah, dusta, dan menebar kebencian. Nuh menjadi contoh yang baik bagi kita. Bagaimana ia bekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab sebagai tanda ketaatan dan kesetiaannya kepada Tuhan. Sungguh teladan semacam ini sangat dibutuhkan oleh generasi muda pada era digital dan informasi.                                

Setiap kita melakukan segala kerja dan pelayanan tepat seperti yang diperintahkan Allah maka terbuka kemungkinan bukan hanya kita dapat melakukan hal besar tapi keluarga kita terhindar dari bahaya dan diselamatkan. Ibrani11:7 “Karena iman, maka Nuh – dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan – dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.”

Mereka yang menjalani hidup penuh kejahatan dan kekerasan pasti menerima kebinasaan. Allah kita adalah Allah yang penuh kasih karunia namun Ia juga Allah yang adil. Di dalam keadilan-Nya, Ia menghukum. Dan setiap orang yang mengabaikan kasih karunia Allah, hidupnya akan binasa. Nuh menjalani hidup yang tidak bercela, beriman dan bergaul akrab dengan Allah. Itulah yang menyelamatkan kehidupan keluarganya dari bahaya.

Kita harus berani mengambil keputusan bahwa kondisi yang rusak harus diperbaiki. Kita harus mempersiapkan generasi baru yang darinya lahir penyembah yang taat. Ini membutuhkan teknik khusus sehingga benar-benar kehadiran kita tidak hanya meneruskan kondisi ini tapi ada keputusan baru yang kita buat sehingga menciptakan perubahan.

Saat ini dan hari ini ambillah komitmen dengan Allah untuk menjadi seperti Nuh, hidup benar, tidak bercela dan bergaul dengan Allah, hidup Nuh menjadi model hidup yang benar di tengah zaman yang rusak. Hasilnya adalah ia menjadi model perubahan bagi manusia dan ciptaan yang lain. Maka keluarga kita akan mengalami keselamatan dan berkat luar biasa dari Tuhan. Amin.

 

 

 

Tema              : Memelihara Harta Yang Indah Milik Tuhan

Bacaan           : 2 Timotius 1:3-18

 

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Sesuatu yang sangat bernilai harga tinggi pasti di  jaga atau di pelihara baik-baik.  Jika itu suatu benda  seperti emas, maka tidak di simpan sembarangan, tetapi  di simpan pada tempat khusus dan pasti tidak semua  orang tahu, seperti brankas agar tidak mudah di curi  atau jika terjadi kebakaran maka barang tersebut tidak  ikut terbakar.  Jika itu seekor hewan seperti sapi, maka   akan  di beri  perhatian   khusus,  seperti   makanannya,

waktu untuk mengontrolnya, sampai pada perkembangbiakannya dan  kesehatannya. Hal  ini  di lakukan  agar  jangan  terjadi  hal-hal  yang  buruk  dan  berakibat  pada  kerugian. Karena  sekali  lagi  nilai  jualnya  yang  sangat  tinggi.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

            Bacaan kita pada minggu ke tiga bulan Maret tahun 2023 terdapat dalam 2 Timotius 1:3-18 yang merupakan bagian awal dari surat Rasul Paulus yang kedua  kepada anak rohaninya Timotius.  Paulus mengingatkan  kepada Timotius agar  senantiasa bertekun dalam iman yang telah di ajarkan kepadanya baik melalui  Paulus sendiri maupun melalui keluarganya yaitu neneknya Lois dan ibunya  Eunike. (5) Dan atas talenta khusus yang di karuniakan oleh Allah kepada Timotius agar dapat di laksanakan dengan tertib dan tanpa rasa takut.(7) Allah  yang telah memanggil umatNya untuk maksud penyelamatan dan untuk menjadi  alatNya, adalah merupakan kasih karunia yang di nyatakan melalui Yesus Kristus. Itulah Injil atau kabar baik yang harus di beritakan oleh Paulus termasuk juga  Timotius sebagai murid atau anak rohaninya dan semua orang percaya.  Paulus  meyakinkan kepada Timotius bahwa ketika Tuhan mempercayakan tugas ini   kepada Paulus dan semua pemberita Injil yang lain, maka Tuhan juga tidak  tinggal diam, namun dengan kuasaNya akan di pelihara semua hamba-hamba  dan pelayanNya. (12).       

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Nas renungan dalam ibadah ini adalah terdapat dalam ayatnya yang ke-14  yang berkata: ”Peliharalah harta yang indah yang telah dipercayakanNya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.”  Dalam kalimat ini Paulus  menegaskan agar karunia keselamatan yang telah di anugerahkan oleh Allah di  dalam iman kepada Yesus Kristus, itu harus di jaga atau di pelihara. Kata  pelihara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah menjaga  dan merawat baik-baik. Sebenarnya apa yang di maksud oleh Paulus untuk di  jaga dan di rawat baik-baik? Yang di maksudkan adalah pemanggilan dan  kepercayaan yang di anugerahkan Tuhan harus di jaga dan di rawat secara baik. Kepercayaan itu jangan di salah gunakan jangan sampai tidak di percaya lagi dan itu berhubungan dengan panggilan pribadi. Persekutuan jemaat yang merupakan bagian dari tubuh Kristus juga harus di jaga dan di rawat secara  baik.  Persekutuan jemaat adalah juga merupakan harta yang indah yang harus  dipelihara secara baik.  Persekutuan jemaat yang terpelihara baik, akan  berdampak pula pada terpeliharanya hubungan yang baik dengan sesama  bahkan dengan lingkungan sekitar, termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan. Harta yang indah itu menyangkut diri pribadi yang telah diselamatkan dan  mendapat panggilan Tuhan, dalam persekutuan dengan orang lain, dan juga  dengan makhluk hidup lainnya yang tinggal di muka bumi ini. Penegasan ini di  sampaikan oleh Paulus karena banyak tawaran atau ajaran lain yang mengancam iman pribadi Timotius karena dia di anggap muda dan akan  berdampak pula dalam persekutuan jemaat.  Paulus juga sebagai seorang  pemberita Injil yang tersohor, tidak hanya mengandalkan dirinya sendiri.  Disadari bahwa tanpa kawan sekerja yang lain, yang juga telah dipilih Allah, dia  tidak dapat berbuat apa-apa. Karena itu dia memakai kata “kita” bukan “aku”. Kita adalah kata ganti orang pertama jamak. Paulus menegaskan bahwa  kepercayaan yang di berikan oleh Tuhan bukan hanya kepada pribadi-pribadi  dan bukan untuk membanggakan diri sendiri tetapi dalam kerbersamaan untuk  saling menopang dan saling melengkapi.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Melalui Firman Tuhan yang kita baca saat ini, ada beberapa hal yang patut  kita renungkan yaitu :

Pertama   : Iman kepada Kristus secara pribadi dan persekutuan jemaat adalah  anugerah atau harta yang indah yang di percayakan kepada pribadi dan semua  orang percaya.

Kedua  : Kepercayaan yang di anugerahkan Tuhan, bukan untuk kepentingan  diri sendiri tetapi dalam kebersamaan dengan orang lain untuk saling  melengkapi.

Ketiga    :  Anugerah yang di percayakan kepada orang percaya harus di jaga dan  di rawat dengan baik agar bisa tumbuh dan menjadi berkat bagi dunia.

Keempat  :  Menjaga dan merawat talenta yang di karuniakan Tuhan secara  pribadi akan berdampak dalam persekutuan jemaat bahkan dalam hubungan  dengan alam sekitar yang selalu terjalin dalam harmonisasi.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

            Hari ini kita telah masuk dalam peringatan minggu sengsara Tuhan Yesus  yang kelima.  Karena itu dalam peringatan minggu sengsara ini,  kita di ingatkan  untuk selalu memaknai bahwa melalui pengorbanan Kristus dan kemenanganNya, kita mendapatkan anugerah menjadi orang-orang pilihanNya. Itu adalah merupakan harta yang indah yang tak ternilai harganya, karena  menyangkut kehidupan di dunia dan di sorga. Harta yang indah ini harus di  pelihara, di jaga dan di rawat baik-baik.  Dengan terus melakukan perbuatan  baik yang berdampak bagi orang lain dan makhluk hidup lainnya di sekitar kita.  Melalui perayaan minggu sengsara ini kita juga di tuntut untuk menjaga dan  merawat bumi ciptaan Tuhan ini agar lestari adanya, dengan partisipasi untuk  menjaga  lingkungan sekitar, maka itu merupakan kesaksian bagi dunia dan  menjadi berkat bagi anak cucu kita nanti.  Kita telah menyaksikan bagaimana  bencana alam terjadi di mana-mana dan telah menelan korban jiwa dan materi. Seperti banjir, tanah  longsor, naiknya air laut dan lain-lain. Gereja terpanggil  untuk bersama-sama dengan pemerintah sesama manusia untuk bergandengan  tangan melestarikan bumi ciptaan Tuhan yang merupakan harta yang indah  yang di karuniakan Tuhan bagi umatNya. Tindakan nyata itu harus di mulai dari  sekarang. Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi…  Tuhan  Yesus memberkati kita semua dalam komitmen untuk melaksanakan tugas mulia  ini.  Amin

 

 

 

 

 

Tema              : Mewujudkan Kehendak Allah

Bacaan           : Matius 6:5-14

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

Kita semua pasti pernah berdoa, minimal berdoa secara pribadi, walaupun kadangkala kita mendengar ada orang yang mangatakan, “saya tidak tahu berdoa.” Bisa jadi, yang dimaksudkannya adalah, “saya tidak tahu merangkai kata-kata agar doa terdengar indah dan menarik”, “saya tidak berani memimpin doa di depan banyak  orang”,  “saya  tidak  tahu  apa  yang  akan saya

       sampaikan dalam doa”, atau “saya takut dinilai salah oleh orang lain ketika menyampaikan doa dalam ibadah banyak orang.” Dan banyak alasan lain yang diungkapkan ketika diminta untuk berdoa, memimpin doa, mendoakan sesuatu, seseorang, sekelompok orang atau suatu situasi. Padahal, berdoa adalah bagian normal kehidupan orang Kristen. Karena setiap orang Kristen merasakan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, menyatakan syukur dan permohonan secara pribadi maupun dalam persekutuan dirumah bersama keluarga maupun dalam persekutuan jemaat. Berdoa dialami sebagai suatu pergaulan yang intim dengan Tuhan, pegaulan yang terjadi karena prakarsa Allah, sebab Allah yang lebih dulu membuat dan menghubungkan diriNya dengan manusia.

       Sebenarnya manusia tidak dapat berhadapan dengan Allah, tetapi Allah sendiri yang memberi keberanian, hak dan kemampuan untuk manusia bisa bertemu denganNya. Bentuk hubungan itu adalah hubungan antara Allah yang disembah, yang memelihara dan memerintah, dengan manusia yang menyembah, yang diperlihara dan diperintah. Doa adalah jawaban manusia atas panggilan Allah untuk datang dan berhubungan denganNya. Dalam doa pribadi, orang memilih tempat dan waktu berdoa yang mendukung menciptakan suasana yang baik untuk berdoa.

Jemaat yang kekasih dalam Tuhan,

       Dalam pembacaan Alkitab ini, Yesus mengawali ajaranNya tentang “Hal berdoa”, dengan petunjuk bagaimana sikap yang sebenarnya saat sedang berdoa. Bagi para pemimpin agama yang ingin terlihat dan dinilai ‘kudus’ oleh orang banyak, maka berdoa dimuka umum adalah satu cara untuk menarik perhatian. Namun Yesus melihat apa yang ada dibalik perbuatan pembenaran diri mereka dan mengajarkan bahwa hakikat doa bukanlah dengan gaya berdoa didepan umum melainkan komunikasi pribadi dengan Allah. Ada tempat untuk berdoa didepan umum, tetapi berdoa agar orang lain memperhatikan, menunjukkan bahwa yang berdoa sebenarnya bukan untuk memuliakan Allah tapi supaya dilihat orang. Yesus tidak mengatakan bahwa berdoa di depan umum itu salah, tapi yang Dia kritisi adalah berbagai motif di balik tindakan doa tersebut.

       Pokok masalah sesungguhnya bukanlah pilihan antara doa di depan umum dan doa pribadi melainkan antara doa dari hati dan doa yang munafik. Selain itu Yesus juga mengingatkan untuk tidak berdoa dengan bertele-tele yang diungkapkan dari hati yang tidak tulus. Sebaliknya, berdoalah dengan jujur dan tulus karena Tuhan Allah telah lebih dahulu tahu apa yang dibutuhkan oleh seseorang sebelum dia mengungkapkannya kepada Allah.

Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan,

       Setelah Yesus menjelaskan tentang sikap hati yang benar saat berdoa, maka dengan begitu jelas Dia merinci hal-hal apa yang harus disampaikan kepada Allah saat sedang berdoa. Apa saja permohonan itu? Ada 6 jenis permohonan :

  1. Dikuduskanlah namaMu
  2. Datanglah kerajaanMu
  3. Jadilah kehendakMu di bumi seperti disurga
  4. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
  5. Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang bersalah pada kami.
  6. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.

Semua  permohonan  tersebut  berkaitan erat satu dengan yang lainnya.  Dengan menyampaikan permohonan-permohonan tersebut kepada Allah umat mengakui kehormatan dan kedaulatan Allah secara mutlak dan keberadaan manusia dengan sesamanya.

       Nas Alkitab yang menjadi bahan perenungan saat ini adalah, “datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu dibumi seperti di sorga.” Permohonan tersebut adalah meminta kepada Allah agar kerajaanNya dinyatakan di dalam dunia. Dalam Kerajaan Allah ada damai sejahtera, keadilan, kebenaran. Dengan memohon datanglah Kerajaan Allaj, maka umat Allah mengharapkan damai sejahtera, keadilan, kebenaran dari Allah juga menjadi nyata di dalam dunia dan bagi umat manusia di masa kini bahkan sepanjang masa. Selain itu, umat juga memohon, “jadilah kehendakMu.” Kehendak Allah adalah apa yang terbaik menurut Allah, bukan menurut manusia. Kita ingat perkataan Yesus saat berada di taman Getsemani, “Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Ku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39).

       Dengan memohon Allah menyatakan kehendakNya bagi kita, maka sebagai manusia, kita harus benar-benar meletakkan segala kehendak dan keinginan kita di bawah kehendak dan rencana Allah untuk kita.

       Ketika Yesus menyerahkan kehendakNya dibawah kehendak Allah, maka dengan penuh rasa tanggung jawab Dia menjalani segala kehendak Allah untuk diriNya yaitu menempuh jalan sengsara menuju kematian di Golgota demi menyelamatkan manusia dan dunia.

       Di dalam dan melalui Yesus yang rela menderita sengsara memikul aib dan dosa manusia, berkorban dan mati di kayu salib dalam kehinaan, kerajaan Allah dinyatakan dibumi bagi manusia. Apa yang Yesus mohonkan dalam doaNya kepada Bapa, itulah yang Dia kerjakan dalam ketulusan dan kerendahan.

Jemaat yang kekasih dalam Tuhan,

       “Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga,” adalah doa kita sepanjang waktu. Tetapi kita tidak hanya bermohon melainkan menjadi pelaku permohonan itu, seperti yang Yesus teladankan. Tugas kita di masa kini adalah semakin memperjelas tanda-tanda Kerajaan Allah di bumi ini, dengan menjadi pelaku damai sejahtera, keadilan dan kebenaran sekaligus dalam ketaatan melakukan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari disemua aktifitas dan tanggung jawab sekarang dan seterusnya. Amin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Agenda

Peringatan Masuknya Injul di Tanah Banggai

21 Januari 1913 - 21 Januari 2024

 

KONVEN PENDETA-PENDETA SE-GPIBK

Tempat : Jemaat Syalom Poganda, Klasis Leme-Leme

Waktu : 16-17 September 2024

 

MAJELIS PEKERJA HARIAN SINODE GPIBK

Ketua:
Pdt. Anasir Suayong, S.Th, M.Th

Wakil Ketua I: Pdt. Hanok SK Maasi, S.Th

Wakil Ketua II: Pdt. Masye E. Pangkey, S.Th.,M.Th

Sekretaris:
Pdt. Beni Mombilia, S.Th

Wakil Sekretaris: Pdt. Yulis See, M.Th

Bendahara:
Pdt. Bernabas Sooai, S.Th

Wakil Bendahara: Pdt. Estinance Sondek, S.Th

MAJELIS PERTIMBANGAN

Ketua: Haran Pea, SH

Sekretaris: Pdt. Ruben Matade, S.Th

Anggota: Pdt. Efraim Baideng

MAJELIS PENGAWAS PERBENDAHARAAN

Ketua: Ir. Kondrad D Galala, MM

Sekretaris: Pdt. Yorim Yolisan

Anggota: Rasmon Baideng, M.Pd

Statistik
  • Jumlah gereja/jemaat: 131 jemaat
  • Jumlah anggota jemaat: 45.980 jiwa

Peta Lokasi