Salakan, GPIBK.org – Ada hal yang menarik dalam acara pembukaan Sidang VIII Sinode Am Gereja-gereja Sulawesi Utara Tengah dan Gorontalo (S-SAG SULUTENGGO) yang dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Oktober 2021 bertempat di BPU Kecamatan Tinangkung, Kab. Banggai Kepulauan (BanggaiKep).
Hal tersebut terlihat dari penampilan Sekretaris Jendral Sinode Am Gereja-gereja Sulawesi Utara Tengah dan Gorontalo (Sekjen SAG Sulutenggo), kalau biasanya dalam agenda seperti ini pasti pemimpin organisasi akan mengenakan baju seragam yang menonjolkan organisasi yang dipimpinnya.
Tapi penampilan yang beda dari Sekjen SAG Sulutenggo Pdt. Zakkaria Wahyu Widodo, M.Th yaitu Ia mengenakan baju batik khas Banggai Kepulauan yang bermotif Gagak Peling dan ubi Banggai yang merupakan ciri khas dari BanggaiKep.
Pdt. Zakkaria Wahyu Widodo, M.Th saat diwawancarai (8/10/2021) mengatakan bahwa salah satu ciri khas dari Asia adalah The Power of Culture (kekuatan budaya).
“Dalam sidang SAG Sulutenggo ini kami memakai baju batik bermotif Gagak Peling dan Ubi Banggai yang adalah simbol Banggai Kepulauan, bukan baju yang berlogo SAG Sulutenggo atau logo Oikumene,” ucap Sekjen.
“Kami bangga pakai simbol budaya Banggai Kepulauan, ini merupakan bahwa budaya Banggai Kepulauan sangat dihormati dalam persidangan gereja dan yang menaungi kegiatan Sidang VIII SAG Sulutenggo ini,” tambahnya.
Budaya Banggai Kepulauan itu nampak dalam persidangan ini yang dimana menyambut tamu bagaikan raja dengan penuh keramahtamahan serta sopan santu.
“Kiranya Banggai Kepulauan terus bersinar dengan kekuatan budayanya dan menjadi berkat bagi dunia, Banggai Kepulauan adalah matahari pagi yang kiranya akan terus bersinar dengan kekuatan budayanya dan menjadi berkat,” tutup Pdt. Zakkaria Wahyu Widodo. (AMOS)